Yibo VS Zhoucheng

92 8 2
                                    


Entah apa yang dilakukan Wang Yibo didalam kamar mandi selama hampir satu jam. Dia yang biasanya mandi kilat tapi hari ini entah mengapa sangat lambat.

Wang Yibo turun dengan santai ke lantai bawah dan langsung menuju meja makan.

Namun sayang, ternyata makan malam bersama keluarga tidak bisa terlaksana. Karena hanya dirinya saja yang belum menikmati makanannya. Sedangkan yang lainnya sudah.

Baru saja bokongnya mendarat diatas kursi meja makan, suara kakak iparnya menyambangi telinganya.

" Kau itu mandi atau pingsan dikamar mandi? " Ah Cheng bertanya dengan ketus sambil melotot tajam kearah suami adiknya tercinta.

" Tentu saja aku mandi, jie " Wang Yibo menjawab dengan kelewat santai tanpa sadar jika ada si kelinci liar yang sedang mengintai, bersiap untuk mencakar.

" Heii.. Kau panggil aku apa barusan? " Ah Cheng tentu saja tidak terima dengan panggilan yang ditujukan padanya.

Hampir saja dia melemparkan mangkok berisi sup akar teratai yang ada didepannya ke wajah adik iparnya tersebut.

Wang Yibo acuh sambil menyunggingkan senyum menyebalkannya.

" Anak-anak memanggil kau dengan sebutan onty, kau tidak marah. Tapi kenapa kau marah saat aku memanggilmu jiejie? Aku kan hanya menyesuaikan dengan mereka saja, jie. Hahahaha " Wang Yibo tertawa kencang melihat wajah Ah Cheng yang mulutnya komat kamit.

" Keponakanku pasti dihasut oleh si Sehun sialan itu untuk memanggilku onty padahal aku ini laki-laki.Awas saja jika ketemu, akan aku gunduli rambutnya " Ah Cheng gregetan dalam hati, ingin segera menjalankan niat jahatnya.

Sementara ditempat lain, di sebuah kamar dalam apartment mewah..

" Haaachiii.. " sang pemilik kamar tiba-tiba bersin hingga mengejutkan seorang pemuda manis yang sedang duduk didepan meja rias.

" Sepertinya ada yang sedang membicarakanku " Sehun menggosok hidungnya yang terasa gatal setelah bersin.

Sedangkan si pria manis yang masih duduk didepan meja rias, meremat benda dalam genggamannya.

Lipbalm yang sedang dioleskan pada bibirnya meleset dari jalur yang benar akibat suara bersin dari pria yang sedang duduk anteng ditengah ranjang.

" Wang Sehun... " Luhan, si pemuda manis membalikkan badan menghadap kekasihnya dengan tatapan garang dan mata melotot.

Bukannya takut, Sehun malah tertawa karena melihat raut kesal Luhan. Sungguh menggemaskan.

" Maaf, sayang. Aku tidak sengaja bersin. Sumpah deh." Sehun mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk tanda V untuk meyakinkan pria manisnya tersebut.

" Suara bersin mu itu keras sekali. Lain kali dikecilkan volume nya. Bisa kan? "

" Tentu saja bisa sayang . Apa sih yang tidak bisa dilakukan seorang Wang Sehun untuk Luhan tersayang? " Sehun pun mengedipkan sebelah matanya. Luhan yang melihatnya hanya memutar matanya malas.

Ternyata buah jatuh tidak jauh dari penjualnya. Mungkin Yibo pandai merayu karena diajari kakak nya.

Sehun melangkah turun dari ranjang dan menghampiri kekasihnya yang masih sibuk merias diri didepan kaca.
Luhan tidak memperdulikan Sehun yang datang menghampirinya.

Sehun berdiri di belakang tubuh Luhan lalu sedikit menundukkan tubuhnya untuk mencium pipi Luhan sekilas lalu berbisik ditelinga kekasihnya dengan suara rendah.

" Kau sudah cantik, sayang. Aku sudah tidak tahan " Sehun dengan sengaja menjilat daun telinganya hingga membuat tubuhnya merinding seketika.
Bukan karena takut, tapi karena sensasinya yang terasa berbeda.
Membuat gairahnya bergelora dalam sekejap mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang