SU.13 Mawar Merah

653 100 30
                                    





















































































































































Pulang dari kerja, lempar tas lelah, belum ganti baju, apalagi mandi, Film langsung tarik 10 mawar berikutnya, jadi dari nomor 21 sampai 30.

Baca sambil rebah seluruh badannya di atas ranjang, Film mulai buka surat di mawar ke 21.

"Gue kepikiran deh Film sama lo dan Perth! Gilaa! Gue mau tutup mata aja ada bayangan kalian berdua, fantasi liar gue bermain.

Namtan itu jarang kesal. Cuma sekalinya, ternyata dibuat uringan nggak terkira kayak gini. Film nggak ada niat sama sekali kok, buat anak orang kepikiran. Pertemuan sama Perth hanyalah kebetulan yang memang terbaca. Mereka alumni sekolah yang sama, sekelas pula, jadi reuni tetap akan terjadi.

Padahal sudah kapan tahun nggak ketemu. Film sampe lupa, entah kapan terakhir bertemu muka sama mantannya ini. Awal-awal semester pas kuliah mungkin? Itupun kalo nggak salah juga. Saking lamanya. Udah lama banget, lamanya mirip tahap studi Namtan yang belum usai.

Film gampang lepas?

Lumayan jadi perdebatan hati. Nggak semudah itu juga rela bebaskan Perth dari hatinya. Perth sama baiknya kayak Namtan, minusnya memang anak baik-baik, tanpa jejak cerita kenakalan berisiko mirip Namtan.

Cuma kalo bilang dia belum move on juga keliru. Film sakit hati itu betul, tapi nggak bikin Perth hidup dalam bayang-bayangnya hingga berlarut-larut. Namun, kalo ini pembahasan hati, rasanya juga sedikit salah main klaim sendiri. Nggak ada yang lebih labil dari perasaan. Dan semua manusia paham ini.

Gue khawatir? Iya. Tapi gue percaya sama lo, sepenuh hati gue."

Senyum sekarang bukan hal aneh lagi untuk Film pajang di muka. Namtan mulai kasih alasan nggak terjelaskan itu.

Mawar ke 22.
"Senyum kucing lo, lucu banget!"

"Emang!" Film nyengir sendiri. Sambil tarik dan buka surat di mawar ke 23.

"Iyakan? Gue pernah, baru kemarin kali, klaim bahwa senyum lo manis banget, demi Film, gue berani sumpah!"

"Ini bisa stop nggak sih bahas senyum mulu?!" Itu celoteh, sambil senyum tapi. Film stres nih takutnya.

Mawar 24.
"Hal lain yang membuat gue makin yakin minta gue mikir tunangan, adalah lo berani dan nggak ambil hati soal Pansa.

Film geleng keberatan. "Nggak ada ya! Gue pundung berhari-hari sama adek lo itu! Gue berani karena gue kesel aja!"

Sorii banget bahas mantan lagi, tapi banyak yang kicep pas ketemu Pansa. Pansa bukan nggak mau gue bahagia punya pacar atau gimana, tapi dia punya tipe tertentu, katanya sih, kalo sayang mereka tetap bakal gaskeun, logikanya karena yang jalin ini cuma gue sama seseorang ini, bukan sama Pansa. Dan lo.. lo ngelawan Pansa. Film Rachanun? Lo udah sesayang itu kah sama gue?"

"Pedenya ya Tuhan!!" Film geleng kepalanya nggak habis pikir, puter mata juga. Senyum juga deng. "Cuma dikit ya! Dikit! Karena lo masih bandel!"

25.
"Becanda! Pasti tadi misuh galak-galak ya?"

Mawar merah ke 26.
"Btw, lama-lama capek juga tangan gue, mana masih banyak, sampe 99. Pansa requestnya ngarang banget. Tapi nggak apa-apa, soalnya nulisnya buat lo. Lo bahagia terus ya? Soalnya gue suka tiap lo senyum."

Semester UsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang