9. BUNGA SAKURA

188 25 27
                                    

Gadis Yamanaka itu sedang mengganti perban tangan Sasuke. Terkadang dia meringis saat melihat tangan palsu sang kekasih.

"Tidak sakit?" tanya Ino tanpa melihat tatapan Sasuke yang tidak meninggalkannya.

Sasuke hanya diam, membuat gadis bersurai mirip Barbie itu mendongak. Dia baru menyadari tatapan Sasuke dan seketika wajahnya merona. Ino melemparkan pandangannya ke arah lain, tiba-tiba gugup melanda hatinya.

"Tidak akan sakit kalau kamu menciumku," ucap Sasuke, membuat wajah Ino panas dan dia semakin menjauhkan pandangannya dari Sasuke.

"Apa jendela itu lebih menarik dari wajah tampanku?" tanya Sasuke saat Ino menolak untuk melihatnya.

"Hn," jawab Ino singkat, membuat Sasuke kesal karena jawabannya yang tidak memiliki makna.

"Jangan menjawabku dengan dua huruf, Ino," ucap Sasuke tanpa menyembunyikan kekesalannya.

Ino mengusir gugupnya, memaksa kedua aquamarine-nya melihat Sasuke. "Kamu juga sering menjawab orang lain dengan kata tak berarti itu. Kamu tidak menyadarinya?"

CK!

Sasuke semakin kesal saat kebiasaannya dijadikan senjata oleh Ino. Rasanya Ino ingin tertawa tetapi sebisa mungkin dia menahannya.

"Kenapa kamu menyebalkan setelah pulang dari pernikahan Naruto? Apa pria pucat itu mempengaruhimu? Apa panda Suna itu mengatakan sesuatu?"

Kali ini Ino tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia tertawa sampai puas, bahkan memegang perutnya karena tidak tahan. Kecemburuan Sasuke begitu berlebihan tetapi dia menyukainya.

Sasuke tiba-tiba menangkup wajah Ino dan mencium bibirnya dengan singkat . "Masih mau menertawaiku?"

Ino tercengang, tidak siap dengan ciuman tiba-tiba. Senyuman Sasuke terlihat saat menikmati wajah kekasihnya yang merona. "Aku lupa sesuatu," ucap Sasuke.

"Lupa?" Ino mengernyitkan keningnya.

"Itu bukan ciuman tapi kecupan."

Sasuke meraih tengkuk Ino dan tanpa aba-aba dia melumat benda kenyal yang dilapisi lipstik. Sasuke melihat Ino masih membuka mata, namun perlahan gadisnya itu memejamkan mata. Mendapatkan respon yang baik, Sasuke pun melanjutkan aksinya.

Tangan Ino mendarat di dada Sasuke, ciuman pria itu begitu memabukkan. Dia mulai menyerah saat paru-parunya membutuhkan pasokan oksigen.

Sasuke menyeka bibir basah Ino dengan jarinya. "Terima kasih," ucapnya. Sasuke tidak pernah mengucapkan maaf dan terima kasih kepada orang lain. Dua kata berharga itu hanya dia berikan kepada pemilik hatinya.

Ino melingkari leher Sasuke dengan kedua tangannya, mata aquamarine-nya bertemu dengan mata onyx Sasuke. "Aku sangat mencintaimu, Uchiha. Kamu tahu itu, kan?"

"Hn, aku tahu."

Kemudian Ino membenamkan wajahnya di dada lebar milik Sasuke. "Aku takut kehilangan kamu, Sasuke. Aku tidak mau berpisah darimu." Entah mengapa ketakutan itu tiba-tiba menyerang hati Ino. Tatapan Sakura saat di pernikahan Naruhina membuatnya dilema.

Sasuke memeluk Ino dengan kedua tangannya. "Kenapa kamu mengatakan itu? Apa kamu pikir aku akan meninggalkanmu?" Sasuke merasakan kebahagiaan, rasanya berbeda ketika dia bisa memeluk Ino dengan kedua tangannya.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu kenapa aku tiba-tiba memikirkan itu."

Sasuke mencium puncak kepala Ino dengan mesra. "Jangan memikirkan kebodohan seperti itu. Aku akan melakukan perjalananku yang terakhir, setelah itu kita akan menikah. Kakashi sudah setuju kalau aku akan menjadi Shinobi seperti Naruto. Perjalanan penebusan dosaku sudah selesai."

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang