Hari mulai gelap. Jason menepikan sport car miliknya di sekitar pantai. Dari dalam mobil, Senorita melihat ke luar. Benar, ini memang di pesisir pantai. Dilihatnya dekorasi pesta yang bagus. Juga suara live musik yang terdengar asyik.
Jason tersenyum sambil menoleh ke arah gadis yang masih duduk di sampinya. Senorita sangat cantik malam ini. Semua temannya akan sangat iri melihatnya tidak datang sendiri ke pesta.
"Bisa kita turun sekarang?"
Senorita cuma mengangguk menanggapi ajakan Jason. Ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis saat Jason membukakan pintu mobil sport itu untuknya. Selanjutnya mereka berjalan bergandengan tangan menuju wilayah pesta.
Semua orang di pesta menoleh ke arah Jason. Ah, bukan, tapi pada gadis cantik yang datang bersamanya. Senorita berjalan dengan anggun di sisi Jason. Gaun malam warna hitam dengan bagian punggung yang terbuka membuatnya terlihat sangat seksi.
"Hei, siapa cewek yang bersama si Pirang?"
"Wah, dia cantik benget!"
"Apa kau mengenalnya, Bro?"
Para pemuda yang tadinya sedang menikmati musik dibuat tak ingin berkedip saat melihat Senorita melintas. Mereka geleng-geleng dengan mata yang tak mau dipalingkan dari gadis itu.
Persetan dengan semua orang! Senorita tidak peduli. Dia sudah terbiasa dipandang seperti itu oleh para laki-laki. Selama mereka tidak kurang ajar, dia cuek saja.
Sedang Jason sendiri merasa menjadi seorang cowok yang sangat bersinar malam ini, karena dia dan Senorita sedang menjadi pusat perhatian semua mata di pesta.
Ya, semua mata. Tidak terkecuali pemuda jangkung yang sedang mengisi acara live musik sambil memainkan gitarnya di atas panggung. Shawn sangat terkejut melihat Senorita ada di pesta juga.
Melihat Jason yang terus menempel pada Senorita, dia jadi kesal. Namun, mereka sedang pentas malam ini. Shawn berusaha tetap profesional di atas panggung. Hingga kemudian mata Senorita menangkapnya. Shawn segera berpura-pura tidak melihatnya.
Melihat Shawn di atas panggung dan diteriaki banyak cewek, Senorita jadi keki. Dengan wajah kesal ia segera menolehkan kepalanya, pergi. Jason yang sedang berbincang dengan temannya tidak tahu jika Senorita sudah tak ada di sampingnya.
Masih sambil menyanyikan lagu romantis, mata Shawn mengincar bayangan Senorita. Dilihatnya gadis itu yang pergi menjauhi wilayah pesta. Entah mau kemana gadis itu. Dia jadi cemas.
"Shawn!"
"Aaaaaa!"
"Dia sangat ganteng!'
Teriakan para gadis itu membuat Senorita terkejut. Ia segera menoleh ke belakang. Dilihatnya Shawn yang turun dari panggung sambil memegang mik di tangannya. Huh! Cowok itu pasti sedang mencari mangsa baru, pikirnya sebal.
Seperti cara Shawn menjeratnya sewaktu di Salvador. Pemuda itu sedang tebar pesona sana-sini. Melihat para cewek mengerumuni Shawn, Senorita semakin kesal dibuatnya. Ia lantas pergi dan tidak mau menoleh lagi.
"Shawn, kau sangat keren!"
"Shawn!"
Para cewek itu terus merengek dan berteriak. Bahkan mereka juga berebut ingin memegang lengan Shawn saat pemuda itu turun dari atas panggung. Shawn mengajak mereka bernyanyi bersama. Cewek-cewek itu menjerit-jerit kegirangan.
Shawn yang tampan dan pandai menulis lagu-lagu romantis, mana mungkin mereka melewatkannya. Para gadis terus saja memburu cowok jangkung itu meski live musik sudah berakhir.
Shawn tak mau mengecewakan mereka. Ia pun menyempatkan diri untuk bersua foto bersama.
"Gila! Mereka sangat anarkis! Untung saja kau tidak diterkam oleh mereka!"
"Ya, lain kali kau harus waspada!"
Shawn cuma tersenyum sambil geleng-geleng mendengar ocehan Nick dan Bruno.
Mereka sudah berada di belakang panggung saat ini. Benar kata kedua temannya itu, para cewek itu sangat rusuh dan dia harus waspada. Mereka seperti ingin mengeroyoknya dengan ciuman.
"Apa kita langsung pulang?" Bruno bertanya sambil menoleh pada Shawn yang sedang menaruh gitarnya.
Pemuda jangkung itu menoleh, "Kalian bisa pulang duluan. Aku masih ada urusan."
Bruno manggut-manggut. Kemudian ia menoleh pada Nick yang sedang sibuk dengan ponselnya, "Nick, ayo kita pulang! Aku capek banget!" ajaknya.
Nick segera mengangguk, lantas bangkit sambil membenahi ponselnya ke saku jaket. Mereka segera bersiap untuk pulang. Sedang Shawn segera keluar dari belakang panggung. Dia ingin mencari Senorita.
"Dasar cowok sialan! Dia pikir cuma dia yang paling ganteng dan populer? Huh! Dasar nyebelin!"
Terdengar Senorita yang sedang menggerutu seorang diri. Cukup jauh dari wilayah pesta. Sambil berdiri di tepi pantai yang sepi dan gelap, gadis itu memeluk tubuhnya sendiri.
Sementara itu, langkah panjang Shawn sedang berlarian ke sekitar. Gelap di mana-mana. Entah di mana Senorita. Ia belum menemukan gadis itu. Hatinya mulai cemas tak karuan. Hingga kemudian ia melihat punggung seorang gadis yang sedang berdiri di tepi pantai.
"Oh, shit! Dia sudah tidak waras," ucapanya sambil geleng-geleng. Ia lantas bergegas menuju pada gadis tersebut.
Senorita masih berdiri sendirian. Hawa dingin laut membuat tubuhnya menggigil. Entah di mana cowok yang mengajaknya datang ke pesta ini. Jason pasti sedang mencarinya. Masa bodoh! Dia tak mau pulang dengan cowok itu.
Dia juga kesal melihat Shawn di pesta. Huh! Kalau tahu cowok itu ada di sini juga, dia bersumpah tidak akan menerima tawaran Jason. Senorita sangat menyesal.
"Katanya sedang tak ingin keluar rumah. Lantas apa yang kau lakukan sendiri di sini malam-malam?"
Deg!
Suara telephonable itu mengejutkannya. Ia segera menoleh. Sinar rembulan membidik wajah putih cowok jangkung yang sedang berdiri di sampingnya.
Shawn, pemuda itu menatapnya acuh tak acuh. Meski begitu dingin caranya menatap, dia tetap enak dipandang. Senorita segera bangkit. Dia menatap wajah tampan itu dengan kesal. Sedang Shawn tetap pada posisinya.
"Apa pedulimu? Daripada mengurusiku lebih baik kau temui saja cewek-cewek centil itu!" ucapnya ke wajah Sahwn.
Pemuda itu tersenyum tipis sambil memalingkan wajahnya.
Senorita menatap heran, "Kenapa senyum-senyum tak jelas begitu? Kau senang 'kan direbutin banyak cewek? Dasar buaya!" ucapnya dengan wajah kesal.
Shawn segera mencekal lengan gadis itu saat ia hendak pergi darinya. Senorita menoleh langsung. Manik biru terang Shawn menyala di tengah hawa gelap lautan dan dinginnya malam. Ia dibuat tertegun di tempat.
"Kenapa kau selalu ngambek tidak jelas padaku? Apa kau cemburu?" ucap Shawn.
Senorita dibuat tercengang. Dan di saat ia mau mengatakan sesuatu untuk menyangkal, Shawn dengan cepat mendekatkan wajahnya ke depan gadis itu.
"Aku tahu kau cemburu, " bisik pemuda itu. Tatapannya mengunci pandangan Senorita.
Gadis itu jadi pendiam seketika. Hingga saat Shawn mendekat dan mulai menyapu bibirnya dengan ciuman yang lembut, Senorita hanya mematung di tempat.
"Aku mohon jangan begini," ucap Shawn usai ciuman kilas itu. Saat manik hijau Senorita terangkat ke matanya, ia kembali mendekatkan wajahnya lagi.
Senorita memejamkan matanya saat ciuman hangat itu menyentuh bibirnya lagi dan lagi. Perasaan asing itu kembali muncul. Bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Di tengah rasa yang bergelora itu, Senorita meremas lengan Sahwn yang melingkar di pinggang kecilnya. Dengan debaran jantung yang begitu cetar dan napas yang memburu panas, ia membalas ciuman posesif itu lebih dari yang Sahwn bayangkan.
'Aku membutuhkanmu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
SENORITA
FanfictieFanfic Shawn Mendes dan Camila Cabello SENORITA Camila selalu memusuhi ayahnya dan menganggap pria itu adalah penyebab ibunya tiada. Hingga ia memutuskan hidup sendiri di kota terpencil di propinsi Salvador. Dia merubah namanya menjadi Senorita da...