Part 3

124 8 0
                                    

Sabtu pagi Kookie tiba di toko roti sekitar 10 menit sebelum Bambang seharusnya datang untuk memenuhi janji kerjanya.
Bukan berarti Kookie mengharapkan kedatangan anak itu.
Waktu itu Kookie hanya bereaksi sesuai situasi, berbuat baik.
Dan Kookie memegang teguh keyakinan bahwa semua perbuatan baik pasti mendapatkan balasan buruk.

Baiklah, anak itu takkan muncul dan Kookie akan merasa kesal, terutama pada diri sendiri.

Kookie berjalan menuju pintu belakang toko roti, tanpa disangka dibarengi pemuda tinggi dan berambut gelap yang kini melangkah di samping Kookie.

"Selamat pagi," siapa Bambam sopan

Kookie melirik pemuda itu.
"Kau datang pagi sekali."

"Aku tidak ingin terlambat"

"Aku terkesan dengan kedatanganmu"

"Kau tidak mengharapkan kedatanganku?"

"Tidak"

"Aku kan sudah janji"

"Kau mencari tindakanmu itu membuat kata-katamu patut dipertanyakan"

Kookie tidak benar-benar menetap Bambam saat bicara, jadi ia tidak yakin, tetapi sekilas Kookie menangkap sesuatu yang tampak seperti kekecewaan dari sudut mata.
Apakah karena Kookie meragukan Bambam?
Karena ia menyinggung-nyinggung pencurian itu?
Bagus sekali. Setiap pagi harus dimulai dengan pencuri roti yang terlalu sensitif.

"Kau juga atlet" tambah Kookie, tidak yakin mengapa merasa harus membuat Bambam merasa lebih baik.

"Aku memang tidak suka atlet. Ini berkaitan dengan masa SMA aku, ketika semua pria yang ku sukai mengabaikan ku."

"Aku tidak mempercayainya"

Kookie menghela nafas. "Apakah kau berusaha menebar pesona?"

''hanya sedikit. Aku sedang berlatih"

Kookie bisa menebak siapa guru yang menjadi panutan Bambam.

"Simpan saja pesonamu untuk orang yang lebih mudah terkesan. Aku sudah kebal"

"Aku menyadari hal itu. Kau tidak terlalu menyukai Kim Taehyung"

"Aku tidak bilang begitu," gumam Kookie, meskipun itu benar.

Menurut Kookie, Taehyung sangat tampan dan memiliki tubuh mengagumkan yang mampu membuat sekujur tubuh Kookie seolah terbakar, tetapi bukan berarti ia harus menyukai pria itu.
Tidak mungkin Kookie ditaklukkan senyuman terlatih dan daya tarik sensual Taehyung yang begitu besar hingga mungkin berperan dalam menimbulkan pemanasan global.

Bambang membuka dan menahan pintu toko roti.
Kookie masuk dan melambai pada dong Suk.

"Pagi," sapa Kookie

Dong suk, pria tua yang berpakaian serba putih, termasuk celemeknya berjalan tergesa-gesa ke arah mereka.

"Pagi" ucap dong Suk, sambil menatap Bambam
"Kau siap bekerja?''

" ya tuan"

Dong Suk tampak tidak terlalu yakin. "Pekerjaan ini tidak mudah dan aku tidak tertarik mendengar keluhan. Kau dengar? Tidak boleh mengeluh"

Bambam menegakkan tubuh. "Aku tidak suka mengeluh"

"Kita lihat saja nanti,"

Dong Suk berjalan lebih dulu, diikuti Bambam.

Kookie memandangi kepergian mereka.
Bambam akan bekerja keras membayar hutangnya dengan menggosok mangkuk pengaduk besar yang digunakan untuk membuat adonan roti.
Pekerjaan itu akan diikuti berbagai tugas yang dirancang untuk membuat Bambam berpikir dua kali jika ingin mencuri alih-alih membeli.
Kookie ingin tahu apakah pelajaran itu akan dipahami atau hanya akan lewat begitu saja.

Sentuhan TermanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang