Lima

178 31 1
                                    

✨ Rabu, 10 Juli 2024 ✨

****


"Selamat ulang tahun.... Selamat ulang tahun...."

Aku tersenyum melihat Leo memegang kue, dan tangan Sing yang terlihat penuh itu.
Remaja laki-laki itu menyalahkan lampu ponselnya untuk memberikan cahaya yang terang.

"Park Zayyan! Selamat ulang tahun!" ucap keduanya.

Hari sudah menunjukkan tengah malam. Aku tidak tau, mengapa keduanya sangat sungguh-sungguh ingin merayakan ulang tahun ku.

Leo mendekat dan menyodorkan kue itu padaku.

"Tiup lilinnya dan katakan apa permohonan mu." ujarnya.

Aku pun memejamkan mataku, dan tangan ku mengepal. Harapan ku hanya satu, "Aku harap ini adalah kenyataan." ujarku dalam doa yang aku panjatkan.

Aku kembali membuka mataku.

"Hei! Kita harus memakan ayam dengan soda saat ini."

Sing memilih untuk duduk dan meletakkan barang bawaannya di meja. Saat ini, Kami berada di taman apartemen.
Suasana yang sepi dan sunyi saat ini, tidak menganggu acara manis kami.

Leo meletakkan kue itu ke meja. Kami duduk bersamaan.

"Aku tidak menyangka, Kalian berdua benar-benar sangat serius dengan hari lahir ku." ucapku.

Keduanya tersenyum, "Hei! Kita teman! Saling peduli, memahami dan selalu ada itu adalah sesuatu yang wajib dalam pertemanan." ujar Leo.

"Apa yang di katakan Leo itu benar. Kita tidak jadi pergi ke menara Namsan ataupun ke kantor pemadam kebakaran. Cukup disini, kita makan saja sudah cukup, 'bukan?" ucap Sing.

Aku pun mengangguk. Aku juga tidak perlu sesuatu yang mewah. Hanya ingin melihat keduanya selalu ada untuk ku, dan tidak akan pernah meninggalkan ku.

Kami memilih untuk memakan ayam goreng dan soda di tengah malam itu.
Dimana udara cukup sejuk. Namun, itu tidak menjadi masalah. Bintang di langit terlihat indah dan banyak.

Aku tidak berhenti tersenyum.

"Hadiah ini, aku menyukainya." ucapku kepada keduanya.

"Apa maksud mu?"

Aku terdiam. Namun, aku tersenyum. Aku kehilangan semuanya sebelumnya. Namun, sekarang aku memiliki lagi semuanya yang sempat hilang. Aku merasa ini hadiah yang sangat indah dan berharga yang pernah aku miliki.

Aku hanya menggeleng.

"Kamu terlalu sering mengucapkan sesuatu yang aneh." ujar Leo.

"Hei! Aku memiliki hadiah untuk mu!" ujar Sing.

"Kamu memberikan hadiah? Kata mu tidak perlu." Leo merasa bingung.

"Setelah aku pikir, sepertinya perlu."

Sing mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya. Remaja itu menunjukkan tiga gelang persahabatan dengan nama kami yang terukir di kayu-kayu kecil itu.

"Ini adalah hadiah ulang tahun Zayyan dan hadiah persahabatan kita." ujar Sing dengan senangnya.

Dirinya membagikan gelang itu.
Aku melihat seksama gelang yang sebenarnya cukup sederhana. Namun, nampak begitu bagus untuk ku.

"Ini bagus, Sing. Terima kasih." ucapku.

"Sama-sama. Kita harus berteman untuk waktu yang lama."

Sing mengangkat soda milikinya dan meminta untuk bersulang.

Mata || Zalesing✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang