Aku terbangun pada pukul 8 pagi. Aku mengambil handphone ku yang ada di nakas lalu menelfon kak Cep Indra. Tak lama dia pun datang bersama dengan Nibras.
"Ngapain kamu ikut"
"Ya terserah aku dong kenapa nggak boleh"
"Ya gapapa santai aja kali sewot amat"
"Aku tuh mau bantuin mas Cep"
"Yaudah. Eum Nibras minta tolong ambilin tas aku dong"
"Sama kursinya bawa ke sini Zan"
"Iya mas... Nih tasnya"
"Makasih Nibras"
"Udah ngambil bajunya"
"Eung"Kak Cep pun mengangkat ku lalu mendudukkan ku di kursi roda. Dia pun lalu mendorongku menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi kak Cep pun mendorongku keluar dari kamar mandi.
"Kamu kapan terapi"
"Jumat"
"Berarti waktu grand final putri ya kak"
"He'em"
"Itu terapinya pagi kan kak"
"Iya kenapa"
"Ya kalo sore kan Angel jadi nggak bisa nonton"
"Nggak nonton sekali nggak bakalan rugi juga buat kamu Ngel"
"Yaa Angel tau tapi kan Angel juga pengen tau kak siapa pemenang dari sektor putrinya"
"Terserah kamu aja"
"Nanti mau berangkat bareng kakak atau"
"Hari ini Angel mau pergi sama kak Rama nanti dia jemput Angel kesini"
"Dia lagi di Gresik"
"Iya tapi cuma hari ini aja besok balik ke Surabaya"
"Oh iya Zan kamu nanya aku terapi kapan itu kenapa"
"Aku mau iku nemenin kamu terapi"
"Ouh gitu. Eum kak sekarang jam berapa"
"Set 10 kenapa"
"Anterin Angel turun ya kak Rama pasti udah ada di bawah"
"Yaudah ayo"Kak Cep Indra pun mendorong kursi menuju keluar dari penginapan. Saat berada diluar penginapan terlihat kak Rama yang baru saja keluar dari mobilnya. Dia pun menghampiri ku dan juga kak Cep.
"Hai Ngel,mas Cep"
"Hai juga kak Rama/hmm"
"Mau berangkat sekarang"
"Ayo sekalian Angel mau beli sarapan dulu"
"Tuh kan kamu sih Ngel kak Cep jadi lupa kasih sarapan ke kamu kan"
"Gapapa kok kak Angel juga belum laper² banget"
"Beneran"
"Iya kak"
"Yaudah. Ram Lo hati hati bawa mobilnya awas kalo sampe Angel kenapa-napa awas Lo"
"Tenang aja mas aman kalo sama gue mah"
"Serah. Inget jangan lupa minum obat sama vitaminnya"
"Iya kak Cep iyaa"
"Yaudah ayo Ngel. Duluan ya mas Cep"
"Hmm"Kak Rama pun mendorong kursi roda ku menuju mobil miliknya. Dia pun membuka pintu mobilnya lalu mengangkat ku dan mendudukkan ku di kursi samping kemudi. Dia pun melipat kursi roda ku dan menaruhnya di bagian belakang mobil setelahnya dia pun duduk di kursi kemudi.
Kak Rama pun menghentikan mobilnya disebuah restoran. Dia mendorong kursi rodaku masuk kedalam restoran tersebut. Kak Rama pun memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan. Setelah selesai makan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke GOR.
Setibanya di GOR kak Rama pun membeli dua buah tiket. Kami pun menukarkannya lalu masuk kedalam GOR. Kak Rama memutuskan untuk duduk di kursi yang tak jauh dari bench. Pertandingan pun terus berganti hingga pertandingan terakhir. Kak Rama pun mengantarkan ku kembali ke penginapan TNI AU.
Kak Rama mengantarkan ku sampai ke depan tempat resepsionis yang dimana disana sudah ada om Sigit, om Ryan dan juga kak Kaula. Om Sigit pun mengambil alih kursi roda ku dan mendorongnya menuju kamar setelah kak Rama pamit pulang.
"Ngel besok nggak usah ke GOR dulu. Cep bilang kalo jadwal terapi kamu di majukan jadi besok karena dokternya mau keluar kota"
"Eum iya om"
"Kamu mau langsung tidur atau bersih² dulu"
"Angel mau bersih² dulu om"
"Yaudah om bantuin"
"Nggak usah om Angel cuma mau cuci muka sama ganti baju aja kok"
"Yaudah om tungguin disini"
"Oke"Om Sigit mendorong ku menuju ke kamar mandi. setelah aku selesai mencuci wajah dan mengganti pakaianku om Sigit pun mendorong ku keluar kamar mandi dan membaringkan ku ke ranjang. Om Sigit menyelimuti ku lalu mengecup keningku setelahnya dia pun keluar kembali ke kamarnya.
Aku terbangun pada pukul 7 pagi. Aku mendudukkan diriku lalu tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Om Sigit masuk kedalam bersama dengan kak Kaula.
"Selamat Pagi Ngel"
"Pagi juga kak Kaula"
"Ngel kamu bersih² dulu ya terus kita berangkat ke rumah sakit. Cep sama Nibras udah otw kesini"
"Oke om"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELISTA
Fantasysangat disayang dan dimanjakan oleh keluarga merupakan suatu impian seorang anak satu-satunya apalagi dia perempuan