Happy reading !!
Vote & coment jika kalian sukaIg; edll_weiss
Alesha menatap wajah ibunya, Risa. Ia tampak lemah di atas ranjang. Mata yang biasanya cerah kini terlihat sayu, dengan rasa lelah dan sakitnya. Selama dua minggu terakhir, Alesha merasakan kekhawatiran yang terus menghantuinya. Momen kelulusan yang seharusnya menjadi saat berbahagia itu telah berubah setelah kondisi Risa yang semakin parah.
"Bu, makan dulu yuk. Adek udah buatin bubur buat Ibu," kata Alesha lembut sambil duduk di samping kasur. Ia menyimpan nampan di pangkuannya, di atasnya ada bubur dan secangkir susu jahe.
Risa teersenyum, seolah berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya. "Terima kasih cantiknya Ibu," katanya dengan suara yang nyaris tercekat. Alesha selalu merasa sakit hati setiap kali mendengar suara lembut Ibunya itu.
Dengan penuh kasih sayang, Alesha menyuapi Ibunya. "Ibu harus kuat ya, harus cepat - cepat sehat. Minggu depan acara perpisahan adek, Bu, adek mau Ibu hadir nemenin adek," tuturnya sambil tersenyum meski dengan hati yang penuh kecemasan.
"Iya Adek Sayang. Ibu kan sudah janji akan datang," jawab Risa lemah. Senyumnya masih bisa dilihat meski samar, cukup untuk memberi kebahagiaan bagi Alesha yang tersisa di tengah beban beratnya.
"Adek, buat perpisahan nanti, ibu sudah jahitkan kebaya untuk dipakai nanti. Ada di lemari, Adek bisa coba dulu," ucapnya dengan nada lembut, tapi jelas ada rasa lelah di suara itu.
Alesha menahan haru. Ibu yang selalu menginginkan yang terbaik, meski sekarang dalam keadaan yang tak mengenakkan. Namun, Alesha tahu, harapan Ibunya harus dijaga.
"Ibu, adek sayang sama Ibu. Panjang umur ya, Bu. Temani aku sampai kapanpun," lirinya, air matanya menetes.
"Ibu tidak biss berjanji Dek," jawab Risa sambil mengusap bahu Alesha.
"Tapi, ibu akan berusaha selalu kuat demi kamu sama Abangmu,"Alesha mengangguk, ia masih berusaha agar air matanya tak mentes lebih deras, namun sulit baginya untuk tak menangis.
"Adek, kuliah ya? Ibu ada uang tabungan yang sudah ibu simpan sejak lama untuk Adek agar bisa kuliah," Risa melanjutkan pembicaraannya.
Dengan tegas, Alesha menggelengkan kepalnya.
"Nggak, Bu. Uangnya Ibu simpan untuk biaya pengobatan Ibu. Ibu kan rawat jalan, butuh banyak uang! Kuliah bisa kapan aja Bu. Adek mau kerja dulu, biar kuliah bisa pakai uang Adek sendiri, kaya Abang!"Risa merasakan ketulusan dalam kata - kata anak bungsunya itu. Dalam hatinya, ia bersyukur memiliki anak sebaik Alesha dan Areksa, anak - anak yang tak pernah mau menyusahkan orang tuanya.
"Ibu beruntung punya dua malaikat kecil ibu, ibu tidak akan memaksa Adek untuk menjadi seperti orang lain. Adek jadi diri sendiri saja, yang penting Adek senang dengan apa yang Adek jalani," ucapnya tulus sembari mencium kening Alesha.Pasa saat itu, Alesha menyadari betapa berartinya seorang Ibu. Kehangatan yang selalu ada di rumah mereka bukan hanya dari fisik, tetapi dari kasih sayang juga. "Aku janji akan selalu menjaga Ibu, mendoakan Ibu dan berusaha agar impian Ibu untuk melihat aku sukses bisa terwujud, meski keadaan selalu tak berpihak padaku," bisiknya lirih.
𖹭
Pagi itu, Alesha sudah bersiap dengan rapi. Rambut panjangnya diikat simple, celana jeans, dan kemeja berwarna biru menjadi ciri khasnya, melekat di tubuh cantiknya membuatnya terlihat anggun. Ia segera menaiki mobilnya, berangkat ke rumah sakit untuk mengambil obat Ibunya setelah pemeriksaan kemarin.
![](https://img.wattpad.com/cover/373038097-288-k928794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paramita Amorfati
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA!] Banyak plot wistnya guys 😃❤️ {Pesan cinta dariku} - El Ini cerita pertamaku, sebuah perjalanan yang penuh warna dan pelajaran berharga dalam kehidupan. Dari saat pertama kali aku melangkah ke fase ini, aku menyadari bahwa set...