Part 10

100 10 4
                                    

Taehyung mengatur kursi di ruangan. Sekarang hari Minggu, dan 1 jam lagi akan ada pertemuan untuk menyaksikan rekaman pertandingan seperti biasa.

Meskipun kencan semalam berakhir kurang memuaskan, suasana hati Taehyung saat ini sangat baik. Tim bimbingan Taehyung menang, Karina telah memilih 6 kampus untuk mendaftarkan diri, selain itu Taehyung mempunyai wanita seksi yang tidak hanya senang diajak bicara tapi juga bercinta kapanpun ia inginkan.

Oh yeah, senang sekali rasanya menjadi dirinya saat ini.

Taehyung mendengar langkah di lorong lalu melangkah mendekati pintu. Kookie berjalan terburu-buru mendekatinya, terlihat sangat serius mengenai sesuatu.

Taehyung tersenyum lebar. Walaupun mereka tidak bisa melakukan sesuatu yang signifikan, mereka mungkin bisa berciuman panas beberapa kali di dalam kantornya. Itu akan.....

Kookie berhenti di hadapan pria itu, melambaikan secarik kertas.

"Kau pikir kau tahu segalanya, bukan begitu?"

Nada bicara itu tidak terdengar bahagia. "Ada apa?"

" Wah, pertanyaan menarik. Ada apa? Hmm, bagaimana dengan kenyataan bahwa pemain kuncimu berbohong padamu mengenai tempat tinggalnya?"

" Bambam? Apa maksudmu?" Taehyung meraih kertas itu dari tangan Kookie.

"Apa ini?"

"Cek gajinya. Aku tahu Bambam sangat membutuhkan uang, jadi kuputuskan mengantar cek ini kepadanya. Aku datang ke rumahnya, alamat yang diberikan padaku gedung yang sudah tidak terpakai. Aku tidak percaya. Jadi aku masuk dan memang ada yang tinggal di sana. Aku melihat pakaian dan kantong tidur, beberapa senter, dan ini"

Kookie menarik t-shirt dari dalam tas.

"Apa t-shirt ini tampak familia?"

Taehyung tidak percaya. Bambam hidup seperti itu? Bagaimana mungkin ia tidak tahu? Bambam menceritakan segalanya padanya.

"Dia tidak pernah membatalkan apa-apa. Sudah berapa lama ini berlangsung?"

"Itu pertanyaanku untukmu, Coach. Mengetahui hal-hal semacam ini seharusnya menjadi tugasmu, bukan tugasku"

"Tidak mungkin" Taehyung berkeras

"Masih ada alasan lain. Tidak mungkin aku tidak tahu"

"Aku Tak sabar mendengar penjelasannya" ujar Kookie kesal

"Dia masih anak-anak, Taehyung. Aku tidak peduli dia sudah berulang tahun ke-18 dan secara hukum dianggap dewasa. Tidak seharusnya dia berhadapan dengan masalah seperti ini. Tinggal sendirian dalam gedung terbengkalai?"

"Dia tidak tinggal di sana"

Bambam tidak mungkin begitu. Taehyung pasti akan tahu. Ia peduli pada para pemainnya. Ia melibatkan diri dalam kehidupan mereka.

Beberapa menit kemudian Taehyung mendengar para siswa berdatangan. Ia menyuruh beberapa anak ke mobil Kookie untuk mengambil makanan penutup dan meminta Bambam datang ke ruang kerjanya.

Taehyung mengamati Bambam masuk ke ruang kerjanya. Pemuda itu terlihat sama. Tidak ada tanda-tanda adanya kesalahan.

Mungkin Kookie bersikap berlebihan, pikir Taehyung. Mungkin Kookie salah paham mengenai situasi.

" Duduklah" kata Taehyung

Bambam menatap Mereka bergantian. "Ada apa?"

Kookie berusaha tersenyum. "Bukan hal menakutkan, jangan cemas. Kami takkan mengirimmu Ke makhluk luar angkasa untuk dijadikan subjek eksperimen"

Sentuhan TermanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang