15

778 143 51
                                    

setelah sampai di chapter ini, kira-kira kalo bacain ulang chapter 12 pada mewek gak ya><hehehehe•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah sampai di chapter ini, kira-kira kalo bacain ulang chapter 12 pada mewek gak ya><
hehehehe
•••

Pikir Chanyeol di sisa umurnya yang ia jalani sekarang ini hanya harus berpasrah dengan keadaan.

Rupanya tidak.

Seakan ada cahaya titik kecil yang berusaha menerangi gelapnya hidup Chanyeol—meminta untuk di perjuangkan.

Tapi tidak pernah terbayangkan dengan cara seperti ini semesta membangunkan dirinya untuk berjuang. Bagaimana bisa? Kekasihnya yang ia pikir sudah berbahagia di benua lain terbaring lemah di sebuah kamar hotel dengan penuh alat medis menghiasi?

Hancur sekali hati Chanyeol.

Chanyeol masih ingat jelas di hari itu, dimana seminggu setelah pengumuman kelulusan pasca ujian akhir sekolah berakhir—di suatu portal sosial media, Baekhyun selaku anak dari seorang konglomerat terkenal di Seoul tengah melanjutkan hidup di Inggris. Tuan Byun melalui interview singkat oleh para rekan media menyatakan ia memasukkan Baekhyun ke suatu asrama pendidikan kedisiplinan di Inggris sembari mendukung hobi sang anak yang senang dengan otomotif dan bermain piano.

Jujur saat itu Chanyeol kecewa. Karena Baekhyun sama sekali tak menghubunginya lagi.

Namun berusaha untuk tetap berdamai dengan keadaan di sela keterpurukannya, berpikir positif bahwa Baekhyun sedang menata kembali masa depannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Tidak masalah.

Lagipula siapa Chanyeol yang berberat hati? Ia hanya kekasih jaman pubertas saat sekolah tingkat akhir. Tidak mempunyai hak untuk meminta kejelasan.

Menyesal? Tentu.

Kini Chanyeol lagi-lagi harus berusaha waras dan pelan-pelan berpikir jernih darimana ia harus memulai unruk mencari tahu, ada apa dengan Baekhyun.

Shift miliknya telah selesai.

Petugas kebersihan hanya di perbolehkan masuk ke kamar president suite itu 2 kali sehari. Pagi dan sore hari. Chanyeol tidak memiliki banyak kesempatan untuk menemani si mungil, apalagi dengan waktu yang terbatas.

Dengan berat hati ia mengganti pakaiannya dan mulai berjalan meninggalkan gedung tinggi itu sembari berjalan kaki di tepian jalan. Sesekali menoleh menatap hotel itu dengan perasaan berkecamuk.

Tak memutuskan untuk langsung pulang, ia menyambangi sebuah kedai kecil untuk makan malam dan duduk sembari berpikir. Hingga ia memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya dan berselancar di portal media untuk mencari informasi.

Dengan cekatan Chanyeol mengeluarkan buku saku dan mencatat beberapa hal yang ia peroleh dari sana.

"Baekhyun-ah, aku akan mencarikan keadilan untukmu" bisiknya bermonolog.

LOVERS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang