12. ULANG TAHUN

182 21 21
                                    

Shizune dan Tenten bingung saat mereka tidak menemukan Ino di dalam kamar.

"Mungkin dia sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan untuk kita," ucap Shizune. Dia mencoba bersikap positif. Mereka memang terlambat bangun karena perjalanan kemarin begitu melelahkan.

"Aku akan mencarinya," ucap Tenten. Setelah menggosok gigi dan membasuh wajah, Tenten meninggalkan kamar mereka.

"Apa kau melihat temanku? Dia cantik, memiliki rambut pirang panjang," tanya Tenten pada salah satu penjaga penginapan.

"Cantik dan rambutnya pirang panjang?" Penjaga penginapan itu mencoba berpikir. "Oh, sepertinya aku tahu siapa temanmu."

Penjaga penginapan itu mengajak Shizune dan Tenten ke ruang makan yang tersedia di penginapan. Betapa terkejutnya mereka saat melihat Sasuke dan Ino sedang menikmati makanan. Shizune tersenyum, dia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi. Sekarang dia mengerti mengapa Kakashi memilih Ino untuk menemaninya. Alasan Sakura harus istirahat hanyalah kata-kata omong kosong. Kakashi pasti sengaja melakukannya.

Sementara Tenten? Dia melongo hingga sebuah apel bisa masuk ke mulutnya. Dia tidak pernah mendengar kedekatan Sasuino dan melihat mereka sekarang membuatnya terkejut. Apalagi dia bisa melihat senyuman Sasuke tertuju pada gadis perangkai bunga itu.

Tenten menepuk wajahnya sendiri, masih tidak percaya dengan apa yang di depan matanya.

"Kau tidak bermimpi, Tenten. Mereka memang sepasang kekasih," ucap Shizune seakan-akan bisa membaca isi kepala kunoichi bercepol dua itu.

"Bagaimana dengan Sakura? Bukankah Sakura mencintai Sasuke?"

Shizune mengedikkan bahunya. "Tidak ada yang bisa menebak cinta, Tenten." Shizune menghampiri mereka dan menepuk punggung Ino dari belakang.

Tenten mengikuti Shizune, masih bingung dengan situasi yang terjadi. Sasuke tersenyum, itu sungguh tidak masuk akal.

"Aku mencarimu karena kau tidak ada di kamar," ucap Shizune.

Ino memerah, dia sangat malu saat Shizune melirik Sasuke. "Maafkan aku." Ino menundukkan kepalanya, rasanya dia tidak sanggup menanggung malu. Sementara Sasuke, pria bersurai gelap itu tampak cuek dan melanjutkan sarapannya.

"Sasuke, bukankah kau harus kembali ke tempatmu? Misimu bukan di sini," ujar Shizune dan yang dia dapatkan adalah lirikan tajam dari Sasuke.

"Ino akan sibuk, lebih kau juga kembali ke misimu." Shizune masih menambahkan.

"Bukan urusanmu, Shizune!" Suara dingin dan sarkas Sasuke mengubah atmosfer di ruangan itu.

Ino mencubit lengan Sasuke seraya berbisik. "Bersikap sopanlah pada Shizune senpai. Dia lebih tua dari kita."

"Aku tidak peduli!" Sasuke juga menjawab dengan suara pelan.

"Kalau begitu aku tidak akan menciummu lagi." Ino berbisik dan suaranya yang hampir tak terdengar itu sangup membuat Sasuke kesal.

"Kenapa bisa begitu? Dia tidak ada hubungannya dengan—"

"Senyum sekarang atau aku akan menghukummu."

Sasuke mendesah pasrah. Dia melihat Shizune dan memberikan senyuman setipis tissue, hampir tak terlihat.

Tenten duduk dan tak lama kemudian sarapan mereka disajikan di atas meja. Tenten tidak bisa berkata-kata ketika hal di depannya begitu langka. Dia melihat Sasuke sedang memeluk pinggang Ino, bahkan mata berbinar ketika Ino menyuapkan makanan ke mulutnya.

***

Tim Shizune membutuhkan waktu lebih lama dari yang dibutuhkan. Sudah empat hari mereka di desa itu, namun pasien masih banyak yang belum tertangani. Dia memang tidak sehebat Sakura tetapi dia sangat membantu pekerjaan Shizune. Sementara Tenten, kunoichi penggila alat ninja itu membantu ninja medis dengan menyimpan obat-obatan di gulungannya dan mengantarnya ke rumah warga.

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang