#12
Percumbuan Itu Terjadi
“Wah jangan Ji, jangan sampai kita bikin anak. Emang kamu mau tanggungjawab?” tanya Ratih.
“Mau sih mbak. Pingin punya anak. Haha,” ucap Aji menggoda.
“Ya jangan bikin anak denganku Ji, bikin bahaya. Mangkanya segera nikah,” ucap Ratih sambil terus menjilati penis Aji.
Aji kemudian mendorong tubuh Ratih hingga rebahan di kasur. Ia lalu menatap mata Ratih dalam-dalam dan terus mendekatkan wajahnya.
“Apa sih Ji lihat aku kayak gitu?” tanya Ratih.
Aji kemudian mencium bibir Ratih. Ia melumat bibir itu. Ratih diam saja. Tak merespon ciuman itu. Namun hal itu bikin tubuh Ratih bergetar. Ia sudah lama tak merasakan ciuman seenak ini.
“Dicium kok diem aja mbak? Udah lupa caranya ciuman?” tanya Aji.
Ratih kini tertawa kecil mendengar pertanyaan Aji.
“Ayo ciuman yang enak,” ajak Aji, yang kembali mencium bibir Ratih sambil merabah payudara Ratih.
Ratih memberikan sedikit respon. Ia menggerakkan bibirnya dan lidahnya.
“Gitu dong mbak, ngerespon kalau ciuman,” ucap Aji. Ratih memberikan cubitan kecil ke perut Aji.
Aji kini turun menciumi telinga Ratih dan lehernya. Ratih langsung menggelinjang.
“Ahhhh,” desah Ratih pelan. Aji hanya tersenyum melihat responnya.
Mulut Aji kini turun ke payudara Ratih. Ia menjilati puting Ratih dan sesekali mengenyotnya. Tubuh Ratih makin bergetar.
Tangan Aji tak diam saja. Tangan kanannya kini sibuk menuju lubang kenikmatan Ratih. Jarinya sudah masuk dalam vagina yang sudah becek itu.
“Mbak pingin ya? Ini sudah becek,” goda Aji.
“Apa sih, gak usah tanya-tanya. Terusin aja,” kata Ratih.
“Kalau gini minta terusin. Tadi nggak mau. Haha,” ucap Aji sambil senyum mesum.
Jari Aji terus mengobok-ngobok lubang Ratih. Ratih makin kenikmatan.
“Mbak, kumasukin ya?” tanya Aji.
“Pakai kondom Ji,” ucap Ratih.
“Ngapain? Enak langsung mbak,” jawab Aji.
“Aku nggak mau hamil dari kamu,” ujar Ratih.
“Nanti keluarin di luar,” kata Aji.
“Nggak, nanti kamu keenakan lupa cabut. Punya kondom nggak? tanya Ratih.
Aji kemudian mencari kondom di tasnya. Ia selalu siap sedia.
“Wah, selalu siap kondom ya, udah berapa wanita yang jadi korbanmu. Hehe,” ujar Ratih.
Aji hanya tersenyum. Ia memasang kondom di penisnya lalau siap-siap mengarahkan penisnya ke lubang Ratih. Mudah saja bagi Aji untuk memasukkan penisnya di lubang yang sudah becek itu.
“Blessssss,” penis Aji sudah masuk sepenuhnya. Ia lalu memaju mundurkan penisnya.
“Masih enak punya mbak. Masih legit. Uhhhhh. Rugi lubang seenak ini dianggurin lama-lama,” Aji keenakan.
Ratih hanya diam menikmati sodokan Aji. Ia tak percaya bercumbu dengan Aji, saudara dari suaminya.
“Uhhhh,” desah Ratih keeanakan juga.
“Mbak nungging ya,” pinta Aji minga Ratih ganti posisi.
“Mbak, kulepas dulu ya kondomnya. Aku pingin tahu rasanya punya mbak tanpa kondom,” kata Aji.
Ratih hanya menganggung saja. Ia sudah keenakan. Terbawa suasana. Lalu menungging menuruti Aji.
Aji pun langsung menyodok vagina Ratih dari belakang tanpa kondom. Aji makin keenakan. Sesekali Aji mencium Ratih penuh nafsu.
Sekitar 15 menit bercumbu, Aji sudah merasa akan mencapai puncaknya. Ia meminta Ratih untuk kembali tiduran.
Aji kemudian memasang kondom lagi di penisnya dan langsung menghujam vagina Ratih dengan kencang.
“Ahhhh,” desah Aji sambil terus menggenjot vagina Ratih.
“Mbak enak. Uhhhh, keluar mbak,” kata Aji mengakhiri genjotannya. Spermanya mengantong di ujung kondom. Tak begitu banyak. Karena sebelumnya sudah dikeluarkan untuk Tania.
“Udah keluar Ji?” tanya Ratih.
Aji tak menjawab. Ia lemas. Tubuhnya langsung tergeletak di sebelah Ratih.
Tak lama berselang. Ponsel Ratih berdering.
“Ji, Tania telepon, gimana nih? tanya Ratih.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penjelajah Tubuh Wanita
RomanceSebuah kisah perjalanan asmara Aji mencari jodoh.