2.

1.3K 209 82
                                    

hanya fiksi•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hanya fiksi
•••

Sejak Ayahnya bankrupt, hidup tidak pernah berjalan dengan mudah bagi Chanyeol. Semuanya berbeda. Sekitarnya mendadak berputar dan menariknya untuk harus menerima kenyataan bahwa semuanya tidak lagi sama. Memang benar, dulunya tak jauh berbeda—mengingat orang tuanya bukanlah orang berada. Tapi mereka lebih dari cukup dan hidup bahagia.

Hingga hari itu tiba, dimana sang Ayah di tipu oleh teman lama dan seluruh haknya di ambil paksa—semuanya berubah. Saat itu juga.

Mau tak mau, satu-satunya kedai mie milik mereka harus di jual untuk menyambung hidup di sebuah rumah susun pinggiran kota Seoul. Mengapa memilih Seoul yang notabene memiliki biaya hidup tinggi setelah bankrupt di Cheonam? Karena sang Ayah mendapatkan panggilan kerja sebagai buruh bawahan pada sebuah pabrik. Tentu kesempatan itu tidak akan di lewatkan.

Jika hanya satu yang bekerja, maka itu tidak akan menutupi biaya hidup secara keseluruhan perbulan, maka sang Ibu pun ikut bekerja sebagai seorang cleaning service di pabrik yang sama.

Ini adalah realita hidup yang menyakitkan hati Chanyeol.

Dimana ia masih di bawah umur dan belum dapat membantu perekonomian keluarganya. Satu-satunya yang dapat ia banggakan hanyalah otaknya yang pintar dalam belajar sehingga mendapatkan beasiswa penuh. Terhitung masih ada banyak bulan untuk meraih usia 19 tahun. Berusaha membujuk pemilik toko susu segar agar di berikan pekerjaan ringan walau telah tertolak puluhan kali.

'Ku mohon, Bi. Aku hanya ingin membantu kedua orang tuaku. Aku berjanji itu tidak akan mengganggu jam sekolahku. Ku mohon'

Kira-kira seperti itu.

Dan entah ada angin apa, akhirnya sang Bibi pemiliki toko susu segar luluh dan memberikannya pekerjaan untuk mengantar susu segar dari rumah ke rumah di pagi hari. Khusus untuk Chanyeol jatahnya hanya 10 rumah saja agar tidak terlambat masuk sekolah.

Menggunakan sepeda sederhana miliknya yang ia gayung dengan semangat sebelum mencapai tujuan akhir yakni sekolahan.

Di jalani saja dengan hati yang ringan maka semuanya akan baik-baik saja.

Seperti pagi ini. Setelah mengantarkan susu segar, Chanyeol meraih tujuan akhirnya pada sekolah. Gayungan sepedanya melambat dan kini ia berjalan kaki sembari menuntun sepeda miliknya memasuki kawasan sekolahan. Sedikit kontras jika di bandingkan dengan siswa lain yang di antar menggunakan mobil-mobil mewah. Tapi ada pun beberapa yang menggunakan sepeda—yang harganya bernilai fantastis bagi Chanyeol.

Terhitung sudah 2 bulan ia bersekolah disini.

Chanyeol menghela nafas pelan setelah memarkirkan sepedanya dan menatap gedung besar itu sesaat. Pikirannya tertuju pada sosok lelaki menyebalkan yang duduk di sebelahnya.

Byun Baekhyun.

Sembari melangkah masuk menuju kelas, Chanyeol masih sibuk dengan pikirannya. Bagaimana ya? Cukup sulit untuk di jelaskan. Lelaki pendek itu senang sekali mengganggu konsentrasi Chanyeol. Mencoret buku, menyembunyikan tas atau kotak pensil miliknya, kadang menaruh sampah kering di dalam loker Chanyeol, dan masih banyak lagi.

LOVERS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang