|Prolog |▸ .

76 21 7
                                    

Hai !! You can read this anytime and anywhere, cuman berharap kalian enjoy reading my first story, okay?

Don't forget to vote and comment ♡

Ig; edll_weiss

Di tengah keramaian kota Bandung dengan hawa dingin yang berpadu hangat saat senja tiba, Eldion memacu mobilnya dari Jakarta menuju rumah masa remajanya di Bandung. Dengan penuh harapan, ia memarkirkan mobilnya dan bergegas memasuki rumah itu. Ia membuka pintu mobil sebelah kiri untuk mengambil karangan bunga segar yang dibelinya dalam perjalanan, aroma bunga mawar kesukaan ibunya menguar di udara.

Dengan langkah pasti, ia membuka pintu yang masih sama seperti dulu. Di ruang tengah, ia mendapati ibunya tengah duduk santai membaca buku di depan televisi. Bahagia tampak di wajah ibunya saat menyadari kehadirannya. Ia bangkit dan memeluk erat putranya, seolah-olah menumpahkan segenap kerinduan pada putranya. Eldion membalas pelukan ibunya, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak kunjung padam seiring berjalannya waktu. Karangan bunga mawar itu diserahkannya kepada ibunya.

"Dion? Mama rindu kamu, Nak. Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Imke, Ibu Eldion

"Dion juga rindu Mama, Dion baik-baik saja Ma, Mama apa kabar?"

Imke meluk erat putranya, air mata kebahagiaan membasahi bahunya. "Mama baik-baik saja, mama senang kamu pulang ke rumah ini. Mama kira kamu tidak akan pernah mau mengijakan kaki di rumah ini lagi."

"Dion marah sama Mama bukan berarti Dion benci sama mama," kata Eldion sambil mengusap air mata Ibunya.

Imke melepaskan pelukan putranya dan menatapnya dengan serius. "Dion? Dimana Alesha? Kalian masih bersama kan?" tanya Imke, mencari keberadaan kekasih Eldion yang selalu berada di sisinya.

"Alesha? Mama nanyain Alesha?" tanya Eldion memastikan.

"Iya Nak, dimana dia?"

Eldion menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca menahan tangis. "Alesha, dia di Amsterdam. Kita juga sudah putus."

"Pu-putus? Gara-gara mama ya Dion? Mama minta maaf sudah menyakiti cintamu, Alesha." tangis Imke pecah di depan Eldion.

"Sudah menjadi takdir mungkin," jawab Eldion pasti, menyeka air mata Ibunya.

Imke menggelengkan kepala. "Tidak. Ini semua bisa dibenahi Dion. Kamu bisa mengejar cintanya sampai ke ujung dunia. Kemanapun Dion. Termasuk Amsterdam, kota kelahiranmu, sekarang cintamu ada di sana. Pergilah benahi semuanya."

Eldion tercengang mendengar ucapan Ibunya. Ia tak pernah menyangka Ibunya akan meresui cintanya pada Alesha. Eldion langsung memeluk ibunya erat-erat.

"Terima kasih." bisiknya.

Keesokan harinya, Eldion berangkat kembali ke Jakarta untuk bersiap pergi ke Amsterdam menemui cintanya. Alesha, setelah mendapatkan restu dari Imke.

Sementara itu, Imke hanya bisa berdoa agar putranya menemukan kebahagiaan dan cinta yang selama ini dicarinya. Imke percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan, dan Imke yakin bahwa Eldion akan menemukan cintanya yang sejati.

Satu tahun, dua hati, dan kenangan SMA kelas 12 yang tak terlupakan namun berkesan. Eldion dan Alesha.

Next !

Paramita AmorfatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang