Part 20

90 11 1
                                    

Malam itu sejuk dan cerah. Kookie duduk di tangga depan, menatap bintang-bintang di langit. Ia merasa gelisah gugup dan ia tahu penyebabnya. Irene.

Kookie merindukan adiknya. Irene Mungkin memang berbohong, mencuri resep keluarga, dan tidur dengan suaminya, tapi iren tetap adiknya.

Bambam melangkah ke atas.

"Kau baik-baik saja?"tanyanya.

"Kau sudah lama berada di luar sini"

Kookie tersenyum. "Akulah orang dewasa di rumah ini. Seharusnya aku yang mengkhawatirkanmu"

"Akhir-akhir ini kau pendiam"

"Aku memikirkan Irene"

Bambam tahu garis besar kejadiannya. "Masih belum ada kabar?"

"Tidak ada. Dia takkan menghubungiku. Untuk apa? Aku sudah menegaskan bahwa aku ingin dia pergi"

"Tapi sebenarnya tidak begitu kan?"

"Aku tidak tahu apa yang kuinginkan. Kurasa Aku ingin dia bersikap berbeda" walaupun itu takkan terjadi.

"Kau bisa mencarinya"

"Aku sudah memikirkan hal itu. Aku tidak bisa memutuskan. Apa aku harus membiarkan dia tumbuh dewasa sendiri? Apa akan lebih baik bila membiarkannya melihat sendiri seperti apa kehidupan nyata? Lalu aku ingat dia adalah adikku, hamil, dan mungkin semua ini berlebihan"

Ada seorang anak yang harus dipertimbangkan. Keponakan Kookie. Ada hubungan keluarga.

Kookie hanya tidak tahu dari mana tanggung jawabnya bermula, sampai batas mana, atau berapa banyak sakit hati yang bisa ditanggungnya.

"Kadang-kadang orang harus menemukan sendiri pijakan mereka" kata Bambam

Kookie menggeleng. "Jangan berani-berani memberikan nasihat ala terapi 12 langkah padaku"

"Aku takkan melakukannya"

Bambam bergerak ke ujung tangga lalu. Sheila mengikutinya. Gerakan anjing itu pelan, dokter hewan mengatakan Hanya tinggal menunggu hari sebelum anak-anak anjing itu lahir.

"Aku takkan tahu apa tindakanku benar sampai semuanya terlambat. Dan kalau membiarkan Irene pergi adalah keputusan keliru, bagaimana caraku memperbaikinya?"

"Kenapa dia menjadi tanggung jawabmu?" Tanya Bambam

"Karena memang begitu sejak dulu. Bahkan ketika aku membenci semua hal tentang dirinya, aku tetap merawatnya. Aku membesarkannya. Kuharap aku melakukannya dengan lebih baik"

"Waktu itu kau sendiri masih anak-anak"

"Tetap saja, akulah penyebab Irene menjadi seperti sekarang ini"

"Tidak juga. Mungkin dia memang terlahir seperti itu"

"Bagus sekali kalau begitu" ujar Kookie, sambil menumpukkan lengan ke lutut.

"Kalau benar begitu, semua ini bukan salahku"

"Sekarang pun semua ini bukan salahmu"

"Rasanya seperti salahku"

Kookie menatap Bambam. "Kadang-kadang kau bijaksana"

"Tumbuh di jalanan memang bisa membentukku menjadi seperti ini"

"Kalau begitu, bijaksanalah mengenai Karina dan bayinya"

"Jangan usik aku lagi soal itu"

"Sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Aku tahu kau mencintainya, tapi ya ampun Bambam, pikirkanlah baik-baik"

Sentuhan TermanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang