21. PASANGAN BUCIN

139 16 11
                                    

Ino ingin protes, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Sasuke selalu memeluknya seolah-olah dia akan pergi meninggalkannya.

"Sasuke, aku kepanasan," ucap Ino sambil mengusapkan kepalanya di dada Sasuke, berharap sang pria akan melepaskannya.

"Kamu kepanasan?" tanya Sasuke, kemudian dia mencium pipi Ino. "Aku tahu itu hanya alasanmu saja."

Ino memberenggut, pipinya mengembang, membuat wajahnya semakin menggemaskan di mata Sasuke.

"Apa kamu sedang menggodaku?" tanya Sasuke, sedikit melonggarkan pelukannya. Dia menangkup wajah Ino dan memberikan ciuman singkat di bibirnya.

Ino merasa serba salah. Kekasihnya selalu punya kalimat untuk mengalahkannya. Entah sejak kapan Uchiha terakhir itu memiliki banyak stok kata.

"Sasuke," panggil Ino, aquamarine-nya fokus kepada onyx Sasuke.

"Hn," balas Sasuke, tangannya sedang menyelipkan helaian rambut Ino ke belakang telinga.

"Bagaimana kalau Tsunade-sama tidak mendapatkan obat untukku? Bagaimana kalau aku lumpuh seumur hidup? Aku tidak akan bisa menjadi istri yang baik untukmu."

"Hei, apa yang kamu bicarakan? Tsunade pasti menemukan obat untukmu. Kamu tahu, kan kalau dia adalah ninja medis terbaik? Bahkan lima negara mengakuinya."

Ino menghela napas berat. "Lihat aku, Sasuke! Aku tidak bisa melakukan apa-apa."

Sasuke mengusap lengan Ino dengan penuh kasih sayang. "Kamu masih bisa melakukan banyak hal," balas Sasuke. Dia mengambil rambut Ino dan menghirup baunya.

"Apa yang bisa aku lakukan dengan tubuh seperti ini?"

"Kamu masih bisa berbicara dan aku menyukai suaramu. Yah, meski sebenarnya aku tidak suka saat kamu ngomel. Kamu tahu? Senyumanmu adalah vitamin untukku dan aku masih bisa mendapatkannya. Yang paling penting, kamu masih bisa menciumku dan aku bisa melakukan apa pun padamu." Sasuke mendekatkan hidungnya ke leher Ino dan menghirup aroma bunga dari wanitanya. "Bau tubuhmu memberiku semangat." Kemudian Sasuke memberikan gigitan sensual di sana. "Aku menyukai semua hal tentang dirimu."

"Sasuke, jangan menggigitku! Bagaimana kalau kasan melihatnya?"

Sasuke terkekeh, kemudian dia menjilat kulit mulus Ino. "Aku tidak menggigitmu, kasan tidak akan melihatnya."

Rasanya Ino ingin sekali menjambak rambut hitam Sasuke, tetapi yang bisa dia lakukan hanya menggembungkan pipinya. "Aku tidak akan mengampunimu, Sasuke-kun."

Sasuke terkekeh lagi, dia selalu bisa menunjukkan kebahagiaannya di depan Ino. Entah sudah berapa kali dia tertawa karena berhasil menggoda calon istrinya. Di depan Ino dia bisa berbicara banyak dan tertawa. Sasuke adalah introvert akut, tetapi sebenarnya introvert bisa menjadi banyak bicara saat bertemu dengan orang yang tepat. Orang tepat itu adalah Ino, calon istrinya.

"Kamu mau makan apa? Aku akan membuatkannya untukmu," tanya Sasuke. Perutnya sudah memberikan signal lapar dan dia tahu kekasihnya pun pasti lapar.

"Apa pun akan aku makan," jawab Ino, dia tidak ingin membebani Sasuke. Tentu bungsu Uchiha itu lebih suka bertarung daripada memasak, tetapi sejak kemarin pria itu berusaha menghidangkan makanan apa pun yang Ino inginkan.

"Tidak, sayang. Kamu harus menyebutkan nama makanannya. Jangan membuatku bingung," balas Sasuke. Itulah perbedaan pria dan wanita. Di saat wanita tidak ingin membebani, sang pria justru membutuhkan jawaban pasti.

"Hmmm," Ino tampak berpikir, kemudian dia menyebutkan nama makanannya. "Aku mau yakisoba, tapi kamu tidak perlu memasaknya. Kamu bisa membelinya," ucap Ino. Tetap saja dia tidak ingin menyibukkan kekasihnya di dapur.

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang