Brak!
Ester yang sedang duduk di sofa sambil membalas SMS dari Noah dibuat tersentak saat terdengar bunyi keras itu. Rupanya Senorita yang membanting pintu.
Apa yang terjadi?
Kenapa gadis itu tampak murung?"Ugh! Dasar buaya darat! Mestinya kau katakan jika aku ini pacarmu atau temanmu saja! Begitu saja apa susahnya?!"
Senorita sedang mengamuk di dalam kamar saat Ester mendorong pelan pintu mahoni yang tidak ditutup rapat ini. Dia geleng-geleng melihat benda-benda kecil berserakan di lantai.
"Mungkin Shawn merasa grogi untuk mengatakan perasaannya. Bagaimana jika kau saja yang katakan lebih dulu?"
"Aku?"
Senorita menatap dalam ke manik cokelat Ester yang sedang menatapnya.
Memangnya ada gadis yang mengatakan perasaannya lebih dulu pada seorang pemuda? Bukankah itu sama saja merendahkan harga dirinya?
Entahlah, kepalanya jadi pusing.
Ester geleng-geleng melihat gadis di depannya yang tampak kebingungan. Segera diraih kedua bahu Senorita. Dia menatapnya dalam-dalam.
"Kau mungkin tidak punya banyak kesempatan lagi, karena Shawn akan segera meninggalkan kota ini."
Seenorita sangat terkejut mendengarnya. Dan Ester cuma mengangguk menanggapi.
Setelah menyambar mantelnya, Senorita segera meninggalkan kamar. Sambil berdiri di tepi garis jendela, Ester cuma memandangi punggung gadis itu menjauh.
Dia bisa melihat kekhawatiran yang terpancar dari bola mata hijau Senorita. Gadis itu sangat mencintai Shawn, itu yang dia lihat.
Dan mungkin Shawn juga merasakan hal yang sama. Namun, entah apa yang membuat mereka kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.
Sementara itu, Shawn tampak sedang berbaring pada sofa di kamarnya. Dia hanya sendiri. Bruno dan Nick sudah memesan tiket. Mereka akan segera kembali ke kotanya.
Niat mereka untuk membuat album pertama sudah gagal. Apa dia juga harus kembali ke rumah ibunya?
Entahlah, kepalanya jadi pusing tiba-tiba."Apa kau menganggap hubungan kita istimewa?"
Suara lembut Senorita tiba-tiba terdengar di telinganya saat dia nyaris memejamkan mata untuk tidur. Seketika Shawn membuka matanya lagi. Langit-langit putih yang kemudian ia lihat.
Hubungan istimewa?
Dia terlalu mumet untuk memikirkan ucapan Senorita. Entah apa maksud gadis itu menyanyakan hal itu padanya. Apakah Senorita membutuhkan kepastian atas hubungan mereka?
Entahlah. Dia terlalu pusing untuk memikirkan semua itu. Baiknya dia tidur saja sekarang. Dan baru saja Shawn hendak memejamkan matanya lagi, tiba-tiba saja ponselnya berdering tanda pesan masuk.
Pemuda itu melirik ke arah ponsel yang tergeletak di meja dengan malas-malasan. Siapa yang mengirim SMS?
Apa itu Bruno atau Nick?
Ah, pasti cuma Edward atau ayahnya yang mengirim pesan. Dia menggeleng tak peduli. Sebaiknya dia tidur sekarang. Shawn mulai memejamkan matanya dengan lengan yang ditaruh di atas dahi. Esok dia harus bangun pagi-pagi.
Kembali pada Senorita. Gadis itu tampak sedang berjalan seorang diri. Matanya memindai ke sekitar, ia tampak sangat cemas.
Bagaimana tidak?
Esok pagi Shawn akan meninggalkan kota ini. Sementara dia belum mengungkapkan perasaannya pada pemuda itu. Mereka harus bicara sekarang!
"Ugh! Kenapa dia tidak membaca pesannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENORITA
FanficFanfic Shawn Mendes dan Camila Cabello SENORITA Camila selalu memusuhi ayahnya dan menganggap pria itu adalah penyebab ibunya tiada. Hingga ia memutuskan hidup sendiri di kota terpencil di propinsi Salvador. Dia merubah namanya menjadi Senorita da...