0.2 - Welcome!

34 8 4
                                    

Hari ini adalah pertemuan pertama tatap muka dan penyambutan anggota baru ekstrakurikuler kerohanian Islam. Setiap siswa baru wajib memilih minimal satu ekstrakurikuler yang diminatinya. Siswa kelas XI dan XII juga diperbolehkan bergabung dalam ekstrakurikuler.

Saat ini, sekitar 22 siswa menjadi keluarga baru di ekstrakurikuler kerohanian Islam. Terdiri dari 12 perempuan dan 10 laki-laki dari berbagai kelas. Salah satu manfaat bergabung di ekstrakurikuler adalah membangun relasi pertemanan antar kelas.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap sepasang pembawa acara serempak. Mereka adalah Zahra dan Syahida, dua gadis IPS yang terkenal dengan kemampuan public speaking-nya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut para anggota.

Acara penyambutan dimulai berdasarkan susunan acara. Masing-masing pengurus inti memperkenalkan diri sesuai jabatannya. Di sisi lain, seorang gadis merasa sedikit canggung dengan kegiatan tersebut. Hari ini adalah hari pertamanya mengikuti pertemuan ekstrakurikuler secara tatap muka.

"Laya, kamu lihat dua perempuan yang ada di sana nggak?" tanya Runda berbisik, menunjuk ke ujung sebelah kirinya.

"Iya lihat, kok. Kenapa, Nda?" jawab Laya.

"Mereka itu teman kelas kita nggak, sih?" tanya Runda memastikan.

"Iya, itu Dayi dan Asyi. Kamu sekretaris, Nda, masa lupa," ucap Laya sambil berbalik menatap Runda.

"Bukan gitu maksudku, aku hanya memastikan. Takutnya salah, nggak enak," jawab Runda pelan.

"Hm, iya juga, ya," sahut Laya sambil mengangguk setuju.

Runda terus memperhatikan Dayi dan Asyi di ujung sebelah kiri. Ia merasa asing dengan mereka, bukan sebagai teman kelas, tetapi sebagai anggota kerohanian Islam. Runda tidak pernah melihat Dayi dan Asyi dalam pertemuan online.

* * *

Acara penyambutan berjalan lancar. Runda, Laya, dan Litha bersiap-siap pulang.

Namun, tiba-tiba dua perempuan yang Runda perhatikan sejak tadi menghampiri mereka. Runda semakin penasaran dengan maksud kedatangan Dayi dan Asyi.

"Hai, assalamualaikum," ucap salah satu perempuan itu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka serempak.

"Kamu Dayi dan Asyi, 'kan?" tanya Laya memastikan.

"Iya, benar," jawab mereka ramah.

"Hai Dayi, hai Asyi, aku Runda," ucap Runda sambil nyeletuk.

"Hai, Runda," ucap mereka sambil berjabat tangan.

"Aku nggak tahu kalau kamu anggota ekskul rohis juga, atau aku yang kurang sadar, ya?" tanya Runda kepada Laya dan Litha.

"Nggak kok, kita baru join juga di ekskul rohis," jawab Asyi.

"Kalian yang waktu itu papasan sama aku di depan gerbang, ya?" tanya Litha spontan.

"Iya, itu kita. Kamu wakil ketua keputrian, 'kan? Makanya kita minta nomor ketua rohisnya waktu itu," jawab Dayi dengan nada riang.

"Ya ampun, maaf-maaf ... aku nggak sadar kalau itu kalian," ucap Litha dengan nada memohon.

"Eh, nggak apa-apa. Kita ke sini karena mau kenal lebih dekat sama kalian. Boleh nggak, ya, kira-kira?" tanya Asyi memastikan.

"Boleh banget! Aku juga sudah memperhatikan kalian saat kegiatan tadi," sahut Runda.

"Wah, qadarallah kita dipertemukan sebelum pulang, ya," jawab Laya dengan senang.

"Sudah sore, nih. Kita ngobrol sambil jalan ke depan, yuk!" ajak Litha bersemangat.

"Yuk, boleh," jawab mereka.

Selama berjalan menuju gerbang, senyum mereka terukir indah. Lima gadis yang dipersatukan oleh sebuah perkumpulan yang insyaallah penuh keberkahan. Mungkin sudah menjadi takdir mereka untuk bersatu. Dalam hati mereka masing-masing, terbersit rasa ingin mengenal satu sama lain lebih dekat.

* * *

Lima Senja di Langit MadrasahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang