Happy reading!!!
Vote & coment jika kalian suka 𖹭Ig; edll_weiss
Alesha mengernyitkan dahinya saat mendengar sesuatu yang masih samar, Alesha merasa seolah - olah waktu berputar kembali ke masa lalu. Suasana hening tiba - tiba pecah oleh suara sirine ambulans yang semakin jelas terdengar suaranya.
Alesha hanya terdiam dengan tatapan kosong, mendengar sirine ini membawa kembali dirinya pada kenangan pahit dan rasa gelisah yang melanda Alesha kecil.
Kenapa suara ini yang harus aku dengar pada saat - saat seperti ini? Pikir Alesha, kepalanya berdenyut - denyut. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
"Ibu! Selamatkan ibu!!" Teriak Alesha kecil dalam ingatan yang sangat jelas. Suara riuh Alesha kecil yang berteriak, seorang anak yang takut ditinggalkan ketika sirine semakin mendekat, ia mengerang, "aku mau nemenin ibu di ambulans! Om supirnya telat jemput ibu, aku takut ibu ninggalin aku!"
Suara anak itu menjadi hiruk - pikuk di kepalanya, gambaran yang terlalu nyata akan momen ketika ibu harus dibawa pergi akibat serangan jantung. Semua rasa takut akan kehilangan seolah kembali merobek jiwanya.
Alesha menutup mata dan kedua tangannya menutup telinga, "aku benci ambulans!" Teriaknya sebelum jatuh pingsan.
Eldion mulai merasakan ketegangan, ia tak bisa diam saja melihat Alesha yang semakin terpuruk, kembali berteriak panik seperti.
"El, bawa Alesha masuk! Dia punya trauma dan takut sama sirine, jaga dia ya!" Pinta Tisa, melihat Alesha mulai tak berdaya.
Tanpa berpikir panjang, Eldion segera mengangkat tubuh Alesha yang terjatuh pingsan, membawanya dengan cepat ke dalam rumah.
Setiap kali lihat kamu sedih kaya gini, pundakku rasanya berat Al. Dada aku ikut sakit lihat kamu kaya gini kenapa harus kamu yang ngalamin kejadian kaya gini sih Al. Batinnya menggeram, menahan rasa sakit melihat kekasihnya.
Eldion mengipasi Alesha dengan tangannya, ia juga menggosok punggung tangan Alesha sambil berkata dengan lembut, "Alesha, kamu aman ada aku di sini. Kamu harus ikhlas meskipun rasanya sakit," ia mengoleskan minyak kayu putih di pelipis Alesha, berharap aroma itu bisa membuat Alesha kembai sadarkan diri.
Beberapa menut berlalu, perlahan Alesha membuka matanya yang sembab, memandang Eldion yang menggeggam tangannya. "El, di ambulans itu beneran ibu ya?" Tanya Alesha pelan, suaranya masih bergetar. Eldion menghela napas, menguatkan genggamannya, "Alhamdulillah Al, kamu udah sadar aku takut kamu kenapa - napa,"
"Jawab El!" Tangis Alesha.
"Ikhlas ya? Kamu harus bisa menerima kenyataan Al," katanya dengan meyakinkan Alesha.
Hatinya bergetar melihat Alesha mulai bangkit dari ketakutannya, "kenapa secepat ini Bu, harusnya adek sadar kemarin sama sifat ibu, tapi adek cuman cemas dan menepis pikiran buruk adek kalo ini cuman prasangka buruk," suaranya bergetar.
Eldion memeluk kembali erat Alesha. Dalam pelukan itu, Alesha merasa bahwa ia tak sendirian lagi.
Alesha bersandar di bahu Eldion, merasakan dunia sekelilingnya hancur berkeping - keping meskipun kekasihnya berada di sisinya, namun tidak dengan ibu.
Suara sirine ambulans yang masih tergiang di telinga seakan menjadi pengingat pahit tentang kepergian sang ibu. Ia berdiri, jiwanya terasa kosong ketika melihat jenazah ibunya, Risa. Diangkat oleh beberapa orang ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paramita Amorfati
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA!] Banyak plot wistnya guys 😃❤️ {Pesan cinta dariku} - El Ini cerita pertamaku, sebuah perjalanan yang penuh warna dan pelajaran berharga dalam kehidupan. Dari saat pertama kali aku melangkah ke fase ini, aku menyadari bahwa set...