❄️ Senin, 29 Juli 2024 ❄️
****
Dengan lesu aku pergi ke sebuah minimarket dekat dengan apartemen Leo. Biasanya keduanya ada disana, setidaknya hanya untuk meminum soda.Aku pergi dan benar saja. Aku melihat keduanya tengah duduk bersama, dan terlihat ada tawa yang terukir.
Saat ini, hatiku sakit. Aku harus kembali. Namun, aku akan kehilangan mereka untuk kedua kalinya.
Namun, aku tidak boleh menjadi jahat dan buruk. Ini bukan hidup ku. Tidak adil jika aku mengambilnya.
Aku mendekati mereka.
"Apa yang membuat kalian tertawa seperti itu?" Tanyaku yang duduk di samping Leo.
"Zayyan-ah. Kamu datang?"
"Hei, kamu baik-baik saja, 'bukan? Kamu nampak lesu."
Aku mengangguk. "Aku baik-baik saja. Berbohong jika aku tidak sakit saat ini.
Ini mungkin hari terakhir ku bersama mereka.
"Bagaimana jika kita pergi?" tanyaku.
"Pergi kemana?"
"Jika sudah sore seperti ini, sebaiknya ke pantai?"
"Untuk apa? Berenang?" tanya Leo.
"Untuk membuat kenangan?" ujarku.
Keduanya melihat ku. "Kamu baik-baik saja? Kamu tidak akan mati, 'bukan?"
Aku mengangguk.
Aku hanya ingin pergi dengan bahagia.
"Sudahlah. Ayo!" Sing bersemangat. Laki-laki itu berdiri dan pergi.
Leo hanya bisa menghela napas. "Baiklah." ucapnya. Dirinya bangun dan mengikuti Sing. Aku tersenyum kecil.
"Zayyan-ah! Ayo!"
Aku mengangguk.
Tidak butuh waktu lama untuk Kami tiba di pantai. Karena apartemen tempat tinggal Leo tidak jauh dari pantai.
Aku melihat banyak orang menghabiskan waktu di tepi pantai. Untuk bermain pasir, ataupun menunggu Senja.
Suara orang-orang membuat ku sedikit lebih baik.
"Ini ramai." ucap Leo.
"Kita akan melakukan apa?"
"Membuat istana pasir?" ujarku.
Leo dan Sing tidak mampu menahan tawanya. Tentu saja. Mungkin aku terlalu kekanak-kanakan.
"Istana pasir? Yang benar saja."
Aku tersenyum malu.
"Kita harus buat istana presiden! Namun, dari pasir." ujar Leo.
Sing terkekeh.
"Sudahlah. Ayo, buat! Jangan kalah dengan mereka." Sing menunjuk beberapa anak-anak yang nampak bekerja sama membuat istana dari pasir itu.
"Hei, melawan anak kecil? Yang benar saja." ucap Leo.
****
Aku selesai mandi. Aku memutuskan untuk keluar dari kamar ku. Aku berniat untuk membantu ibuku yang sedang menyiapkan makan malam.
"Ibu, aku akan membantu." ucapku.
Aku membantu ibuku, meletakkan lauk pauk untuk makan malam.
Aku melihat ayah ku juga keluar dari kamar, setelah mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata || Zalesing✅
Cerita Pendek"Ini milik mu! Zayyan-ah!" "Sadarlah! Sebelum terlambat! Ayah dan ibu! Mereka menyayangi mu! Kamu harus tau! Jika kamu kehilangan jantung mu! Mereka akan memberikan jantung mereka untuk mu!" "Tolong! Kembalilah!"