Hari yang di tunggu warga sekolah telah tiba, hari di mana acara puncak dari Pesta Perayaan Hari Jadi Yayasan Alexandrea.
Seperti yang di katakan Zaven, ini adalah project besar pertama yang di garap puteri bungsunya; sebagai Ketua OSIS dan juga cucu pemilik Yayasan. Tanggungjawab Jasmine menjadi double dan lebih berat, ia tidak ingin gagal sedikit pun.
Meskipun tubuhnya masih tidak begitu fit, tetap saja Jasmine memaksa untuk berangkat ke sekolah pagi hari. Dengan alasan, sekolah hari ini memang free schedule —alias tidak ada kegiatan belajar mengajar di kelas, seluruh guru dan murid sibuk mempersiapkan acara nanti malam.
"Ini yang lo minta."
Jasmine melirik Alfa yang duduk di depan mejanya, cowok itu memang menjadi salah satu panitia tambahan dari siswa selain OSIS. Tadi ia memerintahkan Alfa untuk meminta beberapa daftar lagu yang akan dibawakan oleh perwakilan club kesenian di masing - masing tingkatan kelas nanti malam.
"Thanks," ucap Jasmine mulai memeriksa daftarnya, ia mencocokkannya dengan list urutan tampil.
Sedangkan Alfa memperhatikan Jasmine dalam diam, gadis di hadapannya ini begitu indah untuk di pandang; baik fisik maupun adabnya, Alfa sangat menyukainya. Dari pertemuan pertama mereka di masa lalu, hingga saat ini, Jasmine tidak pernah gagal menarik perhatian Alfa.
"Jas, kalau boleh tau, tadi lo di anter sekolah sama siapa?" Tanya Alfa penasaran, ia belum pernah melihat pemuda itu dan nampaknya ada banyak lelaki di sekitar Jasmine, Alfa jadi kepo sebenarnya Jasmine sudah berubah menjadi gadis seperti apa?
Jasmine hanya diam, ia tidak menanggapi Alfa. Wajah seriusnya menandakan kalau gadis itu sedang tidak mempunyai banyak waktu senggang untuk 'wawancara' dadakan.
"Susah banget ngajak lo ngomong," gumam Alfa, ia gagal lagi mendekati Jasmine.
Menurut Alfa, Jasmine itu unik. Sangat sulit di dekati, di cari informasi dan gadis itu seperti sangat menjaga orang - orang di sekitarnya, juga sangat setia.
Alfa menoleh saat ada beberapa siswa masuk ke kelasnya, Bara dan anggota OSIS lainnya datang.
"Bara, aku udah entry data lagu. Tinggal di print aja," lapor Jasmine dan menunjukka hasil kerjanya. Bara pun mengecek ulang lalu memindahkan data itu ke dalam flashdisk.
"Lo print dan masukin ke map rundown acara," titah Bara menyerahkan flashdisk ke salah satu anggota OSIS.
Bara duduk di bangku tepat di samping Jasmine, membuat Alfa berpikir hal yang baru lagi; Jasmine tidak sedingin itu pada Bara.
"Kata abang lo, lo lagi sakit?" Tanya Bara setelah beberapa saat diam.
"Eh iya sakit apa lo, Jas?" Anggota OSIS lain ikut bertanya.
Jasmine mengangguk. Lalu satu detik kemudian menggeleng.
"Aku gak enak badan aja kemarin, telat makan. Sekarang udah baik - baik aja," jawab Jasmine sambil memperhatikan teman OSIS nya sedang membuka sosial medianya.
"Apa lagi yang harus di kerjain? Stand bazar, stage atau apa gitu yang —"
"Santai aja dulu Jas, masih pagi. Nanti gampang gue cek ulang tu semua properti juga, lo tenang aja," sanggah yang lain sebelum pertanyaan Jasmine semakin melebar.
"Yang tadi pagi nganter lo itu abang lo?" Tanya Alfa nimrung.
"Apa yang kamu mau tau?" Tanya balik Jasmine to the point, ia sudah lama ingin menanyakan hal itu pada Alfa.
"Tentang lo," jawab Alfa enteng tapi tidak seenteng respon yang ia dapati. Para anggota OSIS meliriknya tak suka, apalagi Jasmine yang menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...