Part 4

137 23 4
                                    

Magical Feeling

Part 4

.

.

.

Jaemin tidak pernah membuka dirinya kepada siapa pun selain keluarganya sebelum pengusik kecil bernama Renjun membobol ketenangannya. Sebenarnya, Renjun tidak masuk tanpa permisi. Maksudnya, sejak kedatangan dua omega dari pack terjauh itu, semua atensi mengarah kepada mereka. Keduanya punya keunikan tersendiri, tapi bagi Jaemin, Renjun adalah pemenang hatinya.

Renjun dengan mudahnya bergaul bersama anggota Pack Timur, mulai dari yang muda hingga tua. Dia penuh semangat, ceria, dan baik hati. Semua orang menyukainya. Semua alpha pun ingin mendekatinya. Hanya Jaemin seorang yang tak berani mendekati Renjun, padahal dia seorang alpha.

Suatu hari, entah bagaimana, Yangyang mengelabui Renjun. Teman omeganya itu menyebar gosip palsu agar Jaemin bisa berkenalan dengan Renjun. Sebenarnya ini rencana yang bagus, tapi agak berantakan karena Renjun pergi seorang diri dalam keadaan akan memasuki masa heat.

Jaemin itu belum sempurna, tapi hidungnya masih bisa mencium bau harum dari feromon Renjun. Dari segala omega, hanya feromon Renjun saja yang bisa diciumnya walau keadaannya setengah cacat. Maka, saat Jaemin melihat ada tiga alpha yang mengikuti Renjun, Jaemin segera bergerak.

Mungkin dia berlagak seperti pahlawan salah tempat sebab Renjun tampaknya tidak ketakutan sama sekali. Justru pandangan anehlah yang didapat Jaemin ketika dia bertatapan dengan Renjun. Walau pertemuan mereka tidak sesuai rencana, Renjun tetap menghargai usahanya dan ini sudah membuatnya senang. Jaemin bisa berkenalan dengan Renjun secara natural meski ada drama kecil sebelumnya.

Setelah kejadian itu, Jaemin agak sulit mengendalikan diri. Dia berjanji, cukup menunjukkan diri bahwa dirinya ada di hadapan Renjun. Dia harus membatasi diri atas keinginan muluk-muluknya, apalagi keinginan untuk menjadi alpha Renjun. Sungguh, kurang ajar sekali jika ia punya keinginan seperti itu, sedangkan Renjun adalah omega paling sempurna yang pernah ia temui. Alhasil, Jaemin pun menarik diri.

Akan tetapi, pengusik kecil bernama Renjun selalu membuat dirinya cemas. Jaemin sudah memperingatinya agar tidak pergi ke wilayah dekat perbatasan, tapi Renjun selalu ke sana seorang diri. Di hari ketujuh, Jaemin berpikir untuk menegurnya kembali. Teguran yang lebih tegas dari sebelumnya.

Tak disangka, kalimat sakral itu keluar dari mulut Renjun secara gamblang. Perasaan dan akal Jaemin mendadak macet. Dia tidak tahu harus berkata apa sebab dia tak bisa memastikan dan takut membuat kesalahan. Dia tidak ingin membuat Renjun kesulitan karena pernah berhubungan dengan alpha yang bukan takdirnya.

Lagi-lagi, Jaemin merasa dirinya melakukan kesalahan. Dia tidak mengucap bahwa dia menolak Renjun, tapi omega itu kelihatan muram sepanjang hari. Tidak ada semangat dalam matanya. Hanya mata bengkak dan wajah pucat yang dilihat Jaemin. Sekarang kekhawatiran Jaemin bertambah. Dia takut Renjun terjebak dalam kesedihan yang berkesudahan lalu terjerat tipu daya para alpha yang sudah diusir dari pack.

Maka, pada hari itu setelah upacara kelulusan, Jaemin memutuskan untuk muncul lagi di depan Renjun. Dia harus meminta maaf sebab pasti dirinya yang menjadi pemicu kemuraman Renjun. Jaemin sudah mempersiapkan diri jika ia akan diamuk oleh Renjun, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Renjun menunjukkan dirinya yang sebenarnya, seorang omega yang rapuh. Tangisnya menyayat hati Jaemin, menorehkan luka yang tak dimengertinya.

Jaemin sudah memberi kata-kata manis agar Renjun berhenti menangis, tapi omega manis itu terlalu hanyut dalam tangisnya. Jaemin kehabisan akal di saat ide ngawurnya muncul begitu saja. Walau ragu, Jaemin memantapkan hati mencium bibir Renjun.

Magical FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang