Chapter 3

252 42 7
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Taehyung-ah, kumohon ... Kumohon jangan pergi lagi, ini sudah larut, aku akan segera pergi dari sini, jadi-"

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Potong Taehyung bertanya tanpa membalikan kembali tubuhnya menghadap Jintae.

"Taehyung-"

"Apa kau belum puas? Apa kau belum puas membuat keluarga kami menderita?!" Kali ini Taehyung membalikan tubuhnya sambil menatap Jintae dengan penuh kebencian.

"Maafkan aku ...." Jintae menundukkan kepalanya, air matanya menetes, Taehoon mendekati Jintae dan memeluknya.

"Ayah, kenapa menangis? Tolong jangan menangis," ujar Taehoon sambil mengusap punggung Ayahnya.

"Kim Taehoon! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau malah menenangkan pria bajingan itu?!" Kesal Taehyung.

"Taehyung-ah, tolong jangan membentak Ayah, sudah kubilang sebelumnya jika kita sudah salah paham dengannya, bahkan sampai Ibu meninggalpun dia tidak pernah menyalahkan Ayah," jawab Taehoon yang membuat Jintae tambah menangis.

"Dia da ibunya sudah mengusir kita, mereka sudah meninggalkan kita! Sadarlah, Kim Taehoon!" Bentak Taehyung. "Taehyung-ah, kumohon!" Teriak Taehoon yang membuat Taehyung sedikit terkejut, karena ini kali pertama kembarannya itu berteriak.

"Kumohon dengarkan penjelasan dari Ayah, dia sangat mencintai kita, Taehyung-ah ... Selama ini dia juga menderita, kumohon ...." Tangis Taehoon memohon.

Taehyung melihat kembarannya yang memohon padanya hanya bisa menghela napasnya, dia membalikan tubuhnya lalu berjalan.

"Taehyung-ah-"

"Aku mau menutup pagar," potong Taehyung sambil menutup pagar rumahnya, setelah itu dia kembali berjalan ke rumahnya, dia membuka sepatunya lalu masuk ke dalam rumahnya, tak lupa dia juga melempar pelan kantong kresek berisi tteokbokki ke hadapan Taehoon.

Taehoon tertegun ketika melihat itu, Taehyung juga terlihat mengambil mangkuk dan sumpit. "Di mana Nenek?" Tanya Taehyung sambil menaruh mangkuk dan sumpit di atas meja, "makanlah, maaf karena membentakmu." Lanjut Taehyung pada Taehoon.

Taehoon kembali menangis. "Kenapa kau malah menangis lagi? Kau kan tidak melakukan kesalahan!" Ujar Taehyung terkejut.

Taehoon memeluk tubuh Taehyung. "Taehyung-ah ... Nenek masuk ke rumah sakit ... Saat aku kembali setelah menemuimu Nenek mengeluh kepalanya terasa pusing dan sakit, tak lama dia tidak sadarkan diri ... Kau tidak bisa dihubungi jadi aku menghubungi Ayah ...." Tangis Taehoon.

Taehyung menatap Jintae tajam. "Lalu bagaimana keadaan Nenek?" Tanya Taehyung. "Nenek harus melakukan operasi secepatnya karena tumornya semakin ganas, jadi ... Jad-"

"Apa dia yang membayar uang operasinya?" Tanya Taehyung. Taehoon mengangguk, "Maafkan aku karena baru mengatakan ini padamu, aku tidak ada pilihan lain, aku tidak ingin kehilangan Nenek juga." Taehyung menghela napas mendengar jawaban Taehoon.

Tetapi, bukannya marah, Taehyung malah mengusap punggung Taehoon. "Apa operasinya sudah berjalan?" Tanya Taehyung. Taehoon mengangguk.

"Lalu kenapa kau masih di sini? Kenapa tidak menemani Nenek di sana?" Tanya Taehyung lagi. "Nenek baru saja menjalani operasi beberapa menit yang lalu, aku takut kau khawatir jika aku tidak ada di rumah, jadi aku dan Ayah memutuskan menunggumu pulang, di sama ada Ibu ya-"

"Ibu? Kim Taehoon, sadarlah, Ibu kita sudah meninggal 5 tahun lalu, kita sudah tidak punya Ibu, jangan menyebut istri pria itu dengan sebutan 'Ibu', dia bukan Ibumu,"

Twins | VSOO | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang