[ SEASON II | J Edition ]
Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun?
Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mabin..." lirih Jasmine, kedua bola matanya memerah.
"Gue di sini," jawab Marvin cepat.
"Maaf.. maafin aku," ucap Jasmine mulai menangis tersedu - sedu.
"Sweetheart, tenang," sela Zaven menenangkan putrinya.
Jasmine pun bangun, memeluk Marvin sangat erat, kedua tangannya terlihat kecil dan mungil saa meremas kuat kaos basah Marvin.
"Hey, ssst. Kenapa? Gue terlalu kasar lagi sama lo? Maaf, gue janji gak akan terlalu kasar dan keras lagi sama lo."
Jasmine menggeleng, "maaf, maafin aku udah tega lupain kamu sebentar. Aku minta maaf."
Deg
"Lo.. inget gue?"
"Iya, aku udah inget semuanya. Semuanya termasuk tentang kamu."
Ungkapan Jasmine mengejutkan semua orang, mereka ikut menangis haru dan bersyukur.
"I love you, Mabin. So much."
Marvin meneteskan air mata. Ia memejamkan matanya sebentar sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Merasakan bahagia yang membuncah di dalam dirinya, bak ledakan confeti kejutan yang di tembak di atas kepalanya.
Taman bunga Marvin yang hampir saja layu kehilangan jiwa dan harapannya, kini tiba - tiba tumbuh mekar nan subur kembali. Sebuah container besar membawa ratusan mili liter air menyirami semua tanaman dengan merata.
Marvin tak mampu berkata apapun, semua kekhawatirannya lenyap begitu saja. Tadinya, ia ingin mundur; jika memang Jasmine terus menghindarinya.
Tapi ternyata takdir menunjukkan jalannya, ke arah orang yang sama. Seorang gadis bermata biru yang menenggelamkan akal sehat Marvin.
****
Pagi hari di mansion Pramoedya, satu minggu dari malam kembalinya ingatan Jasmine.
Jasmine sedang menata rambutnya, karena hari ini ia akan mulai masuk sekolah lagi. Jasmine sangat bersemangat karena hari ini juga akan ada pengumuman penting di sekolah.
Sebagai ketua OSIS, Jasmine akan memberikan sambutannya di atas panggung. Teman - teman sekolahnya beserta jajaran OSIS berkumpul kemarin malam, hingga sepertinya Jasmine tak akan bingung atau kesulitan meski baru saja berangkat setelah izin sakit, langsung naik ke atas panggung.
Simple saja, Jasmine ingin terlihat lebih 'dewasa' mulai sekarang; jadi ia hanya menggerai rambut kecoklatan miliknya, membuat curly di bagian bawah rambut.
Jasmine juga mengenakan jam tangan pemberian Marvin semalam, tak lupa liontin baru dari Zaven -seperti biasa, terdapat gps dan alarm yang terhubung dengan earpiece para pengawal, mansion dan juga sekolah.