Empat

191 30 8
                                    


🥭 Senin, 24 Juni 2024 🥭

***

Saat ini aku duduk di balkon apartemen ku. Aku duduk sembari menikmati malam yang cerah itu. Pasalnya bintang dan bulan terlihat dan nampak begitu cantik. Lalu, aku melihat jalanan dan gedung-gedung tinggi yang menjulang di sekitar apartemen ku tinggal.

Aku merasa tidak ada yang berbeda. Aku merasa tetap di tempatku. Namun, seolah-olah aku kembali ke era ku.

Saat ini, aku merasa sangat nyaman tinggal di dunia ini, selama satu pekan ini, aku merasa sangat bahagia. Hidupku nampak berwarna.

Aku dapat mendengar dan berbicara. Setelah insiden itu aku kehilangan semuanya. Ayahku, hidupku, hartaku, teman-temanku dan segalanya.

Aku benar-benar sangat bersyukur untuk kesempatan ini.

Disaat aku sedang merenung, suara Ibuku terdengar.

"Kamu sedang apa?" Tanya ibuku yang berdiri di samping ku. Kami berdua berada di penyangga pagar dan melihat dunia yang sebenarnya sangat ajaib dan indah ini.

"Hanya melihat-lihat saja, Ibu." Jawabku.

"Bagaimana kehidupan kamu di sekolah, kamu senang?" tanyanya padaku.

Aku mengangguk. "Aku sangat bahagia." Tentu saja aku bahagia. Karena aku mendapatkan kenyamanan, dan teman-teman yang baik. Ibuku dan ayahku sudah tau bahwa aku mendapatkan masalah di hari pertama ku sekolah dan keduanya juga merasa tidak habis pikir dengan hukuman aneh itu.

Ibuku dengan sangat manis dan lembut mengelus rambut ku. "Syukurlah. Ibu merasa lega. Kamu harus selalu bahagia, ya. Karena ibu dan ayah berusaha untuk tetap hidup, untuk melihatmu tumbuh dengan baik dan bahagia." Kalimat yang sangat manis itu membuat aku hampir berkaca-kaca.

Aku tersenyum tipis.

"Terima kasih, Ibu."

"Hei! Istriku! Bukankah kamu akan tidur lebih awal? Sudah pukul berapa ini?"

"Zayyan-ah. Masuk dan tidur. istirahatlah, besok kamu masih pergi ke sekolah."

Ayah ku meneriaki kami berdua.

"Ayahmu sangat tegas. Sudahlah ayo tidur." ucap ibuku.

Kami pun harus masuk. Padahal aku masih ingin menikmati malam indah itu.
Yasudahlah, aku juga perlu istirahat.

Aku masuk kedalam kamar ku yang luas dan tentunya bersih. Ada jendela yang memberikan fentilasi yang membuat kamar itu tidak pengap.

Selama beberapa hari aku berada disini, hubungan ku dengan Leo dan Sing semakin dekat. Kami menjadi mengila dan menikmati kehidupan remaja kami yang tidak lama lagi mungkin akan segera berakhir.

Aku melihat bingkai foto yang ada di meja tempat ku belajar.
Foto itu kita ambil saat kami pergi bermain untuk pertama kalinya.

"Aku tidak tau, takdir apa yang aku alami." ujarku sembari mengelus bingkai foto itu.

"Aku harap semuanya berjalan dengan baik."

Aku memilih untuk mematikan lampu dan segera pergi tidur. Aku ingin bangun pagi dan pergi ke sekolah lebih awal.

***

Pagi ini di sekolah. Aku dan Leo sedang mengikuti Sing yang ingin mengungkapkan perasaannya untuk siswi kelas 11 yang sudah di sukai oleh Sing Beberapa waktu ini.

Mata || Zalesing✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang