#4

7.5K 29 0
                                    

#4

Buka Dikit Mulutnya

Aji menuntun tangan Tania untuk memegang penisnya. Aji langsung keenakan saat tangan kecil dan halus Tania menyentuh penisnya.

“Ayo kocok Tania,” kata Aji sambil terus menuntun tangan Tania untuk naik turun di penisnya.

“Uh enak. Ayo terus,” ucap Aji. Tania menurut saja. Aji keenakan.

Kini perlahan-lahan melepaskan tangan Tania. Ia membiarkan tangan Tania bergerak sendiri. Benar saja, Tania masih terus melakukan yang diperintah Aji.

“Oh, ponakan pinter,” ucap Aji.

Penis Aji terus dikocok oleh Tania. Tangan Aji pun juga tak mau diam. Ia kembali meraih payudara ponakannya. Ia rapa dan pilin puting Tania. Sontak Tania pun menggelinjang. Hal ini membuat Tania makin mempercepat gerakan tangannya di penis Aji.

Aji kembali menatap wajah ponakannya. Tania pun tersipu malu saat tahu omnya menatapnya. Aji hanya tersenyum mesum.

Kini tangan Aji memegang kepala Tania. Pelan-pelan ia arahnya ke penisnya. Tania masih menurut saja.

“Buka mulutnya,” kata Aji. Namun Tania nampak ragu. Aji terus mengarahkan kepala Tania ke penisnya. Hingga bibir Tania menempel di penis Aji.

Tania masih mengocok penis Aji namun belum berani membuka mulutnya.

“Buka dikit mulut Tania sayang” kata Aji merayu. Seketika Tania membuka mulutnya. Aji pun langsung menyodorkan penisnya ke mulut Tania. Tania masih nurut saja.

“Uhhh enak. Ayo buka yang lebar sayang. Jilat dong,” kata Aji. Tania hanya membuka mulutnya saja.

Aji pun memegang kepala Tania supaya mulutnya naik-turun di penisnya. Tania masih menurut saja.

“Ahhhh,” Aji makin keenakan. Mulut kecil Tania bikin ia enak.

“Sudah, sekarang gantian, om akan bikin Tania enak lagi,” kata Aji. Tania diam saja. Tidak tahu maksud omnya.

Aji mendorong tubuh Tania hingga rebahan di kasurnya. Kemudian ia menarik celana pendek Tania dan juga CD-nya. Tania kembali hanya nurut saja. Ia sudah terbuai dengan kenikmatan yang diberikan omnya.

Dalam kamar kecil itu, Tania hanya melihat ke langit-langit. Ia sudah terangsang. Ia juga penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Aji. Celana dan CD-nya sudah lepas.

Sebuah pemandangan yang tak lazim. Om dan ponakan sama-sama bugil, berduaan di dalam sebuah kamar. Momen yang sama-sama tak pernah terpikirkan oleh Aji maupun Tania.

Aji yang sudah ditutupi nafsu kepalanya, sudah hilang akal sehatnya. Tidak peduli siapa perempuan yang telah ia jamah. Ia hanya ingin hasratnya tersalurkan malam itu.

Sementara Tania, juga gelap mata. Ia pasrah saja pada omnya. Terbuai dengan kata dan perlakuan manis omnya. Aji begitu lembut membawa Tania ke puncak kenikmatan. Sehingga Tania menurut saja, tidak merasa terpaksa.

“Slurppppp,” Aji menjilat kemaluan Tania dengan lembut. “Ahhhhhhh,” Tania mendesah kecil. Tak bisa ia menahan suaranya. Kenikmatan begitu terasa.

Tania pernah ia merasakan kenikmatan seperti itu dari pacarnya. Jam terbang Aji memang sudah tak perlu ditanyakan di dunia seks. Ia dengan mudah bikin wanita tunduk penuh kenikmatan.

Aji terus menjilat dan mencium vagina Tania yang hanya ditumbuhi bulu tipis di sekitarnya. Vagina yang masih nampak rapat. Vagina yang bersih terawat.

“Bagus sekali vaginamu, Tania,” Aji terus melahap vagina ponakannya. Sudah lama ia tak menjumpai vagina semungil milik Tania. Vagina yang masih rapet dan putih bersih.

Lidah Aji memainkan klitoris Vagina yang berwarna kemerahan. Sungguh bikin Aji makin memuncak nafsunya.

“Slurpppp,” jilatan Aji bikin pinggang Tania naik turun. Tak kuasa ia menahan jilatan Aji yang begitu lihai.

Vagina Tania sudah mulai basah. Aji pun perlahan memasukkan jari tengahnya secara perlahan. Ternyata tak begitu susah, dengan mudah masuk ke dalam. Aji sudah mengira, Tania tak lagi perawan.

Aji paham betul mana vagina yang masih perawan atau tidak. Jika Tania, masih perawan, Aji tentu akan berpikir dua kali untuk melakukan lebih jauh pada ponakannya.

Meski tak perawan, vagina Tania masih kenceng. Mungkin ia baru sekali atau dua kali melakukan ML. Aji tak mau menanyakan itu.

Aji perlahan memaju-mundurkan jarinya. Tania pun makin tak karuan perasaannya. “Ahhhh, ommmm,” desah Tania yang bikin Aji makin bersemangat mencumbu ponakannya.

“Enak ya sayang?” tanya Aji. Tania hanya diam saja. Masih malu mengakui kenikmatan yang ia rasakan.

Tangan kiri Aji kembali memainkan payudara Tania. Tangan kanannya terus fokus memberi kenikmatan di lubang Tania.

Beberapa menit kemudian, ia kembali mencium dan menjilati vagina Tania yang makin basah. Sementara penis Aji sudah daritadi begitu tegang menantang.

“Ommmmm,” desah Tania lagi. Secara reflek memanggil omnya, ketika ciuman, jilatan, dan sedotan dari mulut Aji di vagina Tania. Membuat Tania makin pasrah dan terus penasaran dengan kenikmatan selanjutnya.

***

Sang Penjelajah Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang