#3

8.5K 30 0
                                    

#3

Tania Merinding

Tania hanya diam saja, membiarkan omnya menikmati bibir tipisnya. Aji terlihat pintar sekali memainkan bibir dan lidahnya. Penuh dengan kelembutan, membuat Tania secara tidak langsung mulai merasakan kenikmatan.

Melihat tak ada tanda-tanda penolakan lagi, tangan Aji mulai bergerilya di payudara Tania yang mungil. Dibalik baju Tania, Aji meremas dengan halus payudara Tania.

Tangan Aji kemudian menyelinap di balik baju Tania. Ia tarik BH yang menutup payudara itu, tangannya ingin menyentuh langsung payudara Tania tanpa pembatas. Payudara Tania hanya segenggaman tangan Aji saja.

Tania terlihat mulai terbuai, saat jemari aji memainkan putingnya. Tania sedikit mendongak dan menutup mata. Bibir masih terus dilahap oleh Aji. Pelan-pelan ia menggerakkan bibirnya mengikuti irama lidah Aji.

Perlakuan Aji sungguh membuat ponakannya tak berdaya. Caranya yang lembut, membuat Tania seperti bercumbu dengan pacarnya. Malah ia merasa ciuman dengan pacarnya tak senikmat ini. Aji memang sudah berpengalaman dalam menaklukan wanita. Apalagi cuma ponakannya.

Setelah puas mencium Tania dan memainkan payudaranya, Aji melepas ciumannya. “Cantik ya ponakannya om,” ucap Aji sambil senyum mesum. Tania hanya tersenyum saja.

“Ih, om ini,” kata Tania manja dan malu-malu sambil memukul lengan Aji.

Aji kemudian melepas baju Tania. Ponakannya menurut saja dengan mengangkat tangannya. Lalu BH juga ia lepaskan.

“Indah sekali payudaramu, Tania,” kata Aji yang benar-benar takjub.

Mungkin baru kali ini ia melihat payudara mungil, berwarna putih dan puting kemerahan. Karena tubuh Tania memang putih sejak kecil.

Tania kembali tersenyum, tersipu malu. Aji kembali meraih payudara itu. Kemudian mendekatkan bibirnya, dan mulai mencium dan menjilati payudara ponakannya. Tania langsung seperti kesetrum, saat lidah Aji menjilat putingnya.

Tania kembali memejamkan mata dan mendongak. Ia merasakan kenikmatan yang diberikan oleh omnya.

Gigitan-gigitan kecil kadang juga diberikan oleh Aji. Tania pun makin menggelinjang.

“Ahhhh,” desah kecil keluar dari mulut Tania.

Ia seperti keceplosan, kemudian dengan malu menutup mulutnya. Aji sejenak melihat wajah Tania dan tersenyum.

Aji kembali menikmati payudara kecil Tania. Kemudian tangan kanannya beranjak dari payudara Tania. Perlahan turun meraba perut Tania. Ia mainkan pusar Tania.

Tania seperti tak karuan rasanya. Sentuhan Aji bikin ia terbawa kenikmatan yang lebih. Tangan Aji kemudian turun perlahan ke celana Tania.

Secara pelan-pelan Aji meraba vagina Tania yang terbungkus CD dan celana. Tania membiarkan omnya, menjamah tubuhnya. Malam itu Tania benar-benar terbuai dengan kenikmatan.

Melihat Tania yang sudah merasakan kenikmatan, Aji pun tak takut menyelinapkan tangannya ke balik celana Tania.

Dari balik CD ia elus perlahan vagina Tania. Ia sentuh garis kemaluan ponakannya dari balik CD warna putih,

“Ahhhh,” Tania kembali mendesah pelan sambil menutup mulutnya.

Aji hanya tersenyum saja dengan respon ponakannya.

Kini Aji mulai memasukkan tangannya ke dalam CD Tania. Ia raba kemaluan ponakannya.

Aji merasakan sekitar kemaluan Tania hanya ditumbuhi jembut tipis. Vagina Tania juga terlihat rapat. Meski ada lendir-lendir yang mulai keluar.

Aji sudah tahu, itu tandanya Tania juga menikmati permainannya.

Aji tak mau buru-buru melepas celana dan CD ponakannya. Ia juga tak mau buru-buru memainkan vagina ponakannya. Jemarinya ia tahan untuk tak masuk ke vagina Tania.

Kini Aji menghentikan aktivitasnya. Tania yang semula terpejam menikmati, kemudian membuka matanya saat Aji berhenti mencumbunya.

Aji melepas celana dan CDnya. Melihat omnya sudah telanjang dengan penis besar yang tegang, Tania merinding. Ia diam saja, matanya tertuju pada penis omnya.

Aji melihat wajah ponakannya, Tania pun langsung malu membuang mukanya. 

“Gak papa, lihat aja, mau ya? Sini pegang,” ucap Aji sambil memegang tangan Tania dan mengarahkan ke penisnya.

***

Sang Penjelajah Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang