4. Salah sasaran

31 18 5
                                    

Happy Reading !!
Vote jika kalian suka dan penasaran ♡

Ig ; edll_weiss

Pandangan yang tak henti-hentinya melintasi setiap sudut sekolah. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Alesha, gadis yang ia temui kemarin. Alesha tampak rapuh dan membutuhkan pertolongan.

Alesha, dia udah membaik belum ya? bisik hatinya
cemas.

Leon, sahabat karib Eldion yang menyadari kegelisahannya, menepuk pundak Eldion pelan dan bertanya, "Nyari siapa?" Suara Leon membuyarkan lamunan Eldion yang masih memandangi, gerbang seolah menanti kehadirannya.

Terkejut, Eldion buru-buru memutar dan menjawab dengan gugup, "Eh, nggak. Emangnya gua nyari siapa?"

Leon menaikkan sebelah alisnya, tak percaya dengan jawaban Eldion, "Lah, nanya balik, ya lu nyari siapa, ege?" Percakapan mereka yang mencerahkan nada suara tinggi rendah menarik perhatian teman-temannya.

Beberapa pasang mata kini muncul pada Eldion dan Leon, penasaran dengan siapa yang sedang dicari oleh Eldion.

"Naon naon?" timpal Jalen, rasa ingin tahunya terusik oleh kegaduhan yang tiba-tiba muncul di antara Eldion dan Leon.

"Tuh si Dion siga nyari seseorang yang tak datang tiba wkwk tumben tumbenan hulang huleng kitu," jelas Leon sambil melirik ke arah Eldion yang tampak gelisah.

Eldion yang biasanya tenang dan penuh perhitungan, kini terlihat seperti kehilangan arah. Akes dengan dinginnya menyahut, "Kemarin kan si Dion bonceng si Alesha,"

Pernyataan Akes sontak membuat Eldion terkejut, "Kok maneh tau,Kes?" tanyanya dengan nada sedikit meninggi.

"Ya tahulah aing di seberang haha," jawab Akes santai, seolah-olah tidak menyadari perubahan sikap Eldion.

Algim, ikut bertanya, "Oh si Alesha yang sekelas sama aing ya?"

Akes, dengan sedikit meledek, menjawab, "Ya saha deui atuh Gim, nama Alesha cuman satu disini. Aduh si cantik padahal bisa aja jadi milik urang." Tawa Akes memecah keheningan, namun bagi Eldion, kata-kata Akes seperti percikan api yang menyulut bara.

Perkataan bisa aja jadi milik urang, menimbulkan rasa panas di dada Eldion.

Ada rasa tidak nyaman, bagai Akes menganggap Alesha sebagai objek yang bisa dengan mudah dimiliki. Ketegangan pun mulai terasa di udara, membuat Jalen, Leon, Algim, Mahesa saling berpandangan, penasaran dengan drama yang baru saja tersaji di hadapan mereka.

Tatapan tajam Eldion menghujam Akes yang duduk santai, seolah menusuk relung jantung.

Nada bicara Eldion meninggi, dipenuhi amarah yang tertahan, "Muka udah babak belur gitu masih mau mainin cewe hah?"

Cengiran Akes seketika memudar, diikuti kepanikan yang berusaha dia tutupi dengan tawa canggung, "Haha, babak belur doang udah biasa" Namun, nada gugup yang tak dapat diungkapkannya mengungkap kepura-puraannya.

Ancaman Eldion semakin jelas, "Mau babak belur sama tangan gua?" rahang dan tubuhnya menegang menandakan keseriusannya.

Ketakutan Akes akhirnya tumpah, "Anjir takut aing mah nggak anjir, aing bercanda doang aslian nggak berani macem macem beneran El kalo cewe yang maneh incer mah nggak akan aing langkahin," Wajah Eldion tampak serius.

Mahesa mencoba mencairkan suasana dengan gurauan yang terasa hambar, "Tah siah ngambek si Dion, Kes,"

Eldion menghela napas, membekukannya, namun tetap tegas, "Jangan suka mainin hati cewe, Kes. Inget maneh punya Teh Vera,"

Paramita AmorfatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang