Part 6

4 1 0
                                    

Aku masuk ke dalam sebuah restoran bersama dengan kak Hendra. Namun saat akan duduk aku melihat seseorang yang sangat ku kenal. Aku terus melihat ke arah sosol tersebut hingga kak Hendra menepuk pundak ku.

"Kenapa Ngel"
"Nggak papa kok kak"
"Beneran"
"Iya kak Angel nggak papa kok"
"Kamu mau makan apa Ngel"
"Eum steak aja kak"
"Udah itu aja,minumnya"
"Eum minumnya jus apel aja deh kak"
"Oke tunggu bentar ya kak Hendra pesen dulu"
"Eum iya kak"

Aku memainkan handphone ku sambil menunggu kak Hendra. Aku mencoba menelfon seseorang. Aku menunggu sosok itu mengangkat nya sambil melihat kearah seseorang. Ku lihat dia berdiri dari tempat duduknya lalu pergi ke arah luar.

"Halo assalamualaikum mas"
"Wa'alaikumsalam sayang ada apa"
"Kamu dimana"
"Aku lagi diluar sayang kenapa emangnya"
"Aku mau ketemu sama mas Bagas boleh nggak"
"Boleh kapan sayang"
"Sekarang bisa kan mas"
"Hah sekarang......aduh maaf ya sayang kalo sekarang kayaknya mas nggak bisa deh, mas lagi ada keperluan"
"Yaudah kalo gitu besok pagi bisa kan mas jam 7"
"Bisa sayang mau ketemu dimana"
"Dekat GOR aja"
"Oke nanti mas kesana ya"
"Hmm"

"Angel"
"Kak Hen"
"Habis telfon siapa"
"Enggak bukan siapa-siapa kok kak"
"Seriusan kamu Ngel"
"Iya kak beneran. Ini buat Angel kan"
"Kebiasaan banget ngalihin pembicaraan"
"Sorry"
"Yaudah habisin makanan kamu gih habis ini kak Hendra anterin kamu ke GOR"
"Oke kak Hendra"

Setelah selesai makan kami pun langsung berangkat ke gor untuk menonton pertandingan. Pertandingan selesai pada pukul 10 malam. Kak Hendra pun mengantarkan ku ke hotel dimana tempat om Rivan dan yang lain menginap.

Setibanya di hotel aku pun langsung membersihkan tubuhku. Aku pun mematikan lampu kamar hotelnya lalu bersiap untuk tidur.

Aku terbangun pada pukul 5 pagi hari. Aku pergi ke kamar mandi lalu mencuci wajahku dan setelahnya bersiap untuk keluar menemui seseorang. Aku mengirimkan pesan kepada om Rivan bahwa aku izin pergi makan bersama kak Farchan Fahrezi.

Aku memasuki sebuah coffee shop tempat janjian kami kemarin. Aku berjalan ke arah sebuah meja yang sudah ada mas Bagas disana. Aku pun duduk di depannya langsung tanpa memeluknya terlebih dahulu seperti biasa.

"Tumben kamu nggak peluk mas Bagas Ngel"
"Aku udah tau semuanya mas"
"Maksud kamu Ngel"
"Cewek itu pacar mas Bagas kan. Mas aku mau tau mas disini aku atau kakak itu yang jadi selingkuhannya mas jawab aku"
"Angel kamu tau dari siapa"
"Nggak ada yang kasih tau aku mas aku tau hal ini sendiri"
"Angel mas bisa jelasin"
"Semuanya udah jelas mas aku cuma mau tau disini siapa yang jadi selingkuhan Aku atau dia mas jawab aja"
"Kamu maaf Ngel"
"Oke kalo gitu aku mau putus mas"
"Nggak, nggak bisa Ngel mas nggak mau putus sama kamu"
"Mas jangan egois.. pokoknya aku mau putus sama kamu. Mulai hari ini detik ini juga aku udah bukan siapa-siapa kamu lagi"
"Ngel mas mohon Ngel mas Bagas nggak mau putus sama kamu"
"Aku mohon mas aku nggak bisa lanjutin hubungan kita maaf mas aku permisi"
"Angel..... Angel mas mohon Ngel"

Aku berjalan keluar dari coffe shop. Saat sudah berada sedikit jauh dari coffe shop tersebut aku tanpa sengaja mengajak seseorang. Aku langsung mendongak dan menatap sosok tersebut.

"Aduh maaf ya kak aku nggak sengaja aku buru-buru soalnya"
"Kamu habis nangis ya"
"Hah oh itu iya kak"
"Kenapa"
"Oh nggak papa kok kak"
"Oh iya kamu yang biasanya sama mas Rivan itu kan"
"Eum iya kak aku keponakannya om Rivan"
"Ouh gitu sekarang mau kemana"
"Eum cari sarapan mungkin"
"Ouh yaudah barengan aja kebetulan aku juga mau cari sarapan"
"Eum boleh kak"
"Yaudah yuk.."

Aku mengikuti sosok itu ke arah mobilnya. Setelah masuk ke dalam mobil dia pun melakukan mobilnya. Selama perjalanan kami terus saja mengobrol hingga kami sampai di sebuah tempat makan khas Surabaya.

ANGELISTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang