#14

5.4K 13 0
                                    

#14

Namanya Lisa

Ratih sudah memberikan berbagai alasan ke Tania, agar anaknya tak curiga tentang keberadaannya bersama Aji sebelum pulang ke kampung.

Setelah percumbuan itu, Aji mengantar Ratih ke titik penjemputan travel. Ratih segera pulang. Aji juga akan ke Surabaya.

“Terimakasih banyak Ji,” ucap Ratih sambil melambaikan tangan dan mengedipkan matanya sebelah dengan genit.

“Hati-hati mbak,” ujar Aji dengan senyum.

Aji kemudian tancap gas ke Surabaya.

Malam setibanya di Surabaya, Aji merasa badannya pegal-pegal kecapekan. Aktivitas di Malang yang padat di Malang, baru terasa efeknya malam itu.

Aji pun kepikiran untuk memesan tukang pijat untuk mengurangi rasa capeknya. Apalagi besok ia ada kerjaan yang harus diselesaikan dengan koleganya.

Ia pun membuka aplikasi Mi****. Mencari tukang pijit wanita yang cocok dengannya. Beberapa wanita ia chat, untuk menanyakan harga.

Setelah nego dengan beberapa wanita, akhirnya ia menemukan wanita yang pas dan harganya juga pas.

“Saya cuma mau pijit aja mbak. Badan pegel-pegel,” kata Aji.

“Iya mas, 300 ribu, pijit seluruh badan. Durasi satu jam,” balas wanita tersebut.

“Oke, saya tunggu,” kata Aji. Ia mengirimkan alamat apartemennya.

Tak sampai 30 menit wanita tersebut datang, mengetuk pintu. Aji segera membukanya. Ia bersyukur, sosok real wanita tersebut tak jauh beda dengan yang di foto.

“Silahkan masuk mbak,” Aji mempersilahkan.

“Saya pakai kolor aja ya,” ucap Aji.

“Nggak pakai apa-apa juga boleh mas. Haha,” ucap wanita tersebut menggoda.

“Kan saya cuma mau pijat aja,” ujar Aji kemudian merebahkan badannya di atas kasur.

“Tengkurap dulu mas,” pinta wanita tersebut.

“Oke,” jawab Aji.

Wanita itu pun mulai memijat punggung Aji. Tangannya lembut membuat Aji nyaman dengan setiap pijatan yang ia rasakan.

“Sudah lama mijit mbak? Aji mengajak ngobrol.

“Lama,” jawabnya singkat.

“Eh, siapa namanya mbak?” tanya Aji.

“Lisa,” jawabnya.

Umur berapa?” tanya Aji lagi.

“Umur 27 tahun,” jawab Lisa.

Merasa Lisa tak tertarik untuk ngobrol. Aji kemudian diam saja. Ia menikmati pijatan Lisa. Aji memperkirakan umur Lisa di atasnya. Ia tak percaya Lisa usia 27 tahun. Ia yakin Lisa lebih tua darinya.

“Mbak, kalau tertidur nggak apa-apa ya. Aku kecapekan, kunikmati pijatan mbak,” ucap Aji.

“Iya mas,” jawab Lisa sambil mengangguk.

Aji benar-benar tertidur. Lisa memijat seluruh badan Aji, mulai dari leher hingga kakinya.

Setelah 15 menit, Lisa membangunkan Aji.

“Mas, berbaring sekarang,” pinta Lisa.

“Oh ya,” Aji terbangun kemudian berbaring sesuai permintaan Lisa.

“Lanjut tidur lagi nggak apa-apa mas,” kata Lisa.

“Iya mbak,” Aji keenakan dengan pijatan Lisa dan kembali tertidur.

Lisa melanjutkan pijatannya ke area paha Aji. Matanya tertuju pada tonjolan di balik celana kolor Aji. Tangannya pelan-pelan memijat paha dalam Aji.

Sesekali tangan Lisa sengaja menyenggol kemaluan Aji. Namun Aji tak terasa ia tertidur.

Sekitar 10 menit kemudian Aji terbangun karena merasa penisnya ada yang memegang.

“Loh mbak,” Aji terkaget ketika melihat ke arah bawah. Celananya sudah melorot sampai di paha. Penisnya dalam genggaman tangan Lisa.

Lisa kemudian malu dan tertawa kecil. Ia menutup mulutnya dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya masih memegang penis Aji.

Saat Aji tertidur, Lisa fokus ke penis Aji. Ia penasaran dengan penis Aji. Lisa tadi pelan-pelan membuka celana Aji dan dengan lembut mengocoknya.

“Maaf ya mas” kata Lisa, namun masih tetap mengocok pelan penis Aji.

“Saya kan cuma pesan mijit aka mbak,” ujar Aji.

“Iya bayarnya tetap mas, kalau mas mau, bonus ini,” ucap Lisa.

“Beneran?” tanya Aji.

“Iya,”jawab Lisa menangguk.

“Oke lanjutkan mbak,” Aji pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Lisa melanjutkan mengocok penis Aji. Hal ini membuat Aji keenakan. Lisa kemudian mengulum dan menjilati penis Aji.

“Uhhh, enak mbak,” Aji mendesah keenakan.

Lisa hanya tersenyum.

“Ini bonusnya gini aja mbak? tanya Aji.

“Kalau mas mau menikmati tubuhku juga boleh,” ujar Lisa menantang.

Mendengar jawaban Lisa, Aji tak mau bertanya lagi, ia langsung berdiri mencium Lisa. Aji sudah dibikin nafsu olehnya. Lisa pun mengimbangi ciuman Aji.

Aji yang sudah tak tahan kemudian melepas celana dan baju Lisa. Hanya tersisa CD di tubuh Lisa yang belum dilepas oleh Aji. Tubuh Lisa yang bagus, putih bersih bikin Aji makin bergairah.

Aji kembali mencium Lisa dan meremas payudaranya yang indah. Aji juga meminta Lisa kembali mengulum penisnya. Lisa hanya menurut saja.

***

Sang Penjelajah Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang