Part 12

105 6 0
                                    

Kookie mengambil cupcake beku lalu memasukkan ke kotak pink besar. Pesanan khusus ini datang pagi-pagi sekali dari ibu yang terdengar putus asa karena suaminya lupa memesan kue untuk pesta ulang tahun anak mereka yang berusia 3 tahun.

Dengan hati-hati Kookie menata cupcake coklat berlapis gula pink dan taburan warna-warni. Beberapa menit lagi ibu yang kebingungan itu akan datang mengambil pesanannya dan lega karena setidaknya satu bagian dari rencananya hari itu berjalan dengan baik.

Oke, itu memang tidak terlalu fantastis. Tetapi setidaknya Kookie masih bisa membuat seseorang merasa lebih baik, setidaknya untuk sementara.

Kookie berhati-hati menutup kotak itu, membawanya ke depan, lalu melepaskan sarung tangan plastiknya jangan membuang sarung tangan itu ke tempat sampah.

Jiah mendorong salah satu pintu ayun yang menuju bagian belakang toko.

"Ada yang ingin menemanimu" kata Jiah tanpa menatap mata Kookie.

"Apa aku ingin menemui orang itu?" Tanya Kookie, perutnya mulai terpilin.
Tidak banyak orang yang datang melalui pintu belakang.

"Mungkin tidak"

Kookie bersiap menghadapi pertengkaran berikutnya dengan Irene. Adiknya itu bertekad kuat mendapatkan separuh bagian uangnya dari toko roti keluarga mereka. Tetapi Kookie tidak ingin menghancurkan bisnis keluarganya hanya supaya Irene bisa menyia-nyiakan masa depannya.

Secara hukum Kookie tidak perlu melakukan apapun sampai usia Irene 25 tahun dan Kookie berencana untuk tetap menolak keinginan Irene sampai adiknya itu mencapai usia yang disyaratkan.

Irene berdiri di ruang kerja Kookie. Kookie menatap adiknya sejenak, merasakan amarah dan kesedihan, disertai penyesalan dan kepasrahan.

Apapun yang Irene pikirkan, Kookie selalu menyayangi dan menginginkan yang terbaik untuk adiknya. Usia mereka hanya terpaut 6 tahun. Seharusnya hubungan mereka lebih dekat.

Kookie tahu mungkin dirinyalah yang bersalah atas semua hal buruk yang terjadi. Ia terlalu mudah untuk bertanggung jawab atas Irene, tetapi memang begitulah keadaannya.

Irene berbalik dan melihat Kookie.

"Alasanku kemarin tidak seperti yang kau pikirkan," ia mulai bicara.

"Aku bukan ingin membicarakan toko roti ini"

" Oke. Apa kau butuh uang?"

Irene memutar bola mata. "Tidak. Aku tidak membutuhkan apa-apa. Jawabanku itu seharusnya bisa membuatmu diam setidaknya selama 30 detik"

Kookie membuka mulut, lalu menutupnya. Ia sudah sangat lelah bertengkar dan merasa sakit hati.

"Aku akan pergi" kata Irene sebelum Kookie sempat menanyakan alasan kedatangannya.

"Aku tidak bisa mengubah apapun di sini. Aku tidak bisa memperbaiki keadaan. Aku tidak ingin lagi menjadi pihak yang jahat, jadi aku akan pergi jauh"

"Melarikan diri" sergah Kookie, sangat marah karena Irene memang pasti bersedia pergi.

"Mengabaikan tanggung jawabmu"

"Tanggung jawab apa?" Tanya Irene ketus

"Kau tidak menginginkanku di rumahmu Dan kau sudah pasti tidak menginginkanku disini"

"Itu tidak benar. Aku menginginkanmu di sini. Seharusnya kita rekan kerja"

"Definisimu tentang rekan kerja adalah aku melakukan segala hal persis seperti yang kau inginkan. Aku tidak ingin menghabiskan hidupku dengan menuangkan taburan di atas donat"

Sentuhan TermanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang