29. BERKUMPUL KEMBALI

88 8 1
                                    

Ino mengusap perut besarnya, kerinduannya teramat besar untuk Sasuke. Dia mengusap perutnya sambil meneteskan air mata. "Apa kau merindukan tousan-mu? Kachan sangat merindukannya."

Ino melihat cincin pernikahannya dan menciumnya. "Kembalilah, Sasuke."

Tiba-tiba Ino merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.

"Kenapa sakit sekali?" Ino mencoba menahan perutnya, dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada bayinya. Ino mencoba tenang, tetapi itu tidak mengurangi rasa sakitnya. Tidak ingin mengambil resiko, Ino berusaha bangkit dari ranjangnya. Sambil menahan sakit yang luar biasa dia memaksa dirinya untuk meninggalkan kamar. Ino merintih dan tanpa sadar dia selalu menyebutkan nama suaminya. Dengan sisa tenaga yang ada, Ino memaksa dirinya untuk membuka pintu.

"Ino!" teriak Sakura. Gadis musim semi itu sengaja datang untuk memeriksa Ino, tidak disangka dia datang di waktu yang tepat.

Sakura segera membantu Ino yang hampir tergeletak di lantai. "Apa yang terjadi, Ino?"

"Ini sakit sekali, Sakura. Tolong aku."

Sakura tidak perlu berpikir, dia tahu apa yang harus dia lakukan. Sakura memapah Ino, dengan susah payah membawanya ke rumah sakit. "Bertahanlah, Ino. Dengarkan suaraku, jangan pingsan!"

***

Shizune memeriksa Ino yang masih kesakitan. "Ino, kau harus melahirkan sekarang. Kau mengalami kontraksi," ucap Shizune.

"Ta-tapi—" Di tengah kesakitannya Ino berusaha menjawab. Jadwal kelahiran bayinya seharusnya dua Minggu lagi, tetapi entah mengapa dia harus melahirkan di waktu yang tidak ditentukan.

"Kau dan bayimu akan baik-baik saja, Ino. Tidak perlu khawatir." Shizune menenangkan Ino.

***

Sasuke berdiri di depan rumahnya. Pintu rumahnya terbuka, pertanda ada orang di sana. Sasuke melangkah cepat, tidak sabar untuk memeluk Ino. Meski dia memeluk Ino di masa depan, tetap saja dia merindukannya.

"Tadaima," ucap Sasuke. Dia membuka sepatunya, mencari keberadaan Ino, namun dia tidak menemukan siapa-siapa. Dia ke kamar, ruangan itu pun kosong.

"Ke mana dia?" gumam Sasuke. Rumah terbuka, seharusnya istrinya ada di rumah.

Sasuke menelusuri rumahnya namun sang istri tidak ada. Mulai khawatir, Sasuke segera keluar rumah. "Ino!" panggil Sasuke sambil mengedarkan pandangannya.

Sasuke terus melangkah, tanpa sadar langkah kakinya telah membawanya semakin jauh dari rumah. Sasuke mulai panik, dia takut terdampar di dimensi yang lain.

"Ino, Ino, aku mohon." Sasuke menyebutkan nama istrinya di tengah kepanikannya.

Sasuke tidak menemukan istrinya. Dia mulai ragu dengan dirinya sendiri. Gulungan itu seperti mempermainkannya. Dengan langkah gontai Sasuke kembali ke rumahnya. Namun, telinganya mendengar suara dari rumah. Sasuke bergegas masuk, dan....

"Sakura?" Sasuke terkejut melihat rekan timnya ada di rumahnya. Panik dan cemas mulai menggerogoti Sasuke. Dia tidak mau kembali ke dimensi itu lagi. Dia hanya menginginkan Ino sebagai istrinya.

"Sasuke?" Sakura juga terkejut. Dia berdiri dan menghampiri Sasuke. "Kau Sasuke, kan?" Sakura hendak menyentuh wajah Sasuke namun dengan cepat Sasuke menyingkirkan tangannya.

"Jauhkan tanganmu dariku!" Sasuke marah, lebih tepatnya dia marah kepada dirinya sendiri. Dia merutuki dirinya sendiri karena salah masuk dimensi.

"Memang benar kau adalah Sasuke. Hanya kau yang bisa bersikap kasar padaku."

Sasuke menaikkan salah satu alisnya, kemudian dia ingin pergi.

"Ino akan melahirkan, Sasuke."

Perkataan Sakura sanggup mengunci pergerakan Sasuke. Pria itu bergeming, tidak mampu untuk berbalik badan.

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang