19. TETAP MENCINTAI

160 19 10
                                    

Samar-samar Sasuke mendengar lenguhan lemah dari ranjang, membuatnya mengalihkan pandangannya dari jendela ke wajah wanitanya.

"Sayang," panggil Sasuke, kakinya segera melangkah ke Ino. Setelah menunggu dua hari, akhirnya wanitanya mendapatkan kesadarannya.

Mata sayu Ino melihat kekasihnya, senyuman tipis menyebar di wajah pucatnya. Sasuke membungkuk dan segera membawa Ino ke dalam pelukannya.

"Kamu membuatku takut, Ino. Apa tidak cukup kamu menyiksaku dengan merindukanmu? Kenapa kamu membuatku hampir putus asa?" Sasuke lega tetapi ada kekesalan di dalam perkataannya. Selama dua hari dia hanya bisa memendam kemarahan dan kesedihannya.

Ino tersenyum, kata-kata Sasuke menghangatkan hatinya. Ketakutannya tidak terjadi, Sasuke datang untuk dirinya. Ino mengangkat tangannya, hendak membalas pelukan Sasuke. Namun, senyuman Ino perlahan lenyap, keningnya mengernyit karena dia tidak bisa mengangkat tangannya.

"Sasuke, kenapa-"

Sasuke mendadak tegang, dia takut Ino bertanya tentang kondisinya. Sasuke mengeratkan pelukannya, tidak sanggup bila harus melihat kekecewaan dan kesedihan di wajah Ino.

"Sasuke, a-aku ti-tidak bisa-" Kalimat Ino berhenti, kepalanya memikirkan banyak hal.

"Sasuke," panggil Ino lagi. Dia benar-benar takut, Ino berharap apa yang dia pikirkan tidak terjadi. "Lihat aku, Suke."

Sasuke dengan berat melepaskan pelukannya, dia memberi jarak agar bisa melihat wajah Ino. Sasuke mengusap wajah kekasihnya, dia mencoba terlihat baik-baik saja, menyembunyikan kekecewaannya kepada dirinya sendiri. "Aku janji akan melakukan apapun untukmu. Kamu akan baik-baik saja," ucap Sasuke.

Ino mencoba mengangkat tangannya lagi, tetapi dia tidak bisa. Ino menggerakkan kakinya tetapi dia tidak merasakan apa-apa. "A-apa yang terjadi padaku? Ke-kenapa aku tidak bisa bergerak?"

Pintu terbuka, Tsunade masuk bersama dengan ibu Ino.

"Ino," panggil Ibu Ino sambil berjalan cepat dan segera memeluk Ino. "Akhirnya kamu bangun, sayang. Kasan sangat takut."

Tsunade melirik Sasuke tanpa mengatakan apa-apa. "Saya senang kau sudah bangun, Ino," ucap Tsunade saat pandangannya pindah ke Ino.

Ino melihat ruangan itu, dia tahu ruangan itu bukan rumah sakit Konoha. "Kenapa Tsunade-sama ada di sini?" tanya Ino. Kepalanya disibukkan dengan beberapa pertanyaan dan hatinya mulai gelisah dan takut.

"Kita akan kembali ke Konoha," ucap Tsunade tanpa membalas perkataan Ino.

Sebenarnya Ino masih memiliki tugas untuk menjelaskan beberapa tanaman kepada ninja medis Suna, namun Tsunade tidak membiarkan Ino tetap di sana. Selain itu, kemungkinan besar Sasuke akan menghancurkan rumah sakit Suna bila hal itu terjadi. Bagaimana pun juga pengobatan di Konoha lebih bisa diandalkan karena ada Tsunade di sana.

Ino melihat ibunya dan menemukan sang ibu sedang menahan tangisannya. Ino melihat Sasuke, prianya terlihat dingin namun tidak bisa menyembunyikan kesedihan di matanya.

"Apa yang terjadi? Bisakah kalian memberitahuku?" tanya Ino.

Ibu Ino hendak membuka mulutnya tetapi suaranya tercekat di tenggorokannya. Dia tidak tega memberitahu Ino.

Ino mencoba menggerakkan tangan dan kakinya lagi tetapi dia tidak merasakan apa-apa.

"Ino, kau lumpuh," ucap Tsunade. Terpaksa dia mengambil alih untuk memberitahu kenyataan pahit itu. Ino akan tetap memaksa meskipun mereka bertiga berdiam diri.

"Ti-tidak mungkin, Tsunade-sama! Saya berusaha untuk tidak tidur, tidak mungkin saya-" Ino terdiam saat dia memanggil kembali ingatannya. Dia pingsan saat Tadashi melepaskan tubuhnya dengan kasar. Pertarungan para ninja membuat kepalanya semakin pusing dan dia tidak bisa menjaga dirinya.

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang