01.

750 50 12
                                    

"Lettaaa" Hera berlari dan memeluk sahabatnya yang juga baru sampai di parkiran. Mereka berdua mengenakan jaket kulit yang sama walaupun berbeda warna.

Milik Hera berwarna cokelat, sedangkan milik Letta berwarna hitam. Meskipun mereka imut-imut manjalita, tapi kepribadian mereka jika di luar rumah akan berubah.

Menjadi powerangers, engga dong.

Letta cuma senyum sambil balas pelukan sahabatnya itu. Mereka berjalan melewati lorong sekolah, dan berpapasan dengan geng yang disebut-sebut sebagai 'Pangeran Sekolah'.

Kalo kata Hera sih, "eww pangeran sekolah tapi ngga ada ganteng-gantengnya sama sekali"

Geng Hera yang mana terdiri dari 4 orang dan juga geng pangeran sekolah itu yang terdiri dari 4 orang juga, saling bermusuhan. Kalau ketemu, ada aja yang diributkan. Warga sekolah sampai heran mau misahin gimana lagi.

Tidak tau saja di antara mereka sudah ada yang saling menjalin hubungan. Tapi, biarkan hubungan mereka tetap menjadi rahasia.

Hera menghela nafasnya karena lagi-lagi manusia menyebalkan ini memblokir jalannya. Hera dan Letta cuma berdua, sedangkan mereka berempat. Ngga imbang dong, ya kan?

"Mau ngapain lagi lo?" tanya Hera dengan malas, manusia menyebalkan itu (menurut Hera) hanya mengedikkan bahunya.

"Cuma mau lewat sini sih, ngga salah kan? Ini jalan umum" jawab Jezzan dengan ekspresi santainya.

"Sebelah lo masih ada jalan lebar, kenapa harus di depan kita?" ini Letta yang menyauti, Hera mengangguk kecil tanda setuju.

"Ya terserah gue dong. Kaki kaki gue, suka-suka gue" Letta merotasikan matanya mendengar jawaban Jezzan, mereka berdua mendorong geng pangeran itu hingga mereka minggir dan membiarkan dua botol yakult itu lewat.

"Ngeselin banget bocah" gumam Hera yang kesal dengan tingkah Jezzan yang semakin hari semakin menyebalkan jika dilihat-lihat.

Mereka berdua memasuki kelas dengan wajah kusut, membuat dua teman mereka yang berada di bangku belakang bingung.

"Lo berdua kenapa?" tanya Sera sambil mengguncangkan bangku Hera.

Hera dan Letta segera membalik badan dan menelungkupkan kepala mereka di lipatan tangan.

"Pasti abis ketemu bocah-bocah itu kan?" tebak Jena dan diangguki Hera. Letta mendongakkan kepalanya.

"Ngeselin banget pagi-pagi, harusnya gue berangkat jam lima kali ya biar ngga ketemu" gerutu Letta, Hera mengangguk sambil mengangkat kepalanya.

"Yaudah sih jangan diladenin, nanti malah menjadi-jadi mereka" saran Sera. Ya walaupun dia tau. Diladenin atau tidak, mereka akan tetap berulah. Sera saja sudah lelah menghadapi empat manusia yang sok kegantengan itu.

"Ser, ada kumpul osis nih, jam ke empat tapi" Sera mengangguk ketika mendengar informasi dari Jena. Mereka berdua anggota osis, Jena sebagai Sekretaris dan Sera Wakil Ketua Osis.

"Yah, kalian ngga bisa istirahat bareng dong?" Hera memasang raut muka sedih,

"Ngga deh kayaknya. Lo tau sendiri, abis ini ada classmeet karena udah di penghujung tahun" Hera dan Letta mengangguk paham.

Mereka berdua berbalik badan menghadap depan karena guru mata pelajaran pertama sudah memasuki kelas mereka.

🌱

"Arthur, ini nadanya tinggi. Kamu bisa mengatasi?" ucap Aera sambil duduk di kursi. Yisha berada di samping Aera untuk mengawasi, sekaligus membantu rapper grup yang kesulitan menyesuaikan suasana musiknya.

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang