13. Getir

9 1 0
                                    

Jarum jam menunjuk ke angka 2. Senorita menyudahi panggilan ponselnya dengan Ester. Dia senang temannya menelepon. Ester mengaku baru menyalakan ponsel dari semalam sehingga tidak bisa membalas SMS darinya.

"Selamat bekerja, Ester. Aku merindukanmu," ucap Senorita.

Dia masih sangat ingin bicara dengan Ester. Namun ia tak mau Ester kena masalah karena teleponan lama dengannya. Dia tahu sendiri si botak pemilik kafe tempat Ester bekerja sangat menyebalkan.

Ah, iya. Ester bilang jika Jamesh uring-uringan terus sejak dia tidak datang ke kafe. Mendengar itu, hati Senorita sangat puas. Biarkan saja si botak kewalahan sendiri, pikirnya.

"Camila, aku dan Mike akan pergi ke rumah sakit buat cek up. Apa kau mau ikut?"

Apaan sih?

Suara Casandra dari luar pintu kamar membuatnya kembali pada kenyataan. Kenyataan jika saat ini dia bukan sedang berada di Salvador melainkan di rumah ayahnya.

Dengan malas-malasan Senorita bangkit dari sofa, lantas berjalan menuju pintu sambil memegang ponselnya. Wajah cerah Casandra yang pertama ia lihat saat pintu dibuka.

"Mike ingin kau ikut ke RS. Apa kita bisa berangkat sekarang?" ucap Casandra. Dari sorot matanya ia sangat berharap Senorita mau ikut, Ya, dia harus tahu jika penyakit ayahnya memang serius.

Sambil berdiri di depan pintu, Senorita memasang wajah bosan. "Aku belum mandi. Dan mungkin akan lama jika menungguku siap-siap."

"Tak masalah, kami akan menunggu."

Tanggapan Casandra membuat Senorita kesal. Shit! Dia malas sekali harus ikut ke RS dan mengantar ayahnya periksa. Peduli setan bajingan itu sakit apa. Dia tidak peduli.

Kendati demikian, nyatanya dia tetap bersiap-siap dan tetap ikut masuk mobil saat mereka akan pergi ke rumah sakit. Casandra menoleh ke bangku tengah mobil sebelum mengemudikan BMW hitam itu.

"Aku senang kau mau ikut," katanya lalu tersenyum manis.

Senorita segera membuang muka dari pancaran sinar mata wanita itu yang hangat.

"Aku tahu dia putri kecilku yang amat baik. Dia pasti ikut." Mike turut menimpali.

Casandra melihatnya yang tersenyum. Dia turut senang. Sedang gadis cantik yang duduk di bangku tengah mobil sangat kesal mendengarnya.

Putri kecil?

Sial benar dia harus menjadi putrinya bajingan itu.

~•~

Shawn melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia ingin segera tiba di rumah dan langsung tanyakan pada Mike, kenapa mereka menolaknya di gedung rekaman. Dia penasaran, apa jawaban bajingan itu.

Lampu merah di pertigaan jalan menyala. Shawn menepikan motornya dengan tak sabaran. Sedang dari arah berlawanan tamapk BMW hitam yang dikemudikan oleh Casandra.

Senorita yang berada di dalam mobil tersebut tampak sibuk dengan ponselnya. Sedang pemuda jaket hitam yang sedang duduk pada motor besarnya juga tidak melihat mobil Mike di sekitar. Shawn segera tancap gas saat lampu hijau menyala.

Shit!

Bahan bakar motornya nyaris habis?

Shawn menoleh ke sekitar. Dia harus isi bensin dulu sebelum tiba di rumah. Segera ia berbelok menuju tempat pengisian bahan bakar yang berada di persimpangan jalan besar.

"Tuan Muda!"

Shawn yang sedang duduk dia atas motornya dibuat terkejut saat seorang pria menghampirinya.

SENORITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang