22. RAMUAN

132 16 21
                                    

Sasuke berdiri di samping ranjang Karin, dia memperhatikan wajah mantan rekannya. Pagi sekali dia datang ke rumah sakit hanya untuk memeriksa apakah Karin sudah bangun atau belum.

"Tadi malam dia sudah bangun, Sasuke-kun," ucap Sakura saat masuk ke dalam ruangan. Dia membawa obat dan cairan infus untuk Karin.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Sasuke tanpa menoleh kepada Sakura. Sasuke memang tidak pernah mengatakannya secara gamblang, tetapi jauh di lubuk hatinya dia selalu merasa bersalah kepada gadis bersurai merah itu. Karin selalu membantunya, tetapi dengan tega dia pernah hampir melenyapkannya. Karin tidak pernah merengek pada Sasuke, gadis itu melakukan banyak hal untuk membantu misinya. Bahkan saat Sasuke memilih Ino, Karin hanya tersenyum dan mengatakan jika yang paling dia inginkan adalah kebahagiaan Sasuke.

Sakura melihat Sasuke yang masih memperhatikan Karin. Ada perasaan cemburu, tetapi dia mengabaikannya. Sakura harus merelakan Sasuke untuk sahabatnya karena itulah yang terbaik. Perjalanan misi ke hutan larangan dan percakapan terakhirnya dengan Sasuke membuatnya sadar. Sebesar apa pun usahanya, pada akhirnya dia yang akan berjuang sendiri.

"Kemungkinan besar tiga hari lagi Karin akan pulih secara total," ucap Sakura saat mengganti infus Karin.

Karin membuka matanya dan tersenyum saat melihat orang yang paling dia cintai berdiri di sampingnya. "Apa kau mencemaskanku, Sasuke-kun?" tanya Karin, hanya untuk menggoda Sasuke.

"Tidak!" jawab Sasuke dingin dan tanpa ekspresi.

Karin terkekeh dan berusaha untuk duduk. Sakura membantu Karin sambil melirik Sasuke. Dia memang tidak bisa mengharapkan pria itu untuk peka kepada gadis lain selain Ino. Itulah yang membuat Sakura semakin yakin dengan keputusannya. Sasuke dingin kepada semua orang tetapi dia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Sasuke dengan telaten merawat Ino.

"Bagaimana keadaan Ino?" tanya Karin saat mendongak pada Sasuke.

"Masih sama," Sasuke menjawab singkat.

"Jangan khawatir, Sasuke. Ino akan baik-baik saja."

"Hn,"

Sasuke merasa tidak memiliki kepentingan lagi di ruangan itu, jadi dia keluar tanpa mengatakan apa-apa. Sakura hanya bisa menghela napas panjang. Sikap dingin Sasuke hanya akan membuat masa depannya dipenuhi dengan kesepian. Meskipun dia ninja yang sangat kuat, tetapi dia masih seorang wanita. Wanita membutuhkan waktu dan telinga prianya. Wanita paling mandiri pun ingin dimanja oleh pasangannya. Beruntung Sakura menyadarinya sebelum dia terlanjur lebih gila karena cintanya.

"Kenapa, Sakura? Apa kau masih menginginkan Sasuke?" tanya Karin.

Sakura menggelengkan kepalanya tetapi tatapan sendunya tidak bisa dia sembunyikan dari Karin. "Kata-katamu di hutan larangan membuatku sadar, Karin. Terima kasih."

FLASH BACK

Naruto dan Lee sedang membakar ikan, sementara Karin dan Sakura duduk di tepi danau dengan kedua kaki mereka masuk ke dalam air.

"Kenapa kau bisa melupakan Sasuke-kun?" tanya Sakura tanpa menoleh kepada Karin. Dia tahu gadis bersurai merah itu juga mencintai Sasuke.

"Aku tidak melupakan Sasuke. Aku masih mencintainya sama seperti pertama kali aku melihatnya. Sasuke adalah pahlawan bagiku. Dia menyelamatkan nyawaku di saat semua warga hanya menginginkan kesembuhan dariku."

Sakura tertarik, kemudian dia menoleh pada Karin. "Tapi kau tidak memperjuangkan cintamu. Aku rasa itu bukan cinta."

Kata-kata Sakura membuat Karin terkekeh. "Memperjuangkan cinta seorang diri hanya akan membuat kita rugi, apalagi kita tahu dia sudah mencintai orang lain. Aku memang mencintai Sasuke, tapi memilikinya bukanlah obsesiku. Aku lebih suka dia bahagia dan tertawa dengan orang yang dia cintai. Hidup Sasuke itu penuh kepahitan, dia butuh seseorang yang bisa memberikan rasa manis padanya. Itu bukanlah aku."

STAY WITH ME (Sasuino)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang