Part 12

98 18 5
                                    

Magical Feeling

Part 12

.

.

.

Dua hari setelah kunjungan di rumah victoria, Jaemin dan Renjun kembali pada rutinitas mereka. Rupanya keabsenan mereka mengundang penasaran dari beberapa orang di pasar, terutama Jaemin. Namun, mereka tidak banyak tanya karena mereka juga tidak mencari Jaemin sampai ke rumahnya yang berada di dekat hutan.

“Sebenarnya kalian ke mana?” tanya Yangyang saat ia berkunjung sebentar ke rumah temannya. Dia pergi sendiri karena tidak ingin melibatkan Sion dan Riku dalam situasi ini. “Aku yakin sekali kalau kalian tidak ada di rumah beberapa hari yang lalu.”

“Yangyang,” suara Jaemin terdengar berat, “ada baiknya kau tidak penasaran.”

“Jaemin benar, Yang,” Renjun menambahkan, “ini juga demi keselamatanmu.”

Yangyang mendesah panjang, “Kalian pasti keluar dari pack ‘kan?” dan tidak ada tanggapan dari dua temannya. “Sudah kuduga.”

Jaemin bersedekap dada, “Kalau begitu, silakan pulang. Aneh rasanya karena kau tidak membawa Sion dan Riku bersamamu.”

“Huh, aku kemari untuk memperingati kalian,” bilang Yangyang. “Setidaknya jangan tinggalkan rumah kalian begitu saja jika ingin pergi.”

“Iya, iya, kami terima masukanmu itu,” respon Renjun. “Nanti kami akan menyewamu untuk menjaga rumah jika kami pergi lagi.”

“Hah?! Apa?” dan Renjun segera mendorong Yangyang agar keluar dari ruang tamu rumahnya.

“Silakan berkunjung di lain waktu, Yang!” ujar Renjun agak berteriak. “Jangan lupa ajak Sion dan Riku juga!”

Yangyang menoleh, menatap pintu yang tertutup. Dia tidak menyangka diperlakukan tidak sopan seperti ini, padahal dia datang jauh-jauh karena mencemaskan mereka. Yangyang mendecih. Kenapa teman-temannya itu tidak tahu terima kasih?

Sementara itu, Renjun mendesah lega karena berhasil mengeluarkan Yangyang. Punggungnya ia sandarkan pada pintu kayu, kemudian tersenyum kala matanya bertemu mata Jaemin. Renjun harus melakukan ini sebab Jaemin sudah mendekati masa rut. Maka dari itu, Renjun harus menjadi omega satu-satunya yang berada di sisi Jaemin sekaligus yang melayaninya.

Langit telah berganti warna. Renjun menutup kulitnya dengan jubah tipis. Jaemin masih terlelap di ranjang mereka. Omega mungil itu bangkit, ia mendekati jendela dan melihat langit yang akan diterangi matahari. Walau pagi akan menjemput, perasaan Renjun serasa gelap. Seharusnya dia senang sehabis mating dengan Jaemin, tapi ia merasa sedih sesudahnya.

Jemari Renjun menyentuh kaca yang terasa dingin di pori-porinya. “Mungkin aku harus memintanya secara langsung,” gumamnya pelan.

Hari itu, Jaemin dan Renjun bekerja di pasar seperti biasa. Berkat ketekunan, keteguhan, dan ketabahan pasangan ini membuat para penduduk menerima mereka. Walau masih segan menyewa jasa Jaemin, tapi para pedagang merasa untung karena alpha punya fisik yang lebih kuat dibanding beta. Renjun sendiri disenangi oleh para orang tua dan anak-anak sehingga lapaknya sering ramai meski mereka belum tentu membeli barang dagangan Renjun. Di samping itu, Renjun telah menambah barang dagangannya. Tidak hanya hiasan rumah, Renjun juga menjual hasil gerabahnya sebagai tambahan.

Semenjak sekolah libur, Sion dan Riku selalu ada di sekitar lapak Renjun. Yangyang tidak mempermasalahkannya sebab ia percaya temannya itu bisa menjaga keduanya dengan baik. Jadi, kedua anak itu pergi ke pasar tanpa pendamping. Saat hari menjelang siang, Yangyang akan menjemput mereka untuk pulang.

Magical FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang