Enam

143 29 1
                                    

💫 Selasa, 16 Juli 2024 💫

***


Hari ini aku bersama dengan Sing dan juga Leo memutuskan untuk pergi ke sauna. Di hari libur ini, keduanya tidak kehabisan ide untuk mengajakku pergi dari rumah.

Aku tengah menikmati semua hal yang ada di sauna. Di dunia ku sebelumnya, kami juga sempat pergi ke sauna.
Namun, meski pernah merasakan hal yang sama. Aku merasa ini berbeda.

Sing dengan nakalnya memecahkan telur rebusnya ke kepala Leo.
Membuat remaja itu mengumpat.

"Sial."

Sing hanya terkekeh.

Aku hanya bisa memperhatikan keduanya.

"Aku harap, aku benar-benar tidak kehilangan semuanya." Kalimat itu terus aku ucapkan beberapa hari ini.

Aku benar-benar sedang ketakutan. Takut akan kehilangan kehidupan baruku.

"Hei, seharusnya Han Soodam ikut juga, 'bukan?" ujar Leo.

"Dia bekerja. Soodam sangat bekerja keras."

"Namun, bukankah dia juga harus menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan bersantai? Dia juga masih butuh kebahagiaan dan hari-hari yang menyenangkan." terang Leo.

Sing ya tengah mengunyah telur itu diam sesaat. Sebelum remaja itu bersuara dan mengatakan kalimat yang membuat ku menyimak, terdiam.
"Dia dapat bahagia, jika hidupnya layak. Tidak peduli seberapa menyakitkan hidupnya, dan sehampa apa harinya. Bukankah Han Soodam bekerja untuk kehidupannya yang lebih baik. Aku menyukainya, karena dirinya. Dia bekerja keras, menerima, dan tidak berusaha untuk menjadi orang lain." ucap Sing.

"Aku berusaha untuk menjadi orang lain dan aku merebut hidup orang lain." Batin ku.

Aku terancam dalam bayang-bayang rasa bersalah yang begitu dalam.

"Ah, sudahlah. Aku tidak mengerti. Aku belum pernah mengangumi seseorang sebelumnya." ujar Leo dengan sedikit kesal. Laki-laki itu memilih untuk merebahkan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan handuk.

"Itulah kenapa. Kamu harus segera menyukai seseorang."

"Tidak mau. Aku tidak ingin selalu di di telepon dan tidak bisa bebas. Itu menjengkelkan!"

Sing merasa gemas dengan Leo. Remaja laki-laki itu saat ini berusaha untuk menggelitik Leo.

"Hei, hentikanlah! Apa kamu gila!"

"Tidak mau! Kamu harus segera menemukan kekasih."

"Tidak mau!"

Aku tersenyum melihat tingkah keduanya. Aku harap tidak akan ada duka yang terjadi kali ini.

"Zayyan-ah."

"Ya?"

"Kamu juga tidak ingin mencari kekasih?"

"Tidak. Aku masih cukup muda untuk menyukai seseorang." jawab ku.

***

Angin kencang yang tertiup tidak membuat ku beranjak dari posisiku.
Saat ini aku ada di sebuah pagar tinggi yang menjulang, pagar itu menutupi sekitar area yang lainnya hingga belakang. Aku menoleh melihat jalan sepi penuh ilalang tak jauh dari posisiku.

Sekarang aku berada di sebuah desa yang menurut orang sekitar adalah desa misteri. Orang-orang tertutup dan mereka hanya mengandalkan kehidupan di dalam desa yang sangat misteri. Bagaimana orang-orang tertutup seperti mereka dapat hidup di dunia yang modern.

Mata || Zalesing✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang