06.

322 36 1
                                    

"Lo sehari aja ngga jahil bisa ngga?!" kesal Hera karena sejak tadi Jezzan mengikuti langkahnya sambil menarik-narik tasnya, bahkan rambutnya juga ikut ditarik.

Mood Hera hancur di siang hari yang panas ini. Udah panas, ditambah kejahilan Jezzan. Apa ngga tambah turun tuh mood Hera?

"RA DI BAWAH LO ADA KECOA RA!" teriakan dari arah belakang membuat Hera langsung panik dan mendekat ke arah Jezzan sambil tidak sadar memeluk Jezzan dari belakang dan menyembunyikan wajahnya di punggung Jezzan.

"MANA KECOA NYA?! USIR JEEEE" Hera mengeratkan pelukannya, suara tawa yang menggelegar seisi lorong membuat beberapa siswa-siswi yang ada di sana ikut menolehkan kepala.

Hera kenal tawa jenaka itu milik siapa. Iya, sudah pasti. Milik--

"LETTA ANJING, SINI LO" Hera melepaskan pelukannya dari Jezzan dan berbalik mengejar Letta yang sudah berlari menjauhi Hera.

Letta tertawa puas karena menjahili Hera. Sebenarnya dia sudah lelah melihat Hera yang selalu adu mulut dengan Jezzan. Mending kalo adu mulutnya itu nyatu, eh maksudnya... Engga jadi deh.

Back to story aja.

Sedangkan Jezzan cuma ikut tertawa sambil menghampiri tiga temannya yang menunggu di dekat tangga menuju rooftop. Mereka lagi berada di lantai dua anyway.

"Seneng kan lo dipeluk-peluk Hera?" goda Jay sambil menaik-turunkan alisnya.

"Terimakasih dong sama pacar gue" Juniel berucap santai. Mereka bertiga sudah tau tentang hubungan Juniel dan Letta, karena Raka yang tiba-tiba keceplosan saat membahas persoalan wanita di tongkrongan mereka kemarin.

Bilangnya doang rahasianya aman, akhirnya keceplosan juga. Dasar Raka. Juniel meminta agar mereka merahasiakan hubungannya dengan Letta, karena Letta inginnya backstreet.

"Kalo udah jadian aja, dah ah. Gue pengen bolos" Jezzan menaiki tangga diikuti Juniel, Jay, dan Raka.

Mereka berempat membolos ke rooftop. Eh ternyata di rooftop ada anak OSIS, yang ngga lain adalah Jena dan Sera.

Dua cewek itu melipat tangan mereka di dada, membuat mereka berempat tersenyum kikuk.

"Ketauan kan lo berempat suka bolos ke sini" tuduh Sena, yang mana tuduhan itu benar adanya.

"Balik, guru matpel kalian udah mau masuk" suruh Jena, mereka berempat sudah mau berbalik tapi suara Sera menghentikan mereka.

"Tunggu" Sera mengadahkan tangannya, mereka berempat bingung.

"Rokok" ucap Sera membuat mereka mendesah tak terima.

"Gue baru beli ini ser, please lah" keluh Jay yang diangguki Raka. Sera malah menatap tajam ke arah Raka, membuat Raka dengan gampangnya menyerahkan sebungkus rokok yang baru dia beli.

Jay mengernyit bingung, biasanya juga adu bacot dulu baru ngasih. Apa jangan-jangan,

"Lo jadian sama Sera?" tuding Jay membuat Raka terkejut, kok bisa tau?!

"Kalo iya kenapa? Lo mau nonjok Sera, hah?!" sewot Jena membuat Jay berdecih.

"Sewot aja lo botol yakult, nih" Jay memberikan rokoknya, Jena menatap tidak terima karena dibilang botol yakult.

Mereka berempat sudah mau pergi lagi, tapi Sera kembali menghentikan mereka.

"Cuma dua, kurang dua. Mana?"

"El, gue bilangin Letta. Jangan dipikir gue ngga tau hubungan lo berdua ya" ancaman Jena berhasil membuat Juniel menyerahkan sebungkus rokoknya yang tinggal empat batang itu.

"Jez, gue bilangin--"

"Gue ngga ada hubungan sama dia, dan gue ngga bawa rokok" ucapnya, lalu pergi begitu saja diikuti tiga temannya yang lain.

Sera menelengkan kepala, "padahal gue bilang mau aduin ke bang Jason" dia menggaruk pelipis nya, Jena menepuk bahunya.

"Yaudah, mungkin dia emang ngga bawa rokok. Dah ah, cabut aja yuk" akhirnya mereka berdua menuruni tangga tanpa tau jika empat manusia itu sedang bersembunyi di belakang dinding supaya bisa melancarkan aksi 'mari membolos bersama' nya.

"Dasar ciwi, emang bisa diboongin" mereka berempat naik ke atas setelah Jay bilang seperti itu.

Jezzan mengeluarkan dua bungkus rokok dari saku celananya dan membagikannya pada Juniel, Jay, dan Raka yang rokoknya sudah terkena sita.

🌱

Yisha baru saja terbangun dari tidurnya, hari ini dia mendapat libur untungnya. Dia melihat ke sekeliling. Menyadari jika ini bukan kamarnya, Yisha terkejut.

Tentu saja, siapa yang tidak terkejut ketika bangun tiba-tiba berada di kamar lain. Lalu dia baru ingat jika semalam dia bermain ke rumah Kyle.

Yisha memijat keningnya yang terasa pusing karena langsung terduduk setelah tidur karena terkejut. Dia melirik ke sampingnya, semakin terkejut ketika Damian berada di sampingnya.

Dengan tangan yang melingkar di perutnya, Damian tidur dengan nyenyak. Yisha perlahan menyingkirkan tangan Damian, dan turun dari ranjang.

Dia mencari Kyle, tapi tidak menemukan anak yang sedikit bandel itu. Akhirnya, dia menemukan Kyle yang sedang menikmati camilan dan sebuah jus di gazebo belakang rumah.

Yisha mendekat, "Kyle, sudah makan?" Kyle menoleh dan menggeleng. Yisha berdecak,

"Kamu harus makan dulu, baru makan camilan. Itu ngga sehat buat badan kamu, abis ini comeback loh. Kalo pak Juna ngomel, kakak ngga ikutan loh ya"

Kyle merengek karena tidak bisa menikmati camilan kesukaannya. Dia lupa kalau bulan depan sudah comeback bersama grupnya. Habis lah dia dimarahi pak Juna ini.

Yisha akhirnya membereskan camilan Kyle dan membiarkan Kyle menikmati jus itu. Karena itu sehat, jadi Yisha membiarkannya.

Yisha membereskan barangnya, dia harus pulang karena Jengga pasti menunggunya di rumah. Kebetulan juga, Damian sudah turun dari kamarnya.

"Dam, gue-- pulang dulu" Yisha berucap sedikit gugup, karena ini pertama kalinya mereka berbincang setelah tiga tahun lost contact.

"Gue anter"

"Ng-ngga usah--"

"Gue yang bawa lo ke sini, jadi gue harus nganter lo pulang" Yisha mendengus pasrah, Damian sudah mengambil kunci mobilnya.

Mereka berdua memasuki mobil Damian, dan Damian melajukan mobilnya ke arah rumah Yisha. Dia masih hafal jalan ke rumah Yisha walaupun tiga tahun tidak bertemu.

"Thanks, dam" Damian mengangguk, Yisha turun dari mobil Damian dan memasuki rumahnya.

Damian hanya memandang dari dalam mobil, merindukan senyuman Yisha saat bersamanya. Jika Yisha baru selesai menginap di rumahnya, dan dia mengantar Yisha pulang, dia akan mendapatkan kecupan singkat di pipinya.

Tapi sekarang keadaan sudah berbeda, apa yang Damian harapkan? Bisa saja Yisha sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya. Damian melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah.

"Cie yang abis nginep di rumah mantan nih" goda Jengga saat Yisha baru saja memasuki rumah. Yisha merotasikan matanya dan berdecak.

"Ck, itu karena Kyle yang minta" Jengga mengangguk paham. Tentu dia tau siapa Kyle. Adiknya Damian yang sekarang menjadi salah satu anggota boyband terkenal, seseorang yang sangat mendukung hubungan Yisha dan abangnya.

Jengga menggelengkan kepala heran, mungkin bocil itu masih belum bisa move on dari hubungan Yisha dan abangnya.

##

See ya.

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang