26

2K 125 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk melalui celah jendela mengusik tidur haechan yang membuat dirinya melenguh tak nyaman.

"Eughh~" lenguhnya mengusap matanya.

Haechan terduduk dan meraih ponselnya yang berada dinakas, mengecek apakah ada notifikasi masuk atau tidak dan ternyata tidak ada.

Dilihat dimana jam masih menunjukan pukul 06:29 dirinya memutuskan untuk tidur kembali namun nihil. Sudah mencoba beberapa gaya pun dirinya tetap tidak bisa tertidur lagi.

"Good night baby."

Seketika ingatan dimana Mark tiba tiba menciumnya tepat dibelahan bibirnya membuat bulu kuduk haechan bergidik ngeri.

"Bangsat! Napa gue jadi ke inget lagi si monyet!. Mark anjing." Umpatnya mengacak kepala frustasi.

Merasa bosan karna tak bisa tidur akhirnya haechan berdiri merapikan tempat tidurnya yang terlihat sangat berantakan karna ulahnya.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Selesai membereskan kamarnya, haechan berjalan menuruni tangga masih dengan piyama beruang, rambut acak acakan dan muka bantalnya berjalan sempoyongan menuju dapur.

Mengerjapkan matanya beberapa kali menelisik dan tak lama mendapati sang bunda yang terlihat sedang sibuk dengan urusan memasaknya.

"Kagetin dikit boleh kan ya hihihi." Gumamnya tertawa jahil.

Haechan berjalan jinjit mengendap endap dengan langkah pelan mendekati Ten yang sepertinya tak menyadari kehadirannya.

"Ini dimasukin habis itu in-

"DORRRR!!"

"ALLAHUAKBAR!!!."

Ten terlonjak kaget dan nyaris menumpahkan panci berisi sup yang ia pegang karna ulah haechan yang kini malah tertawa terbahak Hinga berkelimpungan dilantai.

"AHAHAHA kita kan atheis bun-

Ctakk

_awshhhh"

"Kok haechan dipukul sih Bun?." Ringisnya mengusap dahi yang baru saja digetok mengunakan spatula kayu yang sakitnya tak main main.

Ten bersedekap pingang dan menampakkan wajah garangnya tak lupa dengan spatula keramat ditangan kirinya menatap haechan tajam.

"Bagus kamu ngagetin bunda kaya begitu hah?!, masih untung kamu gak bunda lempar pake kompor, kalau jantung bunda sampe merosot ke dengkul gimana?! Kamu pikir ini jantung ada garansi lepas pasang apa!." Amuknya dengan nada tinggi penuh penekanan.

Rasanya telinga haechan cukup berdenging, baru kali ini bundanya yang terlihat sangat kalem itu marah dan berbicara nada tinggi dengannya.

Haechan menunduk masih dengan tangan kanan yang memilin ujung piyamanya dan tangan kiri mengusap dahinya yang sepertinya benjol.

"Iya- maaf gak lagi." Cicitnya pelan.

Ten menarik nafas dalam memijat pangkal hidungnya frustasi, kembali berbalik tak menghiraukan ucapan haechan.

"Bunda marah ya?." Ucapnya bergetar takut jika sang bunda marah besar padanya.

"Engak, tumben kamu bangun jam segini. Mandi dulu sana bersihin ilermu itu jorok." Ucapnya masih dengan acara mengaduk supnya.

Haechan yang tersindir langsung menyeka ujung bibirnya yang memang terasa ada bekas air liurnya.

"Iyaa deh haechan mandi, gausah marah marah juga dong, haechan minta maaf gak bakal ngagetin lagi, kalau ingat."

MOMMY[markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang