#13

4.7K 13 0
                                    

#13

Aji, Ratih dan Tania

“Jangan diangkat mbak. Nanti di-WA aja, bilang sudah dijemput aku, lalu mau ke kosnya,” kata Aji.

Ratih dan Aji pun segera bergegas dari penginapan tersebut, menuju kos Tania. Mereka tak mau Tania curiga.

Setelah di dalam mobil bersama Aji, Ratih WA anaknya, sudah di perjalanan menuju kos Tania.

“Maaf tadi nggak tahu kalau ada telpon, nak. Ini otw ke kosmu, sama Mas Aji,” Ratih menghubungi anaknya.

“Iya ma, aku udah di kos,” jawab Tania.

Setelah mengantar Ratih ke kos Tania, Aji segera pamit untuk kembali ke penginapannya. Tubuhnya sudah lelah malam itu. Ia butuh segera istirahat dan besok pagi sudah harus mengantar Tania ke wisudanya.

***

Wisuda Tania  berjalan lancar. Tania dan Ratih berterimakasih kepada Aji yang sudah bersedia mengantar dan hadir pada wisuda Tania.

“Selamat ya Tan. Sudah menjadi sarjana,” kata Aji.

“Terimakasih om,” jawab Tania.

Aji kemudian mengantar Tania ke kosnya bersama Ratih.

“Travelnya berangkat jam berapa ma?” tanya Tania ke ibunya.

“Pukul 3 sore,” jawab Ratih.

“Bentar lagi mama harus berangkat dong?” tanya Tania.

“Iya nak, kamu kapan pulang?” tanya Ratih.

“Ini masih ada beberapa hal yang masih harus diurusi. Setelah beres, nanti aku pulang ma,” jawab Tania.

“Segera pulang, jangan betah di sini,” Aji nyeletuk.

“Iya om, pinginnya buru-buru pulang,” jawab Tania.

***

“Tan, mama pulang dulu ya. Hati-hati di sini, nanti kalau pulang hubungi mama,” kata Ratih berpamitan ke anaknya.

“Iya ma, om tolongin anterin mama ya ke titik penjemputan travelnya,” pinta Tania.

“Siap, aku juga mau sekalian balik ke Surabaya,” jawab Aji.

Aji dan Ratih pun bergegas pergi dari kos Tania. Sikap Aji dan Tania biasa-biasa saja, seolah tidak pernah ada hubungan khusus. Begitu juga Aji dan Ratih, bersikap biasa-biasa saja, tidak mau Tania curiga.

***

“Di mana lokasi penjemputannya mbak?” tanya Aji pada Ratih di dalam mobil.

“Sebenarnya mobil travelnya berangkat nanti jam 4 sore. Kita masih ada waktu satu jam, ayo ke penginapan kamu dulu. Hehe,” kata Ratih.

“Ah, mbak pinter banget. Itu yang ku mau,” kata Aji.

“Sengaja tadi aku bohong pada Tania. Soalnya jika nggak sekarang, kapan lagi kita bisa kayak gini lagi,” ucap Ratih genit.

“Wah, sekali kena punyaku langsung ketagihan ni mbak. Haha,” jawab Aji.

“Kamu nih, emang jahat Ji. Berani banget. Haha. Jadi sudah terlanjur kejadian, ayo sekalian diulangi lagi,” ucap Ratih.

“Nanti pas aku pulang emang gak bisa ketemu mbak?” tanya Aji.

“Kayaknya sulit Ji, aku sibuk ngurusi Mas Husen,”  jawab Ratih.

“Jadi ini bisa jadi yang terakhir ya mbak? tanya Aji.

“Ya, kalau ada kesempatan nanti bisa kan Ji,” jawab Ratih.

Sang Penjelajah Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang