Tujuh

134 22 3
                                    


Aku mengayuh sepeda ku dengan cepat dan terburu-buru setelah pulang sekolah. Aku ingin mengetahui sesuatu tentang diriku di dunia ini.
Mengapa dia menghilang, dan bagaimana dirinya hidup sebelumnya.
Aku mengayuh di keramaian kota hari ini.

Aku harus menemukan jawaban dari semuanya.
Namun, aku mendengar klakson dan menemukan Sing dan Leo ada di sebelah ku mengunakan sepeda motor.

"Zayyan-ah! Sebenarnya kamu mau pergi kemana? Katanya ingin makan malatang." ucap Leo.

"Maaf, Kalian berdua bisa pergi saja. Hari ini aku ada urusan penting." ucapku. Aku berusaha untuk tidak menghiraukan keduanya. Meski Leo selalu membuat masalah dengan motornya, remaja itu tetap saja naik motor.

Aku terus mengayuh sepedaku. Namun, Sing dan Leo selalu mengikuti ku.

"Kami ikut!"

Sudahlah. Mereka berdua sangat keras kepala.

Akhirnya aku tiba di sekolah lama ku. Di dunia ku, sekolah ini adalah sekolah ku dari awal, sampai aku kehilangan pendengaran ku dan suara ku.

Aku masuk di gerbang yang terbuka lebar. Bersamaan dengan Leo dan Sing yang terus mengikuti aku.

Aku memarkirkan sepeda ku, keduanya ikut melakukannya dan memarkirkan motor di sebelah sepedaku.

"Zayyan-ah. Sekolah siapa ini? Sekolah mu sebelumnya?" tanya Sing.

"Aku ingin menemui seseorang. Bisakah kalian tetap disini? Aku akan baik-baik saja." ucapku. Dengan buru-buru aku berlari meninggalkan Sing dan Leo yang aku ragu mereka akan diam saja.

Aku pergi ke halaman belakang sekolah.
Seingat aku, tempat itulah anak-anak lemah di bully.

Aku menemukan ketiga remaja laki-laki yang sedang merokok melihat seorang remaja laki-laki yang nampak diam bersujud dengan seragamnya yang kotor berantakan.

"Hei, Sekkiya. Kamu hanya babi kecil. Jangan berusaha untuk menjadi serigala yang pemburu." Kalimat itu membuat ku kesal.

Aku mendekat. "Ternyata ada sampah disini." ucapku. Aku meminta remaja laki-laki yang nampak kotor itu untuk bangun dari posisinya.

Remaja laki-laki itu terkejut melihat ku.

"Zayyan-ah?" ujarnya.

"Kamu mengenal ku?" Sungguh aku tidak mengenal mereka di dunia ku.
Banyak perbedaan yang begitu besar dalam kehidupan di dunia ini dan di dunia ku.

"Hei, Park Zayyan? Kamu kembali? Kamu merindukan kami?" tanya salah satu dari ketiga remaja yang nampak menjengkelkan di mata ku itu.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan? Apa kalian gila?" ujarku.

Sungguh. Di dunia ku, aku hidup dengan baik. Karena aku memiliki Sing dan Leo. Aku tidak mendapatkan perundungan dan kami hidup selayaknya remaja pada umumnya.

Namun, di dunia ini. Diriku yang berada di dunia ini, mengalami sesuatu yang mungkin lebih menyakitkan daripada tidak bisa berbicara dan mendengar seperti ku.

"Zayyan-ah. Kamu pura-pura lupa?" Mereka mendekati ku, dengan masih sibuk menghisap rokok.

"Aku tidak mengenal kalian." ucapku.

Tidak lama Sing dan Leo datang.

"Ada apa ini?" Keduanya melihat ku sedang berada di dekat remaja yang nampak kacau ini.

"Tolong aku." ucapku. Aku memilih untuk pergi bersama dengan remaja ini. Meninggalkan Leo dan Sing bersama tiga perundung itu.

"Zayyan-ah! Hei!!"

Mata || Zalesing✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang