Didalam kamar apartemennya, Freya tengah mengecek laporan-laporan yang diberikan oleh anak buahnya. Baik laporan tentang usahanya maupun laporan hal lain diluar usaha keluarganya.
Jari lentik itu menari diatas tab dalam pangkuannya kemudian berhenti pada sebuah pesan yang baru saja masuk. Lantas, ia segera membuka pesan tersebut, matanya memicing tajam kemudian gelegar tawanya terdengar memenuhi kamar apartement miliknya.
"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" tawa Freya cukup keras melihat hasil jepretan dari anak buahnya.
"Menarik... menarik... ini akan jadi permainan yg menarik, tunggu saja Flora" monolog Freya sambil melihat pantulan wajahnya sendiri yg menyeringai pada jendela kamar apartementnya.
***
🐱
_______pagi flo
hari ini sidang skripsi elu jam berapa?
gue anter ya, gue gak terima penolakankok kamu maksa ya?
tinggal kasi tau apa susahnya si
jam 10 Adel
ok gue jemput satu jam lagi ya flo!
Begitulah isi pesan yg diterima Flora pagi ini. Sejak kejadian melihat matahari terbenam tempo hari, Adel semakin turut andil dalam hampir semua aspek di kehidupan Flora. Dari bangun tidur hingga tidur kembali. Sekalipun Flora menolaknya atau mengabaikan permintaannya, Adel tetap melakukan semaunya tak peduli dengan tatapan tajam yg selalu Flora berikan untuknya.
Flora menghela nafas dan melanjutkan sarapannya yg sempat tertunda itu. Ia memang sudah siap sedari tadi, sengaja agar tidak terburu-buru dan menjaga dirinya tetap tenang di hari yg sangat penting baginya ini.
Sesuai dengan janjinya, sejam kemudia suara deru mobil milik Adel terdengar memasuki halaman rumah Flora. Dengan segera Flora keluar dari dalam rumahnya, ia tampak manis dengan setelan formal yg dibalut dengan jas almamaternya. Adel yg melihatpun tak berkedip sekalipun dengan mulut yg sedikit terbuka, sepertinya akan ada liur yg menetes jika dibiarkan lebih lama.
"Ayo, saya nanti terlambat" ujar Flora menggelengkan kepalanya melihat reaksi Adel dan segera masuk ke sisi penumpang. Tak lupa ia memakai seatbelt agar aman tentunya.
"Siap nona Flora" jawab Adel dengan senyuman khasnya.
***
Sudah dua jam berlalu sejak Flora memasuki ruang sidangnya, Adel yg sengaja menunggu untuk memberikan selamat jika sudah selesai nanti. Namun belum ada tanda-tanda dari gadis mungil itu, terbesit sedikit rasa cemas dibenak Adel.
'Cklek' suara dari pintu yg terbuka menarik atensi dari si gadis maskulin diikuti dengan munculnya sosok yg sedari tadi ia khawatirkan. Ekspresi penuh kegembiraan terlukis diwajah gadis mungil itu, dengan sedikit melompat kecil bak seekor kelinci, ia menghampiri dan memeluk tubuh gadis maskulin yg sudah siap menerima pelukan itu.
"Del! Saya lulus del!" seru Flora tak bisa menahan kegembiraannya.
"Selamat ya Flo! Gue tau lu pasti bisa, good job nona mungil" jawab Adel sembari menepuk-nepuk kepala Flora lembut.
"Ayo kita rayain hari spesyal lu Flo" Adel melepaskan pelukan Flora.
Flora menggelangkan kepalanya, "Ada kamu disini saja saya sudah merasa senang. Terima kasih ya Adel sudah menemani saya"
Adel mengedarkan pandangannya, disini banyak mahasiswa lain namun tak ada satupun yg menyambut Flora selain dirinya sendiri. Sesuatu didalam hati Adel merasa tersentil dengan keadaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice To Meet You (FLODEL)
RomanceSebenarnya darimana semua ini berawal? Kamu yang selalu datang di jam yang sama dan memesan menu yang sama, atau aku yang selalu menunggu kedatanganmu di waktu yang sama? ⚠️ ⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini hanya fiksi jangan dibawa ke rl ya kawan ☝🏿