Let's Play The Game

111 23 3
                                    

"Akhh!" rintihan terdengar dari mulut gadis mungil manakala surai panjangnya ditarik. Wajahnya dipaksa untuk melihat seseorang yg kali ini menjadi korban atas dirinya.

"Lihat Flora, bagaimana gue membuat orang yg lu sayang menderita" bisik Freya tepat ditelimga Flora yg sedang memejamkan matanya erat, tang sanggup melihat pandangan mengerikan dihadapannya.

Freya memberi sinyal kepada anak buahnya yg dibalas anggukan. Sedetik kemudian sebilah pisau kembali menusuk dipundak orang yg terikat itu.

"ARRRGGHHHH!" erangan yg begitu nyaring menggema keseluruh ruangan dimana mereka semua berkumpul.

"Stop Freya stop! Cukup saya akan menuruti apapun yg kamu inginkan, saya mohon berhenti menyakiti Adel" histeris Flora memohon, ia bersujud dibawah kaki Freya, memohon untuk menyudahi aksinya.

"Flora jangan!" cegah Adel menahan semua rasa sakit yg sedari tadi menggerogoti tubuhnya.

Freya tersenyum penuh kemenangan, sekali lagi ia memberikan sinyal kepada anak buahnya. Dalam hitungan detik terdengar suara tembakan yg diiringi teriakan histeris dari si gadis mungil.

"NGGAA! ADEEEEL!"


***


"....ADEL!" Flora terbangun, merasakan lehernya yg seperti tercekik, nafasnya memburu dan keringat dingin mengucur deras, tangannya dengan panik mencari sesuatu diatas nakas.

"Hah... hah... hah..." ia mengatur nafasnya setelah menelan beberapa tablet obat yg sudah lama tak pernah dikonsumsinya lagi, semenjak mengenal Adel.

Ya, Adel. Gadis maskulin yg tiba-tiba saja muncul dan terlibat dengan kehidupannya selama kurang lebih hampir dua bulan terakhir ini. Awalnya Flora mengira mungkin pertemuannya dengan Adel hanyalah sebuah ketidaksengajaan, namun pikirannya berubah setelah kejadian kemarin malam.

Kenyataan bahwa Adel adalah Reva, adik kembar Zee yg saat masa sekolah harus berhenti diawal semester kelas 10 karena kondisi kesehatannya. Lalu hal yg paling membuat Flora merasa dunianya runtuh malam itu adalah kedatangan Freya yg juga mengenal Adel.

Bagaimana mungkin 2 orang yg paling dihindarinya selama 4 tahun terakhir ini kembali muncul dihadapannya secara bersamaan. Rencana awalnya untuk menyelesaikan urusannya dengan Freya menjadi berantakan. Flora hapal betul bagaimana Freya akan memanfaatkan oramg disekitarnya tanpa pandang bulu, dan kali ini sudah pasti Adel akan terlibat dalam perselisihan diantara mereka, hal yg paling Flora hindari. Flora memejamkan matanya, sebuah helaan nafas lolos begitu saja dari mulutnya. Kenapa dewi fortuna tidak pernah berpihak padanya, bahkan sejak semua ini berawal dibangku SMA.

Suara dering telepon menarik atensinya, segera ia mengambil ponselnya yg tergelat diatas kasur. Sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal, dengan ragu dan sedikit rasa takut digesernya tombol berwarna hijau itu dan mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Selamat pagi nona manis ku, bagaimana tidurnya hm?" sesuai firasat, suara dari seseorang yg selalu membuat Flora bergidik ngeri terdengar diujung telepon, Freya.

"..." tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Flora.

"Ck, cukup basa-basinya. Gue jemput lo sekarang, gue udah didepan rumah lo" titah Freya dengan intonasi yg membuat nyali Flora ciut.

"Ng-ngapain kamu kemari?!"

"Mending lo turutin perintah gue, atau lo mau denger kabar bunda lo yg sedang perjalanan dinas itu kecelakan pesawat?"

"Bagaimana kamu-!"

"Flora Flora, lo pikir gue gatau apa yg lo rencanakan dengan Zee? Cepet turun, gue gak suka nunggu lama" tegas Freya mematikan teleponnya.

Tubuh Flora bergetar hebat, sia-sia sudah usahanya selama sebulan ini. Ternyata ia memang tidak bisa melawan Freya, neraka yg menghantuinya selama 3 tahun dibangku SMA harus kembali ia rasakan. Apakah benar-benar tidak jalan untuknya lepas dari lingkaran setan ini?

***

Disisi lain, begitu banyak pertanyaan bermunculan dalam kepala si gadis maskulin. Semalam, Flora yg seperti ketakutan habis melihat setan berlari begitu saja dan masuk kedalam taksi yg kebetulan lewat saat itu. Hendak mengejar namun ia tidak ingin mengecewakan keluarganya yg sudah membuat kejutan untuk dirinya. Juga kehadiran tak terduga dari Freya yg sudah cukup lama tidak berhubungan dengan Adel.

Ingin bertanya kepada Zee tentang bagaimana Zee bisa mengenal Flora, namun malam itu setelah selesai dengan acaranya Zee bergegas pergi lagi karena ada urusan pekerjaan diluar kota. Bertanya pada yg bersangkutanpun tidak mrmbuahkan hasil, sejak semalam Adel mengirim pesan pada Flora sekedar memastikan keadaannya pun tidak ada balasan sampai detik ini.

Adel benar-benar dibuat bertanya-tanya dan bingung sendirian dengan keadaan saat ini. Ia jadi banyak melamun di cafe dan sedikit tidak fokus dengan pekerjaannya.

'Kring' denting bell pada pintu cafe berbunyi menandakan ada pelanggan yg datang. Dua gadis cantik berjalan beriringan dengan salah satu tangan mereka yg saling bertaut, seolah memberi tanda keduanya adalah pasangan.

"Mau pesan apa ka-" kalimat Adel berhenti manaka ia tersadar saat mengangkat kepalanya, mendapati orang yg sejak semalam membuatnya khawatir hingga tidak bisa tidur datang bersama seseorang yg sangat ia kenal, Flora bersama Freya.

Sudut bibir Freya terangkat naik, membentuk sebuah senyuman licik manakali ia melihat ekspresi yg tercetak jelas di wajah Adel. Tidak senang, kecewa dan ada kecemburuan disana.

'Nyut' sesuatu dalam dada Adel dan Flora terasa sakit, Flora memilih untuk menundukan kepalanya tak sanggup untuk menunjukan wajah apalagi bertatap mata dengan Adel.

"E-ehh Freya, Flora kalian kok bisa bareng?" tanya Adel sedikit terbata karena masih terkejut.

"Haha, lupa ngenalin Del, ini cewek gue" jawab Freya melepas genggaman tangannya dan beralih merangkul bahu Flora.

"Hah?" belum terjawab pertanyaan yg sedari tadi mengganggu pikirannya, kini adel dihadapi dengan kenyataan baru. Freya berpacaran dengan Flora, gadis yg disukainya.

"Kaget ya? Gue sama Flora udah kenal dari jaman sekolah, kita baru mulai pacaran sejak hari ini. Kemaren habis kelar acara lo, gue langsung susul Flora ke rumahnya dan menyatakan perasaan gue. Iyakan SA-YANG?" jelas Freya sembari menatap Flora intens.

"I-iya..." cicit Flora bergidik dengan tatapan Freya.

Adel yg mendengar jawaban Flora mendadak lemas, rasanya kedua kakinya ini tidak mampu untuk menopang tubuhnya, namun dengan sekuat tenaga Adel berusaha untuk tidak ambruk didepan pasangan baru yg sedang berbahagia ini.

Namun, bertambah lagi pertanyaan didalam kepala Adel. Apakah selama ini sikap penolakan yg Flora berikan padanya adalah karena Flora menunggu cinta masa SMA nya muncul? Tapi kenapa saat itu Flora memintanya untuk menunggu? Atau Flora mengatakan itu hanya untuk menjaga perasaan Adel, karena sebenarnya cintanya pada Flora tidak akan pernah berbalas.

Flora menyadari perubahan ekspresi pada wajah Adel, perasaan bersalah dan terluka menyelimuti diri Flora. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih tidak ada satupun penjalasan yg bisa Flora berikan pada Adel, baik kemarin malam maupun saat ini. Karna apapun yg akan Flora lakukan saat ini hanya akan membahayakan Bundanya yg berada dalam gengaman Freya.

"Maaf Adel, sebaiknya kamu membenci saya saja. Saya tidak ingin mimpi yg saya alami tadi menjadi kenyataan. Maaf saya menyakitimu." batin Flora bersuara.

Senyum kemenangan terlukis di wajah Freya. Sesuai dugaan, Flora tidak mungkin memilih Adel daripada keselamatan Bunda nya. Meski harus mengorbankan adik dari Zee, rencana Freya untuk membuat Flora menderita harus tetap berjalan. Anggap saja ini peringatan karena Zee berani mengkhianatinya, sekali dayung duq tiga pulau terlampaui.












bersambung.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nice To Meet You (FLODEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang