Part 12

1 0 0
                                    

Hari Minggu ini aku dan kak Cep memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke taman yang ada di Gresik. Kami memutuskan untuk duduk di sebuah kursi yang ada di taman tersebut saat sudah merasa lelah.

"Kak haus. Angel pergi beli minum bentar ya"
"Nggak usah biar kak Cep aja yang beli"
"Biar Angel aja kak Cep"
"Nggak usah nurut bisa nggak sih. Udah kamu duduk aja"
"Ish yaudah iya"
"Jangan kemana-mana"
"Iya kak Cep Indra iyaa"

Aku memainkan handphone ku sambil menunggu kak Cep. Namun tiba-tiba fokusku teralihkan dengan pemandangan seorang anak kecil yang berada di tengah jalan yang hendak mengambil bolanya. Kulihat dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang mengarah ke anak tersebut. Aku pun berlari dan menarik anak tersebut ke pelukanku hingga kami terjatuh.

"Hei kamu nggak papakan"
"Hiks aku ndak papa kok kak hiks. Ma-makasih ya kak udah nolongin aku"
"Iya sama-sama lain kali hati-hati ya sayang"
"Kakak ndak papa kan"
"Nggak papa kok cuma luka gores dikit"
"Kalo gitu aku pergi ya kak. Kakak juga hati hati ya sekali lagi makasih kakak cantik"
"Sama sama sayang. Auh kok kaki aku rasanya sakit ya. Kak Cep mana sih kok lama banget"

AUTHOR POV

Cep Indra yang baru kembali pun kebingungan mencari Angel. Dia yang melihat Angel duduk di sebrang jalan pun lantas menghampirinya.

"Angel"
"Kak Cep tolongin Angel"
"Kamu kenapa"
"Kaki Angel sakit kak hiks"
"Kok bisa Ngel"
"Tadi Angel nolongin anak kecil kak hiks sakit"
"Yaudah kita kerumah sakit ya"
"Angel takut dimarahin om Sigit kak"
"Nggak akan udah kita ke rumah sakit dulu ya"
"Eung"

Cep Indra pun langsung mengangkat Angel dan membawanya ke dalam mobil. Setelah memasang seat belt dia lantas mengendarai mobil nya menuju rumah sakit terdekat. Setibanya di rumah sakit Cep langsung mengantri untuk memeriksakan Angel. Tak lama setelah di periksa dokter pun keluar dari ruang rawat Angel.

"Gimana dok apa ada luka serius di kaki adik saya"
"Tidak ada luka serius, namun mungkin kaki sebelah kanannya tidak dapat digerakkan untuk beberapa saat"
"Apa bisa disembuhkan dok"
"Tentu mungkin dengan beberapa kali terapi kaki adik anda sudah dapat digerakkan seperti biasanya"
"Ah begitu eum apa dia sudah boleh langsung pulang dok"
"Boleh namun jangan langsung di buat jalan ya mungkin harus menggunakan kursi roda terlebih dahulu agar tidak semakin parah"
"Baik dok"
"Oh iya untuk terapi kakinya anda bisa datang kesini seminggu sekali"
"Eum tapi apakah terapi ini bisa dilakukan di rumah sakit lain dok"
"Bisa nanti tinggal katakan kepada rumah sakitnya apa keperluan anda mungkin nanti akan diperiksa terlebih dahulu baru diterapi"
"Ah baik kalo begitu terimakasih banyak dok"
"Iya sama-sama kalo begitu saya permisi"
"Iya dok"

Cep pun pergi ke bagian administrasi untuk menyelesaikan semua biaya nya. Dia pun meminta kursi roda kepada perawat dan memintanya untuk mengantarkan nya ke ruangan Angel. Setelahnya dia pun pergi ke ruangan Angel.

"Kak Cep Angel boleh pulangkan"
"Boleh tunggu dulu ya tadi kak Cep minta anterin kursi roda kesini"
"Kursi roda buat apa kak"
"Buat kamu. Kaki kanan kamu nggak bisa digerakkan untuk beberapa waktu"
"Ouh tapi masih bisa jalan kan kak. Terus kenapa harus pakai kursi roda"
"Ya bisa sih. Kata dokter biar nggak makin parah makanya disuruh pake kursi roda dulu"
"Ouh gitu"
"Permisi ini kursi rodanya"
"Baik terimakasih"

Cep pun mengangkat Angel lalu mendudukkan nya di kursi roda tersebut. Dia pun lantas mendorongnya dan pergi ke mobil. Saat sudah berada di dekat mobil Cep pun membuka pintu mobil lalu mengangkat Angel dan mendudukkannya di jok depan dan memasangkan seat belt nya. Dia menutup pintu mobil tersebut lalu melipat kursi roda Angel dan memasukkannya ke bagasi mobil. Setelahnya dia pun memutari mobil untuk duduk di kursi kemudi.

"Kak Cep jangan pulang ke penginapan om Sigit ya. Kita ke penginapan kak Cep aja ya pliss"
"Kenapa emang"
"Angel takut dimarahin om Sigit. Terus nanti kalo om Sigit telfon om Rivan gimana. Terus kalo om Rivan marah, khawatir gimana, terus langsung pulang kesini gimana kak. Angel nggak mau kak"
"Udah tenang aja palingan kalo om Sigit marah yang kena juga kak Cep bukan kamu"
"Tapi kak....."
"Udah nggak papa tenang aja nggak usah khawatir"
"Huh yaudah deh terserah kak Cep aja"

ANGELISTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang