Part 8🔞

269 5 2
                                    

Kookie bergegas pulang dan berlari masuk ke rumah. Sebenarnya ia bergerak secepat mungkin mengingat lututnya masih kaku, namun rasanya seperti berlari.

Ia melihat sekeliling lantai bawah, memutuskan tempat itu cukup bersih, lalu bergerak menaiki tangga.

Kamar tidurnya cukup rapi. Ia merapikan penutup tempat tidur, melemparkan semua pakaian yang berserakan ke lemari dan menutup pintunya, menggosok gigi, lalu bercermin.

Tanpa pakaian.

Taehyung secara spesifik mengatakan tanpa pakaian. Jemari Kookie menelusuri pinggiran t-shirt nya dan tahu dirinya tidak mungkin menemui pria itu di lantai bawah tanpa mengenakan apapun. Belajar terbang akan lebih mudah daripada itu.

Kookie berpaling ke lemari, membuka pintu, dan menatap isinya. Oke, apa yang bisa menjadi pengganti yang bagus?

Ia melihat gaun pink dengan tali kecil. Dia tidak suka tidak memakai bra, jadi ia tidak pernah memakai gaun itu. Tetapi gaun itu cantik, feminim, dan ia hanya akan mengenakan celana dalam dibaliknya, jadi itu bisa menjadi nilai tambah.

Dengan cepat Kookie melepaskan t-shirt dan celana jeansnya, lalu menyingkirkan bra-nya. Ia memakai gaun itu, lalu menutup pintu lemari. Setelah mengecek penampilannya sekilas, ia langsung menuju lantai bawah tepat pada saat bel pintu berdering.

Sampai saat itu, Kookie tidak punya waktu untuk panik. Banyak hal yang harus dilakukannya, namun sekarang saat berjalan menuju pintu depan, ketakutan mencengkeram dirinya.

Apa yang ia lakukan? Ini gila.
Percintaan sesaat dengan pria yang nyaris tidak dikenalnya?
Ia tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya.

Kookie membuka pintu. Taehyung berdiri di teras depan rumahnya, tampan.

Taehyung mengenakan t-shirt berkerah dengan logo SMA di satu sisi, celana khaki, dan sepatu olahraga. Pria itu terlihat berbahaya, seksi, dan ada aura penuh yang terkendali, nyaris membuat Kookie pingsan.

" Hai, " sapa Taehyung, lalu tersenyum.
"Aku harus mampir sebentar"

Taehyung mengangkat kantong plastik kecil dari apotek setempat.

Kookie menatap kantong itu. "Kau mampir untuk membeli sesuatu saat menuju ke sini?"

"Kau tidak sering melakukan ini ya?"

"Apa?"

"Menjadi pelayan gairah"

Kookie merasakan dirinya merona. "Tidak. Kenapa?"

"Aku tidak mau beli sesuatu. Aku membeli kondom"

Kookie menelan ludah. " Hmm, ide bagus"

Lalu ia melangkah mundur untuk membiarkan Taehyung masuk, terutama karena membiarkan pria itu di teras hanya akan menuntut lebih banyak obrolan dan tidak yakin saat ini dirinya sanggup bicara.

Kenyataan bahwa ia menawarkan hal itu pada Taehyung menyerbu benak Kookie.

Apa ia sudah gila?
Bercinta dengan Taehyung? Seolah itu bisa berhasil.

Pria itu luar biasa. Tak Heran bila 5 atau 600 wanita yang pernah bersamanya juga luar biasa.
Bagaimana Kookie bisa menyaingi hal itu?
Ia hanya pernah bercinta dengan beberapa pria sebelum Mingyu.
Maksudnya, satu pria.

Bagaimana kalau selama ini ia keliru melakukannya?

"Berpikir ulang?" Tanya Taehyung

"Dan terdorong untuk muntah"

"Kau ingin membicarakannya?"

Apa ia punya pilihan? Kookie memejamkan mata rapat rapat, lalu menatap Taehyung.

Sentuhan TermanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang