23. TEMPAT PULANG

96 12 12
                                    

Ino tiba di tempat latihan namun dia tidak menemukan siapa pun di sana. Dia celingak-celinguk untuk mencari, namun tak ada pertikaian yang terjadi di sana. Bahkan dia tidak menemukan siapa-siapa.

"Apa Tenten membohongiku?" gumam Ino, detik kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Tenten bukan orang seperti itu? Tidak ada gunanya dia membohongiku."

Mendadak Ino membeku saat sebuah suara dari belakangnya membuatnya merinding.

"Kau masuk ke dalam jebakanku, Nona." Suara itu dingin dan penuh dengan ancaman. Ino hendak berbalik badan, tetapi entah mengapa suara itu membuatnya sangat takut. Ino tidak bisa berbalik badan seolah-olah kedua kakinya mengakar di tanah.

Pemilik suara itu semakin mendekat dan menarik kedua tangan Ino ke belakang.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Ino saat pria itu mengingat kedua tangannya.

"Jangan membantah, Nona. Ikut aku jika kau ingin kekasihmu selamat."

Sekali lagi Ino ingin melihat ke belakang tetapi ketakutannya membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa. Meski begitu, Ino tetap mencoba untuk menantangnya dengan kata-kata. "Apa yang kau lakukan pada Sasuke? Aku akan membunuhmu jika dia terluka."

Pria itu menyeringai sembari mengambil penutup mata dari sakunya. "Jangan bicara jika kau ingin kekasihmu selamat!" dia mengancam lagi. Kemudian dia menutup mata Ino. "Diam saja dan ikuti langkahku! Aku akan membawamu pada kekasihmu yang berharga."

"Brengsek!" Ino mengumpat, hendak melakukan sesuatu, namun tubuhnya tidak bisa bekerja sama dengannya. Entah apa yang dilakukan laki-laki misterius itu padanya.

"Sudah aku katakan jangan berisik!"

Mau tidak mau Ino harus mengikuti langkah pria itu. Ino tidak bisa melihat apa-apa, dia hanya berjalan sesuai dengan tuntunan pria bertopeng.

Ino menghentikan langkahnya tatkala pria itu juga berhenti. "Kita sudah sampai? Di mana Sasuke? Lepaskan aku!" tanya Ino sambil berusaha melepaskan tali di pergelangan tangannya.

"Diam dan coba nikmati sekitarmu!"

Ino ingin sekali marah tetapi dia juga takut sesuatu yang buruk akan terjadi kepada kekasihnya. Dia tahu Sasuke adalah ninja terkuat selain Naruto, tetapi ninja terkuat pun tidak bisa lepas dari maut. Apalagi Ino tidak mengenal chakra pria di belakangnya, Ino tidak bisa menebak kekuatan yang dia miliki.

Ino diam, hidungnya mulai menerima aroma menyenangkan dari sekitarnya. "Aku mencium aroma bunga-bunga. Di mana kita?" Ino bertanya lagi. Aroma menyenangkan dari bunga-bunga membuatnya sedikit rileks, namun dia tetap waspada. Musuh sedang berdiri di belakangnya.

Tempat itu telah dihias dengan bunga-bunga, dan sepuluh langkah di depan Ino terdapat sebuah meja dan dua kursi.

Pria bertopeng itu melepaskan tangan Ino dan dengan cepat Ino membuka penutup matanya. Ino tercengang, tempat itu terlihat begitu indah. Kelopak dari berbagai jenis bunga bertaburan di tanah dan dia melihat seorang pria berdiri dengan posisi memunggunginya.

"Sasuke?" gumam Ino. Meskipun pria itu tidak menoleh tetapi dia tahu pria itu adalah kekasihnya, pria yang telah membuatnya mengenal cinta.

"Temui kekasihmu!"

Ino berbalik untuk melihat siapa di belakangnya, namun dalam sekejap mata pria itu tak terlihat lagi. "Aneh sekali," gumam Ino. Namun, Ino tidak ingin berlama-lama dengan pikiranya. Dia mengembalikan pandangannya ke punggung Sasuke.

Dengan langkah perlahan Ino berjalan ke tempat Sasuke. Ino melihat meja di depannya, membuatnya mengernyit lagi. Apakah Sasuke yang menyiapkan semua makanan yang ada di atas meja? Sejak kapan kekasihnya menjadi romantis? Tidak ingin makanan menghambat keingintahuannya, Ino melangkah lagi.

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang