#11

4.9K 19 0
                                    

#11

Nikmatnya Jilatan Mbak Ratih

Aji dan Tania sama-sama melampiaskan nafsu masing-masing. Keduanya yang lama tak bertemu, sama-sama menggebu-nggebu. Hingga mencapai puncak kenikmatan masing-masing.

Setelah selesai percumbuan itu, Tania kemudian bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya. Ada sejumlah hal yang perlu diselesaikan sebelum wisuda besok.

“Om, aku bentar lagi ke kampus ya. Om komunikasi sama mama ya. Tadi udah kubilang ke mama, kalau mau nyampai Malang, WA om. Biar dijemput om. Nanti mama anterin ke kos sini aja,” kata Tania.

“Oke. Kalau gitu aku juga mau ngopi-ngopi dulu sama cari penginapan,” kata Aji.

***

Aji berada di sebuah kafe. Pesan yang dikirim ke mama Tania, masih belum dibalas. Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Ia memutuskan mencari tempat penginapan untuk beristirahat sambil menunggu kabar dari Ratih.

Aji menemukan sebuah penginapan yang tak jauh dari kos Tania. Semacam homestay, harganya lumayan terjangkau. Ia segera check in. Kemudian mandi dan rebahan menunggu kabar dari Ratih.

“Aji, aku sudah nyampe di Malang. Maaf aku ketiduran di perjalanan,” pesan dari Ratih.

“Turun mana travelnya mbak? Langsung diantar ke kosnya Tania?” tanyaku.

“Enaknya gimana ya?” tanyanya.

“Turun di deket ******* aja mbak. Nanti aku jemput,” jawabnya.

“Ya udah. Kubilangin ke sopirnya. Bayar travelnya pakai uang mbak dulu ya, nanti kuganti,” kata Aji.

“Iya, Tania tadi udah bilang. Makasih ya,” jawabnya.

“Iya mbak. Kalau mau nyampe bilang ya,” ungkap Aji.

***

Sekitar 20 menit, akhirnya Ratih tiba.

“Ji, aku turun depan Indo****, deket ******* yang kamu maksud, kamu di mana?” tanya Ratih.

“Tunggu situ mbak bentar, kujemput,” kata Aji.

***

Aji turun dari mobil mencari Ratih.

“Mbak,” Aji memanggil Ratih yang sedang duduk di kursi depan Indo****. Ratih pun melambaikan  tangannya.

Aji menghampiri Ratih untuk membantu membawakan tas yang dibawanya.

“Maaf ya Ji, aku capek tadi. Ketiduran di mobil,” kata Ratih.

“Tenang aja mbak, ayo naik ke mobil,” ajak Aji.

“Maaf Ji, jadi ngerepotin kamu,” ucap Ratih.

“Tenang aja mbak. Tadi Tania nyuruh aku ngantar mbak ke kosnya. Tapi Tania nggak ada di sana. Masih ke kampusnya, katanya. Kuncinya dititipkan di penjaga kosnya,” ucap Aji.

“Sendirian dong nanti aku kalau ke sana. Ikut kamu dulu aja Ji, mau ke mana. Sambil nunggu Tania,” ucap Ratih.

“Kalau mau ikut aku, aku mau tidur di homestay mbak. Mau ikut? Hehe,” ajak Aji.

“Ha, sama siapa kamu?” tanya Ratih.

“Sendirian mbak. Emang nanti aku mau tidur di mana, masa tidur di kos Tania juga. Mangkanya aku cari homestay, sambil nunggu mbak,” jawab Aji.

“Ya udah ayo, mau numpang mandi,” ucap Ratih.

“Numpang yang lainnya juga nggak apa-apa mbak. Hehe,” goda Aji sambil tancap gas mobilnya.

Sang Penjelajah Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang