9

1K 172 32
                                    

Sebenarnya Chanyeol cukup khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebenarnya Chanyeol cukup khawatir.

Sudah terhitung hampir 2 minggu dan Baekhyun kerap menyambangi kediamannya dengan kondisi yang tak tertebak—namun memprihatinkan. Kira-kira setiap 2 hari sekali si mungil menghubunginya dan berkata bahwa ia berada di bawah tangga gedung flat yang di tinggali Chanyeol.

Secepat kilat tentu Chanyeol menghampirinya sudah dengan membawa kotak obat.

Sudut bibir yang terluka—paling sering. Mungkin akibat tamparan hebat yang di terima oleh Baekhyun.

Kadang mata lebam membengkak.

Atau betis yang memar membiru sakit akibat cambukan yang kadang meninggalkan goresan perih. Begitu juga pada punggung ringkih si mungil.

Telapak tangan yang lecet karena menerima cambukan.

Kadang memar leher pasca tercekik. Pun hidung yang tak berhenti mengeluarkan darah segar.

Benjolan pada kepala.

Entahlah. Hati Chanyeol ikut sakit.

Ia tidak tahu sejauh apa hubungan keluarga Baekhyun hingga kekerasan seperti ini telah terjadi. Bukankah ini salah? Ini sudah termasuk tindakan kriminal kan?

Tapi Chanyeol harus bagaimana? Bukankah ini adalah urusan keluarga Baekhyun? Apakah ia menyalahi aturan privasi jika melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib?

Chanyeol tidak tega, sungguh.

Apalagi ujian akhir semakin dekat. Seharusnya mereka lebih sering belajar bersama untuk menambah ilmu. Tapi kini Chanyeol semakin tidak fokus—meski ia sudah pandai; karena memikirkan hidup Baekhyun yang begitu keras.

Di balik perkataan yang kerap merendahkan atau meledek, dengan mimik wajah angkuh dan tak terbantahkan—Chanyeol tahu Baekhyun sudah lama sakit karena telah banyak menyimpan luka di hatinya. Ia hanya mampu berdoa, dan tidak jenuh mengingatkan untuk belajar.

TING!

Satu pesan teks menghiasi layar ponsel si tinggi. Jam menunjukkan pukul 20.05 saat ini, kurang lebih hampir sama setiap kali si mungil mengiriminya pesan. Tanpa mengecek terlebih dahulu, Chanyeol meninggalkan meja belajarnya dan langsung berlari meraih kotak obat lalu menggunakan sepatu dan mantel di sudut pintu untuk turun ke bawah.

"Baekhyun?" sapanya antusias setelah berlari menuruni anak tangga.

Yang di sapa lantas menoleh acuh. Membiarkan si tinggi mendekat dan meraba tubuhnya mencari sesuatu bahkan tak ragu melucuti mantel yang di gunakan Baekhyun.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" tanyanya menyalak.

"Luka apa kali ini? Kau baik-baik saja? Apakah ada yang sakit?"

Baekhyun berdecih remeh, "Idiot. Ayo"

"Kemana?" bingung Chanyeol.

"Belikan aku bungeoppang di pasar kue" titahnya.

LOVERS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang