Permainan akan dimainkan sampai pagi, dan jika sudah ada 10 pemain akan tereliminasi maka permainan akan selesai lebih cepat.
"Anjing!? Yang bener aja? 10 pemain!?" protes Suisei.
Permainan dimulai.
Aku akan menghitung sampai 60 detik.Satu...
Dua...
Tiga...
---
"Kita bersembunyi di sekolah aja gimana? Sistem juga ga ngelarang kita buat sembunyi di sekolah," ujar Anya.
"Ide bagus, kita juga bisa nyari Zeta," ucap Risu.
"Kalo gitu ayo cepat! Ntar keburu abis waktunyaa," ucap Kobo.
"Yaudah ayo!"
Risu, Iofi, Anya, Ollie, Kobo, dan Kaela pun pergi menuju ke sekolah dengan cepat. Sesampainya di sekolah, mereka langsung menuju ke kelas 9D.
Tetapi, sebelum sampai di kelas 9D, mereka mendengar suara aneh. Suara itu seperti benda berat yang diseret-seret di lantai, itu membuat semuanya takut.
Sreet sreetts...
Suara itu terdengar dengan jelas, dan semakin lama suara itu sudah tidak terdengar lagi."Suara itu menghilang, sepertinya kita aman sekarang," ucap Risu.
"Kalo gitu ayo segera ke kelas!"
"Oke."
Mereka pun menuju ke kelas, dan sesampainya di depan kelas mereka terkejut dengan darah yang ada di lantai. Darah itu berasal dari mayat yang diseret, suara benda yang diseret tadi adalah mayat.
Mereka juga menemukan beberapa helai rambut milik Moona yang berjatuhan, sepertinya ini mayat Moona.
"Moon...??" Iofi menangis dengan kencang, ia tak menyangka ini.
"Kak Moona...!?"
Suasana sangat sedih saat itu, mereka tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena Moona telah tiada. Karena Moona itu memiliki sifat dewasa dan tanggung jawab, itu membuat mereka merasa tak memiliki harapan lagi saat ini karena Moona sudah tidak ada.
Mereka pun akhirnya memilih untuk mengikuti bekas darah yang berada di lantai, mereka juga membagi kelompok untuk mencari Reine dan Zeta.
Risu dan Iofi akan mengikuti jejak darah ini, lalu Anya dan Ollie mencari Reine, sementara Kobo dan Kaela mencari Zeta.
–––
"Mar, kamu diem ya...," ucap Pekora dengan lirih kepada Marine karena mereka hampir ketahuan.
"Iya," jawab Marine.
"Bub aku takut," ucap Flare gemetar ketakutan.
"Sini peluk."
Flare dan Noel pun berpelukan, dan karena mereka berdua berbicara dengan nada keras, itu membuat mereka ketahuan.
"Flare anjing, Noel juga anjing," ucap Pekora dengan marah.
"Ya ma-"
DOR! DOR! DOR! DOR!
Mereka tertembak, dan Marine terkena di dada, Flare dan Noel di kepala, dan Pekora di lengan kirinya, itu membuat Pekora masih bisa kabur.Pekora langsung lari dan bersembunyi dibalik semak belukar, dirinya merasakan sakit dari lengannya yang tertembak.
Lalu karena Pekora sudah ketahuan tetapi tetap bersembunyi, badannya pun meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLOLIVE SCHOOL [END]
TerrorBerawal dari Risu yang kembali sekolah di HOLOLIVE SCHOOL. Lalu, melakukan kegiatan seperti hal umumnya yang dilakukan oleh para pelajar. Ya, tentunya belajar, main, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Namun, selang...